Adhisty Zara Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Ayah, Nggak Akur Bukan Berarti Nggak Sayang!
Adhisty Zara Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Ayah, Nggak Akur Bukan Berarti Nggak Sayang!

Adhisty Zara Blak-blakan Soal Hubungannya dengan Ayah, Nggak Akur Bukan Berarti Nggak Sayang!

Sajikabar – Adhisty Zara, si aktris muda yang makin bersinar, baru-baru ini cerita blak-blakan soal hubungannya dengan sang ayah, Mario Saladin Akbar Kusumawardhana. Ternyata, ada cerita seru di balik layar tentang bagaimana mereka berdua berinteraksi. Zara mengakui, nggak jarang ada tantangan komunikasi yang mewarnai hubungan mereka. Tapi, dia langsung menegaskan, semua ini bukan berarti dia kurang sayang sama papanya, lho!

Hubungan Zara dan Ayahnya: Keras Kepala dan Gengsi Tinggi

“Aku sama ayah memang nggak terlalu dekat, ya, karena keras aja sih,” ungkap Zara saat ngobrol santai di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Dia cerita, salah satu penyebabnya adalah karakter mereka berdua yang sama-sama keras. “Ayah aku itu tipe orang tua yang keras banget, terus gengsian juga,” lanjutnya.

Nah, karakter-karakter inilah yang bikin semacam tembok di antara mereka. Zara jujur bilang, nggak gampang buat ngobrolin perasaan atau diskusi terbuka sama ayahnya. Gengsi yang tinggi, baik dari Zara maupun ayahnya, seringkali bikin susah buat ngobrol yang hangat dan akrab. Menurut Zara, ini memang realita yang harus dia terima.

Walaupun nggak selalu mulus, Zara tetap menekankan kalau hubungannya sama ayahnya nggak jelek-jelek amat. Dia mengakui kok, rasa sayang dan hormat itu tetap ada, meskipun nggak selalu diungkapin dengan kata-kata. “Jadi bukan karena nggak sayang, tapi memang karakter kita aja yang bikin nggak bisa ngobrol dekat,” tegas aktris berusia 22 tahun ini. Kelihatan banget ya, Zara udah dewasa banget dalam memahami hubungan keluarga yang kompleks. Dia sadar, cinta nggak harus selalu diumbar, tapi bisa ditunjukin dengan cara lain.

Zara: Bukan Nggak Sayang, Cuma Susah Ngobrol

Lebih lanjut, Zara ngejelasin kalau susahnya komunikasi sama ayahnya bukan berarti dia nggak cinta atau nggak hormat. “Susah sih jelasinnya, tapi intinya bukan berarti kita nggak sayang,” katanya. Walaupun nggak seakrab yang dia harapkan, Zara tetap menghargai banget peran dan keberadaan ayahnya di hidupnya. “Ayah tetaplah ayah, dan aku akan selalu sayang sama dia,” imbuhnya dengan tulus.

Menurut psikolog keluarga, Dr. Anna Surti Ariani, kondisi kayak yang dialami Zara ini wajar banget, kok. “Perbedaan karakter antara anak dan orang tua memang sering jadi masalah dalam komunikasi. Apalagi kalau keduanya sama-sama punya karakter yang kuat,” jelas Dr. Anna saat dihubungi via telepon. Dia nambahin, penting banget buat kedua belah pihak buat sadar dan menerima perbedaan ini, dan berusaha nyari cara komunikasi yang efektif dan sesuai sama karakter masing-masing.

Zara sendiri bilang lagi berusaha buat memperbaiki cara dia ngobrol sama ayahnya. Dia sadar, perubahan nggak bisa langsung cling terjadi gitu aja, tapi dia optimis kok, dengan sabar dan mau saling memahami, hubungan mereka pasti bisa lebih baik. “Aku percaya deh, sedikit demi sedikit pasti ada perubahan,” ujarnya penuh harapan.

