Sajikabar – Sektor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sepertinya bakal makin dilirik investor. Soalnya, pemerintah lagi getol memoles aturan soal panas bumi nih, biar makin banyak yang tertarik investasi dan mengembangkan energi hijau. Harapannya, perubahan ini bisa mempercepat peralihan ke energi bersih dan bikin kontribusi panas bumi makin besar dalam bauran energi nasional kita. Intinya, pemerintah pengen ciptain suasana investasi yang lebih asyik dan mempercepat pemanfaatan potensi panas bumi yang Indonesia punya segudang.
Aturan Panas Bumi Direvisi, Investasi Bakal Melesat?
Fokus Revisi PP Nomor 7 Tahun 2017
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lagi sibuk banget nih merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung. Revisi ini nyentuh banyak aspek, mulai dari cara lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) sampai insentif fiskal buat para investor. “Revisi PP ini penting banget buat ngilangin hambatan investasi dan bikin potensi panas bumi jadi maksimal,” celetuk seorang sumber di Kementerian ESDM yang minta namanya dirahasiakan, Senin (8/7/2025). Revisi ini muncul karena kebutuhan mendesak buat ngebut pengembangan energi bersih dan ngurangin ketergantungan sama energi fosil.
Dukungan Presiden dan Kementerian ESDM
Kabar baiknya, inisiatif revisi aturan panas bumi ini dapat lampu hijau dari Presiden dan Menteri ESDM. Dukungan ini jadi angin segar buat mempercepat transisi energi dan bikin sektor panas bumi makin kompetitif. “Presiden sangat perhatian sama pengembangan energi bersih, termasuk panas bumi. Revisi ini bukti komitmen pemerintah buat wujudin target energi terbarukan,” tegas Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) dalam keterangan persnya. Wah, dukungan dari atas gini bikin investor dan pihak terkait makin optimis nih.
Target Penyelesaian Revisi
Kementerian ESDM punya target, revisi PP Nomor 7 Tahun 2017 ini harus kelar di tahun anggaran 2025. Proses revisinya melibatkan banyak pihak, mulai dari pelaku industri, akademisi, sampai pemerintah daerah. “Kami harap revisi ini bisa cepet disahkan, biar investor punya kepastian hukum dan iklim investasi yang lebih oke,” kata Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM. Kalau revisinya kelar tepat waktu, target-target pengembangan panas bumi yang udah ditetapin bisa segera direalisasikan.
Target dan Manfaat Revisi Aturan
Peningkatan IRR Proyek Panas Bumi
Salah satu target utama dari revisi aturan ini adalah bikin Internal Rate of Return (IRR) proyek panas bumi naik, minimal di atas 10%. Dengan IRR yang lebih tinggi, diharapkan makin banyak investor yang tertarik buat nanam modal di proyek panas bumi. “Kalau IRR-nya lebih menarik, proyek panas bumi bakal lebih keliatan menarik secara finansial dan lebih menarik buat investor,” jelas seorang analis energi terbarukan. Peningkatan IRR ini bakal memicu investasi dan ngebut pengembangan proyek-proyek panas bumi di seluruh Indonesia.
Terobosan Teknologi dan Deregulasi
Revisi PP ini juga jadi momentum buat ngedorong terobosan teknologi baru dan deregulasi di sektor panas bumi. Pemerintah pengen ngilangin hambatan-hambatan regulasi yang bikin pengembangan teknologi baru dan inovasi jadi susah. “Kami bakal permudah proses perizinan dan kasih insentif buat pengembangan teknologi baru di sektor panas bumi,” janji Direktur Jenderal EBTKE. Deregulasi dan dukungan buat inovasi teknologi ini bakal mempercepat pengembangan energi panas bumi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pemanfaatan Langsung dan Mineral Ikutan
Aturan yang direvisi ini juga bakal buka peluang buat pemanfaatan langsung energi panas bumi, contohnya buat agrowisata dan pemanasan rumah kaca. Selain itu, revisi ini juga bakal ngatur pemanfaatan mineral ikutan dari fluida panas bumi, yang punya potensi ekonomi yang lumayan banget. “Pemanfaatan langsung dan mineral ikutan bakal kasih nilai tambah ekonomi yang signifikan buat masyarakat dan daerah,” ungkap seorang ahli panas bumi. Diversifikasi pemanfaatan energi panas bumi ini bakal bikin sektor ini makin kompetitif dan kasih manfaat yang lebih luas.
Pendekatan Sustainable Geothermal Development
Pemerintah pengennya revisi aturan ini pakai pendekatan Sustainable Geothermal Development. Artinya, pengembangan panas bumi harus seimbang antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. “Kami pengen pastiin pengembangan panas bumi kasih manfaat ekonomi buat masyarakat, perhatiin aspek sosial, dan jaga kelestarian lingkungan,” tegas Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM. Pendekatan berkelanjutan ini bakal mastiin pengembangan panas bumi kasih manfaat jangka panjang buat semua pihak yang terlibat.
Dukungan Industri Nasional dan Adopsi Teknologi
Asta Cita Presiden dan Swasembada Energi
Revisi aturan panas bumi ini sejalan sama Asta Cita Presiden buat mencapai swasembada energi. Pengembangan energi panas bumi diharapkan bisa ngurangin ketergantungan sama impor energi fosil dan bikin ketahanan energi nasional makin kuat. “Pengembangan panas bumi adalah salah satu pilar utama dalam mewujudkan swasembada energi,” tegas seorang pejabat Kementerian ESDM. Komitmen pemerintah buat mencapai swasembada energi ini jadi momentum yang pas buat pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Peningkatan TKDN dan Peran Perusahaan Dalam Negeri
Pemerintah pengen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di proyek-proyek panas bumi makin tinggi. Tujuannya biar industri nasional makin berdaya dan lapangan kerja baru makin banyak. “Kami pengen pastiin perusahaan-perusahaan dalam negeri bisa berperan aktif dalam pengembangan energi panas bumi,” ujar seorang perwakilan dari Asosiasi Panas Bumi Indonesia. Peningkatan TKDN ini bakal memperkuat industri dalam negeri dan kasih efek domino buat perekonomian nasional.
Adopsi Teknologi ORC dan Peran PLTP di Daerah Terpencil
Pemerintah ngedorong adopsi teknologi Organic Rankine Cycle (ORC) buat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya panas bumi, terutama di daerah-daerah terpencil. Teknologi ORC ini bisa manfaatin sumber daya panas bumi dengan suhu rendah, jadi bisa dimanfaatin di daerah-daerah yang sebelumnya nggak layak secara ekonomi. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) diharapkan bisa jadi solusi energi yang andal di daerah-daerah terpencil. “PLTP bisa jadi solusi energi yang berkelanjutan dan andal di daerah-daerah yang susah dijangkau sama jaringan listrik,” pungkas Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM. Adopsi teknologi dan pemanfaatan PLTP di daerah terpencil ini bakal bikin akses energi makin luas dan kesejahteraan masyarakat setempat makin meningkat.
Revisi aturan panas bumi ini diharapkan bisa jadi pemicu buat pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan iklim investasi yang lebih kondusif dan dukungan dari pemerintah, sektor panas bumi diyakini bakal makin berkembang dan kasih kontribusi yang signifikan buat ketahanan energi dan pembangunan ekonomi nasional. Implementasi revisi PP ini bakal terus dipantau dan dievaluasi buat mastiin efektivitasnya dalam mencapai target-target yang udah ditetapin. ***