Adi Nugroho Batal Haji Furoda, Kisah Ikhlas yang Menyentuh Hati
Adi Nugroho Batal Haji Furoda, Kisah Ikhlas yang Menyentuh Hati

Adi Nugroho Batal Haji Furoda, Kisah Ikhlas yang Menyentuh Hati

Sajikabar – Adi Nugroho dan Donita harus menelan pil pahit. Impian mereka untuk menunaikan ibadah haji tahun ini kandas di tengah jalan. Visa Furoda yang diharapkan menjadi jalan pintas ke Tanah Suci ternyata tak kunjung terbit, membuat rencana yang sudah matang berantakan. Meski kecewa, Adi memilih untuk berdamai dengan keadaan. Ia justru melihat sisi positifnya, belajar tentang keikhlasan dan kesabaran, dan meyakini ada rencana Tuhan yang lebih baik.

Kekecewaan yang Cukup Dalam

Kabar kurang mengenakkan ini disampaikan Adi saat ditemui di sebuah acara televisi. Dengan nada bicara yang tetap ramah, ia menceritakan bagaimana ia dan Donita harus mengubur sementara niat untuk kembali ke Baitullah.

“Sebenarnya, persiapan sudah 99 persen. Kami berdua semangat banget mau berangkat haji tahun ini,” cerita Adi. “Tapi, ternyata visa Furoda yang kami urus nggak keluar. Ya, kami kecewa, tapi berusaha ikhlas menerima.”

Menurut Adi, Donita yang merasakan kekecewaan lebih mendalam. Sang istri memang sangat ingin kembali merasakan pengalaman spiritual di Tanah Suci. “Donita sih yang lebih sedih. Tapi, kami sepakat nggak mau larut dalam kesedihan. Kami yakin, Allah punya rencana yang lebih indah,” imbuhnya.

Visa Furoda, atau yang sering disebut visa haji mandiri, memang menawarkan jalan pintas bagi mereka yang ingin berhaji tanpa antre. Tapi, prosesnya tak semudah yang dibayangkan, dan biayanya pun lebih mahal. Kabar buruknya, tahun ini banyak calon jemaah haji Furoda yang bernasib sama dengan Adi dan Donita.

“Kami sempat ngobrol sama teman-teman artis lain yang senasib. Ternyata banyak juga yang visanya nggak keluar. Dari situ, kami makin yakin, mungkin memang belum rezeki kami tahun ini,” jelas Adi.

Meski begitu, Adi menegaskan bahwa ia dan Donita tak akan menyerah. Mimpi untuk berhaji tetap membara.

Mengambil Hikmah dari Sebuah Penundaan

Kegagalan ini justru menjadi guru kehidupan bagi Adi. Ia belajar tentang arti keikhlasan dan kesabaran, dua hal yang menurutnya sangat esensial. “Aku percaya, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Mungkin Allah mau menguji kami,” kata Adi bijak.

Ia menambahkan, pengalaman ini membuatnya semakin sadar bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan. Tak ada jaminan rencana kita akan selalu berjalan mulus.

“Kita cuma bisa berusaha dan berdoa. Hasilnya, kita serahkan sama Allah. Kalau Allah bilang ‘kun fayakun’, ya terjadi. Begitu juga sebaliknya,” ujarnya.

Adi memilih untuk fokus pada hal-hal positif lainnya. Ia bersyukur masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk beribadah dengan cara lain. “Kami tetap bisa bersedekah, bantu orang yang butuh, dan berbuat baik. Itu juga kan ibadah,” tuturnya.

Ia berharap, pengalamannya ini bisa menginspirasi orang lain untuk tetap semangat dan pantang menyerah. “Setiap kegagalan itu kesempatan untuk belajar dan jadi lebih baik. Jangan sampai kegagalan bikin kita down,” pesan Adi.

Menanggapi hal ini, pakar psikologi klinis, Dr. Andini, menjelaskan bahwa wajar jika seseorang merasa kecewa saat harapan tak sesuai kenyataan. Namun, penting untuk mengelola rasa kecewa itu dengan baik. “Menerima kenyataan, mencari dukungan dari orang terdekat, dan fokus pada hal positif bisa membantu,” jelas Dr. Andini.

Harapan yang Tak Padam

Meski gagal berangkat tahun ini, Adi dan Donita tak kehilangan asa. Mereka tetap bermimpi untuk bisa menunaikan ibadah haji di masa depan.

“Kami masih pengen banget berangkat haji. Semoga Allah kasih kami kesempatan lagi,” harap Adi. “Kami akan terus berdoa dan berusaha.”

Adi juga punya impian untuk bisa berangkat haji bersama seluruh keluarganya. “Pengen banget ajak orang tua, mertua, dan anak-anak haji bareng. Itu impian terbesar saya,” tuturnya.

Tentu saja, mewujudkan impian itu butuh persiapan yang matang dan biaya yang tak sedikit. “Kami akan persiapkan semuanya lebih baik lagi. Nabung terus juga,” kata Adi.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masyarakat untuk lebih hati-hati dalam memilih biro perjalanan haji dan umrah. Pastikan biro tersebut memiliki izin resmi dan reputasi yang baik.

“Jangan mudah tergiur dengan harga murah atau fasilitas mewah. Utamakan keamanan dan kenyamanan dalam beribadah,” pesan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief.

Kemenag juga mengingatkan bahwa kuota haji tahun depan akan kembali normal setelah beberapa tahun dibatasi akibat pandemi. Ini tentu menjadi angin segar bagi umat Muslim yang ingin berhaji. “Semoga makin banyak umat Muslim Indonesia yang bisa berangkat haji di masa depan,” pungkas Hilman. Adi Nugroho dan Donita pun berharap, kelak mereka bisa menjadi salah satu dari jutaan umat Muslim yang beruntung mendapatkan panggilan ke Tanah Suci. ***

Tentang Rino Yudhistira

Hai guys! Saya orangnya suka banget sama hal-hal yang lagi trending dan viral. Di sini saya akan selalu update kalian dengan topik-topik hottest yang lagi happening. Stay tuned ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru