Bromo Memanggil, Tapi Matic Jangan Nekat! Tips Aman Mendaki dengan Motor
Sajikabar – Mendaki Bromo dengan motor? Bayangkan deh, kamu bisa menikmati pemandangan yang super keren sambil merasakan serunya petualangan. Tapi ingat, jalur ke sana itu nggak main-main. Tanjakan curam, turunan tajam, siap menguji nyalimu. Nah, buat kamu yang berencana menaklukkan Bromo dengan motor, terutama roda dua, simak dulu tips aman berikut ini. Satu pertanyaan penting: kenapa sih motor matic sebaiknya mikir dua kali sebelum ikut mendaki?
Kenapa Motor Matic Kurang Cocok Buat Bromo?
Medan yang Bikin Deg-degan
Jujur aja, medan di Bromo itu bukan kaleng-kaleng. Tanjakan bisa bikin napasmu tersengal, turunan bikin jantungmu berdebar. Belum lagi tikungan-tikungan yang menantang. Motor matic, dengan transmisi otomatisnya, kadang kurang memberikan kontrol penuh, terutama saat menuruni jalur curam. Alhasil, kamu bisa kesulitan mengendalikan kecepatan dan risiko kecelakaan pun meningkat.
Belajar dari Pengalaman (Buruk)
Sayangnya, sudah ada catatan kecelakaan yang melibatkan motor matic di Bromo. Salah satu masalah yang sering muncul adalah rem blong karena overheating. Bayangin, rem terus-menerus bekerja keras di turunan panjang dan curam, lama-lama bisa nggak kuat. Bobot motor ditambah momentum saat menurun, bisa bikin rem blong dan membahayakan keselamatanmu dan orang lain. Ngeri kan?
Tips Aman Mendaki Bromo dengan Motor (Manual atau Bebek!)
Siapkan Motor Sebaik Mungkin
Sebelum berangkat, cek kondisi motormu secara menyeluruh. Tekanan ban harus pas, kampas rem harus tebal, rantai (kalau pakai motor manual) harus kencang, dan kelistrikan harus berfungsi normal. Jangan lupa ganti oli dan filter udara kalau sudah waktunya. Pastikan lampu-lampu berfungsi dengan baik, terutama lampu depan dan belakang, karena kabut sering turun dan penerangan minim.
Jaga Kondisi Fisik
Mendaki Bromo dengan motor butuh tenaga ekstra. Istirahat yang cukup sebelum berangkat, hindari begadang. Lakukan pemanasan ringan sebelum berkendara untuk meregangkan otot-otot. Kalau merasa lelah, jangan ragu untuk berhenti sejenak, minum air, dan istirahat. Jangan paksakan diri jika kondisi fisikmu tidak memungkinkan.
Pakai Perlengkapan Keselamatan Lengkap
Helm SNI itu wajib hukumnya! Selain itu, pakai jaket tebal untuk melindungi dari udara dingin, sarung tangan untuk melindungi tangan dari cuaca ekstrem, dan sepatu yang menutupi mata kaki untuk melindungi dari benturan. Kalau perlu, pakai juga pelindung lutut dan siku. Jangan lupa bawa jas hujan atau pakaian anti air, karena cuaca di Bromo itu unpredictable!
Perhatikan Rute dan Kondisi Jalan
Sebelum berangkat, pelajari rute pendakian dengan seksama. Perhatikan rambu-rambu peringatan dan ikuti arahan dari petugas setempat. Kondisi jalan di Bromo seringkali berubah-ubah, apalagi setelah hujan. Hati-hati saat melintasi jalan yang berlubang, berbatu, atau berlumpur. Kurangi kecepatan dan jaga jarak aman dengan kendaraan lain. Hindari berkendara saat kondisi jalan terlalu ramai atau saat cuaca buruk.
Pesan Penting dari Desa Ngadisari
Matic Dilarang Demi Keselamatan Bersama
Pemerintah Desa Ngadisari, wilayah yang berbatasan langsung dengan Bromo, dengan tegas mengimbau wisatawan untuk tidak menggunakan motor matic saat mendaki. Bapak Sunaryono, Kepala Desa Ngadisari, menjelaskan bahwa larangan ini demi keselamatan pengunjung, mengingat tingginya risiko kecelakaan. “Kami melihat banyak kejadian, tingkat kecelakaannya cukup tinggi,” ujarnya.
Dana Wisata Minim untuk Keselamatan
Bapak Sunaryono juga menyoroti kurangnya alokasi dana dari hasil penjualan tiket wisata untuk mendukung keselamatan. Menurutnya, pemerintah desa kesulitan melakukan pengamanan dan memberikan pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan. “Seharusnya ada alokasi untuk keamanan. Kalau ada, bisa saya arahkan warga untuk bantu pengamanan. Tapi ini tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Penghalauan di Probolinggo, Koordinasi Lintas Daerah Jadi Tantangan
Mulai dari Pintu Masuk Probolinggo
Upaya penghalauan motor matic sudah dimulai di pintu masuk Probolinggo, terutama saat Yadnya Kasada. Hasilnya lumayan, tidak ada laporan kecelakaan selama periode tersebut. Ini jadi langkah awal yang baik untuk menekan angka kecelakaan.
Koordinasi Lintas Daerah Belum Maksimal
Sayangnya, jalur masuk dari Pasuruan, Lumajang, dan Malang belum terkoordinasi dengan baik. Kurangnya koordinasi ini jadi kendala untuk menerapkan kebijakan yang sama secara menyeluruh. Harapannya, ke depan ada koordinasi yang lebih baik untuk menjaga keselamatan pengunjung di Bromo.
Jadi, dengan persiapan matang, kondisi fisik prima, dan perlengkapan keselamatan lengkap, mendaki Bromo dengan motor (non-matic tentunya) bisa jadi pengalaman yang tak terlupakan. Patuhi imbauan dari pemerintah setempat dan utamakan keselamatan ya! Jangan sampai liburan berakhir dengan penyesalan. ***