Sajikabar – Bisnis kontrakan memang menggiurkan, bisa jadi sumber passive income. Tapi, jangan salah, ada saja lho risiko ketemu penyewa yang bikin pusing tujuh keliling. Dari yang identitasnya misterius sampai kelakuannya bikin curiga, ada beberapa lampu merah yang wajib kamu perhatikan sebagai pemilik properti. Biar kantong nggak bolong di kemudian hari, yuk kenali tanda-tanda calon penyewa bermasalah!
Waspada! Ini Dia Ciri-ciri Penyewa “Red Flag”
Kunci utama bisnis kontrakan yang lancar itu sistem sewa yang jelas, hitam di atas putih, dan disepakati bareng. Kontraknya harus bener-bener detail, mengatur hak dan kewajiban, plus konsekuensi kalau ada yang nakal. Kata Mas Andi Wijaya, pengamat properti, “Kontrak itu benteng kita. Semua harus jelas, sanksinya juga. Jangan sampai ada celah buat penyewa bikin ulah.” Nah, berikut ini lima tanda calon penyewa yang sebaiknya kamu hindari:
1. Rahasia Banget Soal Identitas dan Kerjaannya
Dalam urusan sewa-menyewa, identitas penyewa itu informasi penting banget! Calon penyewa yang ogah ngasih data diri lengkap atau malah kasih info yang meragukan, wajib dicurigai. Coba deh minta fotokopi Kartu Keluarga (KK), cek akun media sosialnya, tanya status pekerjaan atau pendidikannya, nomor telepon, sampai nomor rekening bank. “Dulu saya selalu minta nomor telepon orang tua atau walinya, buat jaga-jaga aja,” cerita Mbak Rina Lestari, pemilik kontrakan di Jakarta Selatan.
Verifikasi data itu bukan cuma formalitas, lho. Ini langkah pencegahan biar kamu nggak kesulitan kalau terjadi apa-apa di kemudian hari. Memang butuh waktu dan ketelitian, tapi jauh lebih baik daripada pusing ngurusin penyewa yang nggak jelas juntrungannya, kan?
2. Nggak Mau Ketemu Langsung
Sekarang memang zamannya serba online, sewa kontrakan juga bisa lewat aplikasi. Tapi, ketemu langsung antara pemilik dan calon penyewa itu tetap penting banget! Selain bisa kenalan lebih dekat, kamu juga bisa tahu pekerjaannya apa, siapa saja yang bakal tinggal di kontrakan itu.
“Ketemu langsung itu buat bangun kepercayaan. Kita bisa lihat gerak-geriknya, cara ngomongnya,” jelas Mas Bagus Setiawan, investor properti yang punya beberapa rumah kontrakan. Kalau calon penyewa nolak ketemu tanpa alasan yang jelas, sebaiknya pikir-pikir lagi deh buat nyewain propertimu. Bisa jadi dia punya niat nggak baik atau ada aktivitas ilegal yang disembunyikan.
3. Maunya Bayar Cash Terus
Di era digital ini, transaksi non-tunai makin banyak dipilih. Transfer bank atau cek itu jelas ada buktinya dan tercatat rapi. Nah, kalau bayar tunai, jejaknya kurang jelas, rentan hilang, atau rusak buktinya.
Bukan cuma soal kemudahan, transfer bank juga bikin kamu bisa cek riwayat rekening calon penyewa. Siapa tahu dia pernah terlibat penipuan atau aktivitas mencurigakan lainnya. “Saya sih selalu minta transfer. Lebih aman, bisa dicek juga,” kata Mbak Anita Permata, pemilik rumah kontrakan di Bandung.
4. Siap Bayar Lebih Mahal dari Harga Pasaran
Biasanya, penyewa itu nyari properti dengan harga wajar atau bahkan yang paling murah. Tapi, kalau ada calon penyewa yang langsung mau bayar di atas harga pasaran tanpa nawar, kamu wajib waspada! Bisa jadi ada persaingan nggak sehat sama calon penyewa lain, atau malah ada motif tersembunyi yang mencurigakan.
“Kalau ada yang nawar lebih tinggi tanpa nawar, saya langsung curiga. Biasanya ada maunya,” kata Mas Surya Pratama, seorang agen properti. Daripada langsung terima tawaran itu, mending kamu riset dulu dan cari tahu kenapa dia mau bayar lebih mahal.
5. Pengennya Kontrak Sewa yang Lebih Lama dari Biasanya
Jangka waktu sewa biasanya sudah jelas tertulis di kontrak. Nah, kalau ada calon penyewa yang minta jangka waktu sewa yang jauuuuh lebih lama dari biasanya, kamu perlu cari tahu alasannya lebih dalam.
Kenapa orang yang baru pertama kali nyewa rumah kok pengen langsung ngikat diri dengan kontrak jangka panjang? Pertanyaan ini harus dijawab dengan jelas dan meyakinkan. Pastikan alasannya masuk akal dan nggak bikin kamu curiga. “Dulu pernah ada yang nawarin sewa 5 tahun langsung. Pas saya tanya kenapa, ternyata mau dijadiin tempat usaha ilegal. Untung saya curiga,” cerita Mbak Rina Lestari.
Intinya, jangan males buat antisipasi dan hati-hati dalam memilih penyewa. Kontrak yang jelas, verifikasi data, dan insting yang tajam bisa bantu kamu menghindari penyewa “red flag” yang berpotensi merugikan. Investasi properti yang aman dan menguntungkan itu hak semua pemilik kontrakan, kok! ***