Sajikabar – Anak muda di China punya cara sendiri dalam menghadapi susahnya cari kerja. Daripada ikut pusing dengan persaingan ketat, sebagian dari mereka justru memilih jadi perawat lansia. Sebuah pilihan yang memberi angin segar soal arti pekerjaan dan keluarga.
Fenomena “Full-Time Grandkids”: Ketika Cucu Jadi Pekerjaan Impian
Di tengah ramainya persaingan kerja di China, muncul istilah baru yang cukup menarik perhatian: “full-time grandkids” atau “cucu penuh waktu”. Istilah ini dipakai buat anak muda yang memilih pulang kampung dan merawat kakek-neneknya, daripada repot ngejar karier yang umum. Tren ini langsung viral di media sosial, memicu perdebatan seru soal apa sih arti pekerjaan sebenarnya, tanggung jawab keluarga itu seperti apa, dan bagaimana caranya bikin lansia tetap sejahtera.
Banyak dari anak muda ini dulunya sudah coba berbagai cara buat dapat kerja. Mulai dari kirim lamaran ke perusahaan swasta, ikut tes CPNS, sampai coba daftar S2. Tapi, karena angka pengangguran anak muda makin tinggi, terutama di kota-kota besar, merawat keluarga jadi pilihan yang makin menarik.
Kenapa Tren Ini Bisa Muncul?
Ada beberapa alasan kenapa fenomena “full-time grandkids” ini bisa muncul. Pertama, jelas karena angka pengangguran anak muda di China, khususnya di perkotaan, sudah bikin khawatir. Data terbaru menunjukkan kalau pengangguran usia 16-24 tahun lagi tinggi-tingginya dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini memaksa anak muda cari jalan lain selain kerja kantoran.
Kedua, budaya China memang terkenal menjunjung tinggi nilai kekeluargaan dan menghormati orang tua. Merawat lansia itu dianggap sebagai perbuatan mulia dan wujud bakti seorang anak atau cucu. Jadi, pilihan jadi “full-time grandkids” bukan cuma soal ekonomi, tapi juga soal memenuhi kewajiban moral dan sosial.
Ketiga, harapan hidup yang makin meningkat dan populasi lansia yang makin banyak di China bikin kebutuhan akan perawatan lansia juga makin tinggi. Banyak keluarga yang bingung bagaimana caranya membagi waktu antara kerja dan merawat orang tua atau kakek-nenek. Nah, di sinilah “full-time grandkids” bisa jadi solusi yang menguntungkan semua pihak.
Ada Uang di Balik Merawat Kakek-Nenek?
Meskipun kelihatannya seperti pekerjaan tanpa gaji, jadi “full-time grandkids” sebenarnya bisa dapat penghasilan yang lumayan, terutama kalau kakek-neneknya punya pensiun yang cukup besar. Ada yang bilang, seorang cucu yang merawat kakeknya bisa dapat ribuan Yuan per bulan, yang diambil dari sebagian pensiun sang kakek.
“Ini solusi yang saling menguntungkan. Aku bisa bantu merawat kakekku yang sudah tua, dan aku juga dapat uang untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Li Wei, seorang “full-time grandchild” di Shanghai.
Tapi, ingat ya, penghasilan sebagai “full-time grandkids” itu beda-beda, tergantung kondisi keuangan keluarga dan besaran pensiun lansia. Buat keluarga yang ekonominya kurang, mungkin penghasilannya nggak seberapa, tapi tetap bisa bantu meringankan beban keluarga.
Lebih dari Sekadar Pekerjaan
Tren “full-time grandkids” ini bukan cuma soal uang, tapi juga soal makna yang lebih dalam. Bagi banyak anak muda, merawat lansia itu bukan cuma cari duit, tapi juga soal memberi teman, dukungan emosional, dan bantuan praktis buat keluarga yang butuh. Mereka merasa bisa mempererat hubungan keluarga dan belajar banyak dari pengalaman hidup generasi sebelumnya dengan menghabiskan waktu bersama kakek-nenek.
Selain itu, fenomena ini juga bisa bantu mengatasi masalah kesepian dan isolasi sosial yang sering dialami lansia. Dengan adanya “full-time grandkids” di rumah, lansia jadi punya teman ngobrol, pendamping, dan orang yang siap bantu mereka sehari-hari. Ini bisa bikin kualitas hidup lansia meningkat dan mengurangi risiko depresi serta penyakit mental lainnya.
Apa Saja yang Dilakukan “Full-Time Grandkids”?
Tugas dan tanggung jawab seorang “full-time grandchild” itu macam-macam, tergantung kebutuhan dan kondisi lansia yang mereka rawat. Beberapa tugas yang sering dilakukan, antara lain:
* Memastikan lansia makan makanan sehat dan teratur.
* Membantu lansia berpakaian, mandi, dan menjaga kebersihan diri.
* Mengantar lansia ke dokter atau rumah sakit kalau perlu.
* Menemani lansia dalam kegiatan sosial atau rekreasi.
* Melakukan pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan belanja.
* Memberi dukungan emosional dan menemani lansia saat mereka merasa kesepian atau sedih.
Selain tugas-tugas praktis itu, “full-time grandkids” juga sering jadi jembatan antara lansia dan dunia luar. Mereka bantu lansia tetap terhubung dengan teman dan keluarga, serta mengenalkan mereka pada teknologi dan tren baru.
Pro dan Kontra di Masyarakat
Tren “full-time grandkids” ini menuai pro dan kontra di masyarakat China. Ada yang melihatnya sebagai solusi kreatif untuk mengatasi masalah pengangguran dan perawatan lansia. Mereka berpendapat, merawat keluarga sendiri itu lebih baik daripada menyewa orang asing, karena ada ikatan emosional dan kepercayaan yang lebih kuat.
“Menurutku ini ide bagus. Anak muda bisa dapat kerja, dan lansia dapat perawatan yang berkualitas. Ini solusi yang saling menguntungkan,” kata seorang warganet di Weibo, media sosial populer di China.
Tapi, ada juga yang ragu dengan tren ini. Mereka khawatir “full-time grandkids” akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan karier dan mencapai potensi penuh mereka. Selain itu, mereka juga bertanya-tanya, apakah semua anak muda punya keterampilan dan kesabaran yang dibutuhkan untuk merawat lansia dengan baik.
“Aku khawatir anak muda akan terjebak dalam pekerjaan ini dan nggak akan pernah bisa mengejar impian mereka. Merawat lansia butuh banyak kesabaran dan dedikasi, dan nggak semua orang cocok untuk itu,” ujar seorang komentator di sebuah forum online.
Intinya, fenomena “full-time grandkids” ini menggambarkan perubahan nilai dan prioritas di kalangan anak muda China. Di tengah tekanan ekonomi dan sosial yang makin berat, banyak anak muda yang mencari cara baru untuk menyeimbangkan antara pekerjaan, keluarga, dan makna hidup. Tren ini menunjukkan kalau pekerjaan itu nggak harus selalu karier kantoran, tapi juga bisa berupa tindakan bakti dan pelayanan kepada keluarga dan masyarakat. Ke depannya, menarik untuk melihat bagaimana tren ini akan terus berkembang dan memengaruhi keluarga dan pasar tenaga kerja di China. ***