Sajikabar – Jurusan kuliah bergaji selangit, kok malah kurang diminati, ya? Di tengah ramainya persaingan kerja, ada beberapa jurusan yang sebenarnya menjanjikan penghasilan oke punya, tapi justru sepi peminat. Jadi penasaran, kenapa ya calon mahasiswa kurang tertarik sama jurusan yang potensinya “bergaji sultan” ini?
Jurusan Kuliah Bergaji Sultan yang Kurang Dilirik
Memang, ada beberapa jurusan yang kesannya identik sama gaji besar. Tapi, mungkin karena stigma, minat yang beda, atau kurangnya informasi, jurusan-jurusan ini jadi kurang populer. Nah, ini dia beberapa jurusan kuliah yang menawarkan gaji tinggi tapi kurang diminati anak muda:
1. Seni Rupa dan Desain
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) seringkali jadi pilihan kesekian bagi sebagian calon mahasiswa. Bahkan, data SNBP tahun lalu menunjukkan FSRD di beberapa universitas jadi jurusan dengan pendaftar paling sedikit. Padahal, lulusan seni rupa dan desain punya kesempatan karir yang luas banget, mulai dari desainer grafis, ilustrator, desainer produk, sampai direktur seni.
Di jurusan ini, kamu nggak cuma belajar teknik gambar atau melukis, tapi juga mendalami konsep desain, komunikasi visual, dan pengembangan kreativitas. Mahasiswa FSRD dituntut punya kemampuan analisis yang kuat dan pemahaman mendalam tentang berbagai media dan teknik seni.
“Banyak yang mikir seni itu cuma soal gambar doang. Padahal, di FSRD kita belajar gimana caranya memecahkan masalah lewat desain dan menciptakan solusi visual yang inovatif,” kata Rina, alumni FSRD yang sekarang jadi art director di sebuah agensi periklanan di Jakarta. Dengan kemampuan yang oke, seorang desainer grafis pemula aja bisa dapat gaji antara Rp 5 juta sampai Rp 11 juta per bulan. Lumayan banget, kan?
2. Mikrobiologi
Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme, sering dianggap ribet dan kurang seru. Padahal, peran mikroorganisme itu penting banget di berbagai bidang, dari kesehatan, industri makanan, sampai lingkungan. Lulusan mikrobiologi punya prospek kerja yang cerah di industri farmasi, bioteknologi, dan lembaga penelitian.
Di UGM, program studi Mikrobiologi Pertanian termasuk jurusan yang peminatnya nggak banyak. Kuotanya juga terbatas, cuma nyediain sedikit kursi buat mahasiswa. Padahal, lulusan mikrobiologi dibutuhin banget buat ngembangin solusi inovatif di bidang pertanian berkelanjutan dan pengendalian penyakit.
“Mikroorganisme itu kompleks, tapi juga menarik banget. Kita bisa belajar gimana mereka berinteraksi sama lingkungan dan gimana kita bisa manfaatin mereka buat kepentingan manusia,” kata seorang dosen Mikrobiologi Pertanian di UGM. Rata-rata gaji seorang mikrobiolog di Indonesia sekitar Rp 5 juta sampai Rp 6,7 juta per bulan.
3. Teknik Bioenergi dan Kemurgi
Teknik Bioenergi dan Kemurgi, jurusan yang cuma ada di ITB, fokus sama pemanfaatan biomassa buat menghasilkan energi terbarukan dan produk kimia yang ramah lingkungan. Jurusan ini mempelajari proses mengubah limbah pertanian dan tanaman jadi energi alternatif yang berkelanjutan.
Di tengah isu perubahan iklim dan kebutuhan akan energi bersih, lulusan Teknik Bioenergi dan Kemurgi dicari banget sama industri energi terbarukan dan perusahaan yang fokus di pengembangan teknologi ramah lingkungan. Sayangnya, jurusan ini masih kurang dikenal sama calon mahasiswa.
“Jurusan ini relevan banget sama isu-isu global sekarang. Kita butuh ahli-ahli yang bisa mengembangkan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan sama bahan bakar fosil,” jelas seorang praktisi di bidang bioenergi. Gaji seorang insinyur lingkungan, termasuk teknik bioenergi, berkisar antara Rp 11 juta hingga Rp 14 juta per bulan.
4. Teknik/Teknologi Bioproses
Teknik Bioproses adalah bidang ilmu yang menggabungkan prinsip bioteknologi, biologi, dan teknik rekayasa proses buat menghasilkan produk-produk bernilai tambah. Jurusan ini berperan penting dalam pembuatan produk pangan, obat-obatan, produk energi, dan pengolahan limbah organik. Teknik Bioproses melibatkan desain bioreaktor, studi fermentasi, dan pengendalian kualitas produk.
Walaupun punya peran krusial di berbagai industri, Teknik Bioproses masih kurang populer di kalangan calon mahasiswa. Di UI dan UB, jurusan ini termasuk dalam daftar jurusan sepi peminat. Padahal, lulusan Teknik Bioproses punya kesempatan karir yang luas di industri pangan, kosmetik, farmasi, dan riset.
“Teknik Bioproses itu multidisiplin. Kita belajar tentang biologi, kimia, dan teknik secara bersamaan. Ini ngasih kita fleksibilitas buat kerja di berbagai sektor,” kata seorang alumni Teknik Bioproses yang sekarang kerja di sebuah perusahaan kosmetik. Gaji awal seorang lulusan Teknik Bioproses sekitar Rp 4 juta sampai Rp 10 juta per bulan.
5. Geofisika
Geofisika, ilmu yang mempelajari tentang bumi dan proses fisika yang terjadi di dalamnya, juga masuk dalam daftar jurusan sepi peminat. Padahal, lulusan geofisika punya peran penting dalam eksplorasi sumber daya alam, mitigasi bencana alam, dan pemahaman tentang perubahan iklim.
Geofisika mempelajari berbagai aspek bumi, mulai dari inti bumi sampai interaksi bumi dengan benda-benda luar angkasa. Lulusan geofisika bisa kerja di perusahaan pertambangan, lembaga penelitian, dan instansi pemerintah.
“Geofisika itu bukan cuma soal gempa bumi. Kita juga mempelajari tentang magnet bumi, gravitasi, dan gelombang seismik. Ilmu ini penting banget buat memahami gimana bumi bekerja,” kata seorang dosen Geofisika di sebuah universitas negeri. Rata-rata gaji seorang geofisikawan sekitar Rp 8,5 juta sampai Rp 11,5 juta per bulan.
Kurangnya informasi dan pandangan yang kurang tepat seringkali jadi penghalang buat calon mahasiswa buat milih jurusan-jurusan yang menjanjikan gaji tinggi ini. Padahal, dengan prospek kerja yang luas dan potensi penghasilan yang oke banget, jurusan-jurusan ini layak buat dipertimbangkan. Semoga edukasi yang lebih baik dan sosialisasi yang lebih efektif bisa ningkatin minat calon mahasiswa terhadap jurusan-jurusan yang “bergaji sultan” ini. Dengan gitu, Indonesia bisa menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan bisa bersaing di era global. ***