Sajikabar – PBSI lagi getol-getolnya nih mengevaluasi performa para atlet bulutangkisnya. Gak cuma yang junior, tapi juga para pemain top kayak Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto serta Apriyani Rahayu juga gak luput dari pantauan. Meski Fajar/Rian dan Apriyani punya segudang prestasi di level dunia, evaluasi ini tetap penting banget. Tujuannya jelas, biar Indonesia bisa kirim wakil terbaik dengan potensi medali di berbagai turnamen, termasuk target jangka panjang kayak Olimpiade. Jadi, penilaiannya ini terus berjalan dan gak cuma lihat hasil pertandingan terakhir aja.
Evaluasi Performa Atlet PBSI: Gak Ada yang Aman!
Taufik Hidayat, Wakil Ketua Umum I PP PBSI, bilang evaluasi performa ini berlaku buat semua atlet. Baik yang udah elite, maupun yang masih muda. “Semuanya masih dalam pantauan penilaian. Jadi, yang di atas juga nggak bisa santai-santai karena yang di bawah juga nunggu. Kasihan kan kalau nggak. Lebih baik kan yang memang masih mau, masih ingin berprestasi. Itu yang kita angkat saja,” ujarnya. Intinya sih, PBSI pengen kasih kesempatan buat atlet yang semangat dan punya potensi besar.
Fokus ke Fajar Alfian dan Apriyani Rahayu, Kenapa?
Kenapa Fajar/Rian dan Apriyani jadi sorotan? Ya, karena mereka punya pencapaian yang oke banget di masa lalu. Apriyani kan peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 bareng Greysia Polii. Sama Siti Fadia Silva Ramadhanti, Apriyani juga udah raih tiga gelar juara di turnamen level 500 dan 750, plus dua kali jadi runner-up. Bahkan, duet Apriyani/Fadia sempat nembus peringkat empat besar dunia.
Fajar/Rian juga gak kalah keren. Mereka juara All England Super 1000 dua tahun berturut-turut di 2023 dan 2024. Mereka juga koleksi 9 gelar juara dan 7 kali jadi runner-up di ajang BWF World Tour dari 2018 sampai 2024. Bahkan, Fajar/Rian pernah jadi nomor satu dunia di ganda putra pada Desember 2022.
“Masuk penilaian juga. Meskipun kemarin juara All England? Tapi kan tahun lalu itu. Kan sayang, kita kan lihatnya Olimpiade. Apakah masih berprestasi, apa kita akan naikin yang lain?” kata Taufik Hidayat. Jadi, PBSI pengen mastiin siapa yang paling siap buat Olimpiade.
Kenapa Evaluasi Harus Jalan Terus?
PBSI sadar betul performa atlet itu gak selalu stabil. Bisa naik, bisa turun. Ada faktor cedera, perubahan strategi, adaptasi lawan, atau masalah psikologis yang bisa pengaruhi hasil pertandingan. Makanya, mereka pakai sistem penilaian yang komprehensif dan berkelanjutan. Biar atlet yang dipilih buat wakilin Indonesia bener-bener yang lagi dalam kondisi terbaik dan punya potensi maksimal buat menang.
Penilaiannya Gak Langsung Jadi Kok
Proses penilaian PBSI itu gak instan. Atlet tetap dikasih waktu buat berkembang dan nunjukkin peningkatan. “Karena butuh proses kan. Masa kita kasih 1-2 pertandingan tiba-tiba nggak bagus, kita keluarkan kan (dari Pelatnas) nggak mungkin? Kan harus berapa lama,” jelas Taufik Hidayat. Jadi, PBSI kasih kesempatan yang adil buat para atlet buktiin diri sebelum ambil keputusan penting.
Perubahan Pasangan, Ada Apa Nih?
Beberapa waktu belakangan ini, PBSI emang ngelakuin beberapa perubahan pasangan buat beberapa atlet, termasuk Apriyani Rahayu dan Fajar Alfian. Alasannya macem-macem, bisa karena kondisi fisik atlet, strategi tim, atau buat nyari kombinasi yang paling oke.
Apriyani Rahayu dan Febi Setianingrum: Regenerasi?
Sekarang, Apriyani Rahayu dipasangin sama pemain muda, Febi Setianingrum. Perubahan ini dilakuin setelah Apriyani sembuh dari cedera. PBSI berharap dengan dipasanginnya Apriyani sama Febi, pemain muda bisa berkembang dan nunjukkin potensinya di level internasional.
Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Lanny Tria Mayasari: Kekuatan Baru?
Siti Fadia Silva Ramadhanti, yang sebelumnya sama Apriyani, sekarang duet sama Lanny Tria Mayasari. Kombinasi Siti/Lanny juga nunjukkin progres yang positif dan diharapkan bisa jadi kekuatan baru di ganda putri Indonesia.
Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri (Sementara): Ada Urusan Keluarga!
Nah, Fajar Alfian sekarang dipasangin sama Muhammad Shohibul Fikri buat sementara waktu. Khususnya di tiga turnamen ke depan: Japan Open, China Open, dan Macau Open dari 15 Juli sampai 3 Agustus. Soalnya, Muhammad Rian Ardianto lagi nunggu kelahiran anak. Sementara itu, Daniel Marthin, yang biasanya sama Muhammad Shohibul Fikri, lagi pemulihan cedera lutut setelah operasi. Dia diperkirain bisa balik latihan di lapangan setelah tiga bulan istirahat.
Perubahan pasangan ini jadi bagian dari strategi PBSI buat maksimalkan potensi semua atlet dan nyari kombinasi yang paling menjanjikan buat raih prestasi di berbagai ajang internasional. Hasil evaluasi dari performa pasangan-pasangan baru ini bakal jadi pertimbangan penting dalam nentuin komposisi tim bulutangkis Indonesia di masa depan. ***