Sajikabar – Ribuan umat Buddha tumpah ruah di Dharamshala, India, Sabtu (6/7). Mereka datang dari berbagai penjuru dunia untuk merayakan hari jadi Dalai Lama yang ke-89. Suasana khidmat bercampur sukacita terasa kental di kediaman spiritual sang pemimpin Tibet. Momen ini menjadi ajang bagi umat untuk berkumpul, memanjatkan doa, dan menyampaikan harapan terbaik untuk kesehatan serta umur panjang Dalai Lama.
Perayaan Ulang Tahun Dalai Lama di Dharamshala: Sebuah Tradisi Pengasingan
Dharamshala, yang terletak di kaki pegunungan Himalaya yang megah, telah lama menjadi rumah bagi Dalai Lama dan para pengikutnya sejak tahun 1959. Setelah pemberontakan di Tibet gagal melawan pemerintahan Tiongkok, kota ini menjadi pusat budaya dan spiritual Tibet di pengasingan. Tak heran, setiap tahunnya Dharamshala menarik ribuan wisatawan dan peziarah. Perayaan ulang tahun Dalai Lama selalu menjadi agenda yang dinanti-nantikan oleh umat Buddha di seluruh dunia. Tahun ini, perayaan digelar dengan sederhana, namun tetap sarat makna, dengan serangkaian acara keagamaan dan budaya yang memukau.
Rangkaian perayaan dibuka dengan upacara keagamaan pagi yang dipimpin oleh para biksu senior. Umat berkumpul di kuil utama, khusyuk mendengarkan khotbah dan mengikuti ritual. Lantunan mantra dan doa memenuhi udara, menciptakan atmosfer yang menenangkan dan penuh kedamaian. Selepas upacara, pengunjung disuguhi berbagai pertunjukan seni dan budaya Tibet, mulai dari tarian tradisional yang mempesona, alunan musik yang menyentuh hati, hingga drama yang memikat. Pertunjukan ini tak hanya menjadi hiburan, tapi juga jendela untuk mengenal kekayaan budaya Tibet.
“Kami merasa sangat terhormat bisa merayakan ulang tahun Guru kami di Dharamshala,” ungkap Tenzin Gyatso, seorang umat asal Nepal yang sengaja datang untuk merayakan momen ini. “Kehadiran Dalai Lama adalah sumber inspirasi dan kekuatan bagi kami. Kami berharap beliau selalu sehat dan panjang umur agar terus membimbing kami di jalan Dharma.”
Suasana Penuh Harapan di Dharamshala
Suasana perayaan di Dharamshala tahun ini terasa begitu istimewa. Ribuan umat dari berbagai negara, dengan bangga mengenakan pakaian tradisional Tibet, berkumpul dengan senyum merekah. Wajah-wajah mereka memancarkan kedamaian dan harapan. Bendera-bendera doa berwarna-warni berkibar tertiup angin, semakin menambah semarak suasana. Aroma dupa dan bunga segar memenuhi udara, menciptakan suasana yang nyaris sakral.
Sepanjang hari, umat tak henti-hentinya berdatangan ke kuil untuk memberikan penghormatan kepada Dalai Lama. Mereka membawa persembahan berupa bunga, buah-buahan, dan kain sutra berwarna-warni. Bahkan, beberapa di antara mereka rela menempuh perjalanan jauh dari desa-desa terpencil di Himalaya demi bisa hadir dalam perayaan ini. Kehadiran mereka adalah bukti nyata betapa besar rasa hormat dan cinta mereka kepada Dalai Lama.
Selain umat Buddha, perayaan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan politik dari berbagai negara. Mereka hadir untuk menyampaikan ucapan selamat dan dukungan kepada Dalai Lama serta masyarakat Tibet. Kehadiran mereka menjadi simbol solidaritas internasional terhadap perjuangan Tibet untuk melestarikan identitas budaya dan agama mereka.
“Kami sangat menghargai dukungan yang telah diberikan oleh teman-teman kami dari seluruh dunia,” ujar Penpa Tsering, Perdana Menteri Pemerintah Tibet di Pengasingan, dengan nada penuh terima kasih. “Kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut agar kami dapat mencapai tujuan kami, yaitu otonomi yang berarti bagi Tibet.”
Doa dan Harapan untuk Sang Guru
Di tengah semarak perayaan ulang tahun Dalai Lama, harapan dan doa dari umat mengalir deras. Mereka berharap agar Dalai Lama senantiasa sehat, panjang umur, dan terus membimbing mereka di jalan Dharma. Mereka juga berharap agar suatu hari nanti Dalai Lama dapat kembali ke Tibet dan memimpin masyarakat Tibet menuju kedamaian dan kebahagiaan. Kerinduan itu terasa begitu kuat.
“Kami sangat merindukan kehadiran Dalai Lama di Tibet,” ungkap Lobsang Wangyal, seorang biksu asal Tibet yang menetap di Dharamshala, dengan nada sendu. “Kami berharap suatu hari nanti beliau bisa kembali ke tanah airnya dan memimpin kami menuju masa depan yang lebih baik.”
Tak hanya harapan untuk Dalai Lama, umat juga memanjatkan doa agar masalah Tibet segera menemukan solusi damai. Mereka berharap pemerintah Tiongkok bersedia membuka dialog dengan Dalai Lama dan perwakilan masyarakat Tibet untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan. Selain itu, mereka juga berharap agar hak asasi manusia masyarakat Tibet dapat dihormati dan dilindungi sepenuhnya.
Perayaan ulang tahun Dalai Lama ke-89 di Dharamshala menjadi momentum penting bagi umat Buddha di seluruh dunia untuk mempererat persatuan dan solidaritas. Perayaan ini juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa pentingnya menjaga kedamaian, toleransi, dan kasih sayang di dunia yang semakin kompleks ini.
Sebagai informasi tambahan, Dalai Lama dikenal luas sebagai sosok yang tanpa lelah memperjuangkan perdamaian dunia dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan. Atas jasanya, beliau telah menerima berbagai penghargaan internasional bergengsi, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1989. Di usianya yang ke-89, Dalai Lama masih aktif memberikan ceramah dan menulis buku tentang spiritualitas, etika, dan perdamaian dunia. Beliau terus menjadi sumber inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia. ***