Beda Banget Hubungan Zara sama Ibu dan Ayah

Beda banget ceritanya kalau ngomongin hubungan Zara sama ibunya, Sofia Yulinar. Aktris yang namanya melejit lewat film “Dua Garis Biru” ini mengaku deket banget sama bundanya. “Kalau sama Mama alhamdulillah ya, deket banget. Kalau sama ayah susah komunikasinya. Ya, gitu deh kurang lebih,” ungkapnya sambil senyum. Kedekatan ini, menurut Zara, karena mereka punya karakter dan pola pikir yang mirip.

Di mata Zara, ibunya adalah sosok yang pengertian, suportif, dan selalu ada buat dia. Mereka sering banget ngabisin waktu bareng, cuma buat ngobrol-ngobrol, belanja, atau bahkan liburan. Komunikasi antara Zara dan ibunya juga lancar jaya, nggak ada hambatan sama sekali. “Mama itu selalu jadi tempat curhatku. Dia selalu kasih masukan yang bijak dan bikin tenang,” puji Zara.

Perbedaan hubungan Zara sama ibu dan ayahnya ini nunjukkin pentingnya kesamaan karakter dan pola pikir buat membangun kedekatan emosional. Walaupun nggak menjamin hubungan yang harmonis, kesamaan ini bisa bikin komunikasi lebih mudah dan bikin ikatan antara anak dan orang tua jadi lebih kuat. Tapi, bukan berarti perbedaan karakter jadi penghalang mutlak ya. Dengan kemauan buat saling memahami dan menyesuaikan diri, hubungan yang baik tetap bisa kok terjalin.

Film “Bertaut Rindu” dan Pengaruhnya ke Zara

Ternyata, keterlibatan Zara di film “Bertaut Rindu” ngasih dampak yang lumayan signifikan buat cara dia mikir tentang hubungan keluarga. Film yang ngebahas soal hubungan anak dan orang tua ini, menurut Zara, bikin dia sadar betapa pentingnya komunikasi dan saling pengertian dalam keluarga. “Setelah syuting film ini, aku jadi lebih mikir ke diri sendiri. Aku jadi sadar kalau aku perlu lebih berusaha buat memahami ayah,” aku Zara.

Zara cerita, proses syuting film “Bertaut Rindu” ngasih dia kesempatan buat ngeliat dinamika hubungan keluarga dari sudut pandang yang beda. Dia belajar tentang berbagai macam masalah yang dihadapi keluarga, dan gimana cara ngatasinnya. “Film ini ngajarin aku kalau nggak ada keluarga yang sempurna. Setiap keluarga pasti punya masalahnya masing-masing,” tuturnya.

Zara juga bilang, film “Bertaut Rindu” nginspirasi dia buat ngambil langkah-langkah nyata dalam memperbaiki hubungannya sama sang ayah. Dia mulai berusaha buat lebih sering ngobrol sama ayahnya, walaupun cuma sekadar nanyain kabar atau cerita tentang kegiatan sehari-hari. “Aku tahu ini nggak gampang, tapi aku akan terus berusaha,” tegasnya.

Film “Bertaut Rindu”, yang rencananya bakal tayang awal tahun depan, semoga bisa jadi inspirasi buat banyak keluarga di Indonesia. Film ini ngingetin kita tentang pentingnya cinta, kasih sayang, dan komunikasi buat membangun hubungan keluarga yang harmonis. “Semoga film ini bisa ngasih dampak positif buat semua orang yang nonton,” harap Zara. Dengan pengalamannya sendiri, Zara ngebuktiin kalau introspeksi diri dan kemauan buat berubah bisa ngasih dampak positif dalam hubungan keluarga, walaupun nggak instan, tapi berharga banget buat diperjuangin. ***

Tentang Guntur Maulana

Hello everyone! Nama saya Guntur dan saya adalah content creator yang selalu hunt for viral topics. Kalau kalian mau tau apa yang lagi hot dan happening, follow tulisan saya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru