Sajikabar – Jangan main-main kalau berkunjung ke negara orang. Apalagi sampai main fisik, apalagi sama petugas. Kejadian di bandara ini bisa jadi pelajaran. Seorang pria asal Mesir terpaksa dipulangkan paksa dari Amerika Serikat gara-gara menyerang seekor anjing pelacak di Bandara Internasional Washington Dulles, Virginia. Gara-garanya? Si anjing mencium gelagat mencurigakan di barang bawaannya.
Drama di Bandara Washington Dulles
Ceritanya begini, Hamed Ramadan Bayoumy Aly Marie, pria berumur 70 tahun, baru saja mendarat di Bandara Internasional Washington Dulles, Selasa (24/6) lalu. Kedatangannya langsung jadi perhatian setelah seekor anjing pelacak mengendus sesuatu yang janggal di tasnya.
Anjing Pelacak Mengendus Barang Mencurigakan
Saat Hamed menunggu bagasinya, Freddie, anjing beagle yang bekerja untuk Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP), mendekati tasnya. Freddie ini bukan anjing biasa, dia sudah terlatih khusus untuk mendeteksi barang-barang terlarang yang mencoba masuk ke Amerika Serikat. Nah, kali ini, Freddie memberi sinyal kuat setelah mencium bau yang mencurigakan dari tas Hamed.
Si Anjing Ditendang!
Setelah Freddie memberi tanda, pawangnya mendekati Hamed untuk menanyakan soal temuan itu. Tapi, respons Hamed jauh dari kata kooperatif. Tiba-tiba saja, ia menendang Freddie dengan keras sampai anjing itu terpental! Petugas CBP yang melihat kejadian itu tentu saja kaget dan langsung bertindak. “Kekerasan terhadap hewan yang sedang bertugas itu tidak bisa ditoleransi,” kata seorang sumber internal CBP.
Ditangkap dan Dideportasi
Petugas CBP langsung mengamankan Hamed dan menyerahkannya ke pihak berwajib. Setelah diinvestigasi, pihak berwenang memutuskan untuk mendeportasi Hamed pada Kamis sore. Deportasi ini jadi hukuman atas tindakannya menyerang anjing pelacak dan mencoba menyelundupkan barang ilegal. “Prioritas utama kami adalah menjaga keamanan perbatasan, dan kami tidak akan menolerir tindakan yang membahayakan petugas kami, baik manusia maupun hewan,” tegas juru bicara CBP.
CCTV Merekam Semuanya, Kondisi Freddie Memprihatinkan
Kejadian penyerangan itu terekam jelas oleh kamera pengawas CCTV di area pengambilan bagasi. Rekaman itu menunjukkan dengan jelas bagaimana Hamed menendang Freddie hingga terpental. Bukti ini semakin memperkuat kasusnya.
Setelah kejadian itu, Freddie langsung dilarikan ke dokter hewan. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan ada memar dan nyeri di tulang rusuk kanannya. Untungnya, pemeriksaan lanjutan memastikan tidak ada kerusakan serius pada organ dalamnya. “Freddie adalah bagian penting dari tim kami, dan kami akan memastikan dia mendapat perawatan terbaik dan pemulihan penuh,” kata seorang petugas CBP yang merawat Freddie. Sekarang, Freddie sedang dalam masa pemulihan dan diharapkan bisa segera kembali bertugas.
Ternyata Bawa Barang Ilegal
Setelah insiden penyerangan itu, petugas CBP memeriksa seluruh barang bawaan Hamed. Hasilnya? Lebih dari seratus pon makanan terlarang disembunyikan di dalam tasnya! Ada 55 pon daging sapi, 44 pon nasi, 15 pon terong, mentimun dan paprika, dua pon biji jagung, dan satu pon ramuan herbal.
Menurut peraturan CBP, semua produk pertanian yang ditemukan Freddie dilarang masuk ke Amerika Serikat karena berpotensi membawa hama dan penyakit yang bisa membahayakan pertanian lokal. Barang-barang itu akhirnya disita dan dimusnahkan oleh petugas CBP. “Upaya penyelundupan produk pertanian ilegal seperti ini bisa menimbulkan risiko serius bagi pertanian dan ekonomi kita,” jelas Christine Waugh, direktur pelabuhan daerah CBP untuk wilayah Washington, D.C.
Kata CBP Soal Kejadian Ini
Menanggapi insiden ini, Christine Waugh mengatakan bahwa pihaknya sangat mengandalkan anjing-anjing seperti Freddie dalam menjaga keamanan perbatasan. Ia juga menegaskan bahwa CBP tidak akan menolerir kekerasan terhadap petugas, baik manusia maupun hewan. “Kami sangat bergantung pada anjing-anjing kami dan Freddie hanya melakukan pekerjaannya. Serangan terhadap salah satu dari kami adalah serangan terhadap kita semua, dan CBP akan terus bekerja sama dengan mitra investigasi untuk menindak para pelaku,” tegasnya.
Insiden ini jadi pengingat pentingnya menghormati hukum dan peraturan di negara lain, serta menghargai peran penting anjing pelacak dalam menjaga keamanan perbatasan. Kasus ini juga menunjukkan komitmen CBP dalam melindungi pertanian Amerika Serikat dari ancaman hama dan penyakit yang dibawa oleh produk pertanian ilegal. Ke depannya, CBP akan terus meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum untuk mencegah penyelundupan dan melindungi petugasnya dari tindakan kekerasan. ***