Sajikabar – Waspada Virus Hanta: Seberapa Cepat Gejala Muncul?
Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan adanya delapan kasus virus Hanta yang tersebar di empat provinsi. Pasti banyak yang bertanya-tanya, “Setelah terinfeksi, berapa lama sih gejala virus Hanta ini baru muncul?” Nah, artikel ini akan membahas tuntas masa inkubasi virus Hanta dan tips pencegahannya, biar kita semua makin waspada.
Berapa Lama Sih Masa Inkubasi Virus Hanta?
Masa inkubasi itu ibarat “masa tenang” virus, yaitu periode antara pertama kali kita terinfeksi sampai akhirnya gejala penyakit mulai muncul. Nah, virus Hanta ini punya dua jenis infeksi utama, yaitu Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS) dan Hantavirus pulmonary syndrome (HPS). Masing-masing punya masa inkubasi dan gejala yang beda-beda. Penting banget untuk tahu durasi masa inkubasi ini, karena bisa jadi petunjuk awal seberapa parah infeksinya nanti.
Haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS)
HFRS ini adalah jenis infeksi virus Hanta yang paling sering ditemukan, termasuk di Indonesia. Bahkan, delapan kasus yang dilaporkan Kemenkes RI kemarin semuanya HFRS. Jenis ini lebih umum di Asia dan Eropa. Masa inkubasinya biasanya sekitar 1 sampai 2 minggu. Soal angka kematian, HFRS ini bervariasi, diperkirakan sekitar 5 hingga 15 persen. Gejala awalnya? Biasanya mual, mata merah, muncul ruam di kulit, demam tinggi, sakit kepala berat, dan nyeri punggung yang lumayan mengganggu.
Kalau sudah parah, HFRS bisa memicu komplikasi serius, lho. Contohnya, produksi urine menurun drastis (oliguria), bahkan berhenti total (anuria), gangguan sistem saraf pusat, pendarahan di saluran pencernaan, sampai sesak napas. Jangan tunda ke dokter ya, kalau merasakan gejala-gejala ini. Penanganan yang cepat dan tepat bisa mengurangi risiko komplikasi dan memperbesar peluang sembuh.
Hantavirus pulmonary syndrome (HPS)
Nah, kalau Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) ini beda lagi. Jenis infeksi virus Hanta ini jauh lebih mematikan daripada HFRS! Angka kematiannya tinggi banget, bisa mencapai 60 persen. Masa inkubasinya juga lebih lama, sekitar 14 sampai 17 hari. HPS ini lebih sering ditemukan di benua Amerika. Gejala awalnya seringkali mirip flu, seperti demam, nyeri badan yang parah, badan lemas, batuk kering, sesak napas, sakit perut, mual, muntah, dan diare.
Pada kasus yang berat, HPS bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru (edema paru) dan kerusakan jaringan paru-paru yang signifikan. Gejala lainnya bisa berupa tekanan darah rendah (hipotensi), detak jantung tidak teratur (aritmia), dan gangguan pernapasan akut. Karena tingkat keparahan dan fatalitasnya tinggi, deteksi dini dan penanganan medis yang agresif sangat penting dalam kasus HPS.
Gimana Cara Mencegah Infeksi Virus Hanta?
Virus Hanta umumnya disebarkan oleh hewan pengerat, terutama tikus. Penularannya bisa terjadi kalau kita kontak langsung dengan air liur, urine, atau kotoran tikus yang terinfeksi. Makanya, pencegahan yang efektif itu penting banget buat meminimalkan risiko infeksi.
Yang paling utama adalah jaga kebersihan lingkungan. Bersihkan rumah secara rutin, terutama area yang jarang dipakai seperti gudang, loteng, dan ruang bawah tanah. Pastikan tidak ada tumpukan sampah dan sumber makanan yang bisa mengundang tikus. Pasang juga perangkap tikus di area-area yang rawan. Jangan lupa diperiksa dan dibersihkan secara berkala, tapi hati-hati ya, hindari kontak langsung dengan tikus yang mungkin terinfeksi.
“Pembersihan rutin, terutama di area yang jarang terpakai, sangat penting untuk mencegah penyebaran virus Hanta,” kata drg. Widyawati, Juru Bicara Kemenkes RI, saat dihubungi pada Rabu (26/6/2024).
Selain itu, hindari menyentuh tikus, baik hidup maupun mati, secara langsung. Kalau terpaksa, gunakan sarung tangan dan masker pelindung. Disinfeksi area yang mungkin terkontaminasi dengan larutan pemutih atau disinfektan lainnya. Buat yang pekerjaannya berisiko tinggi terpapar hewan pengerat, seperti petani, pekerja konstruksi, pekerja laboratorium, dan dokter hewan, wajib hukumnya menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, termasuk masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung.
“Masyarakat tidak perlu panik, namun tetap harus waspada. Pencegahan melalui kebersihan lingkungan adalah kunci,” imbuh drg. Widyawati.
Pemerintah daerah dan dinas kesehatan setempat terus memantau daerah-daerah yang dianggap rawan penyebaran virus Hanta. Masyarakat juga diimbau untuk segera melaporkan kalau menemukan tanda-tanda keberadaan tikus atau gejala penyakit yang mencurigakan kepada petugas kesehatan setempat. Kesadaran dan partisipasi aktif kita semua sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian virus Hanta. Dengan menjaga kebersihan lingkungan dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita bisa melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari risiko infeksi virus Hanta. ***