Kanker Mengintai Usia Muda, Apakah HPV Jadi Penyebabnya?
Kanker Mengintai Usia Muda, Apakah HPV Jadi Penyebabnya?

Kanker Mengintai Usia Muda, Apakah HPV Jadi Penyebabnya?

Sajikabar – Kanker serviks, mulut, dan tenggorokan ternyata makin sering ditemukan pada anak muda di berbagai negara. Dokter spesialis kanker (onkolog) bilang, salah satu penyebab utamanya adalah Human Papillomavirus atau HPV. Ini bikin kita semua harus lebih waspada, gencar vaksinasi, dan rajin deteksi dini. Penting banget untuk mencegahnya!

Kenapa Kanker Akibat HPV Meningkat di Usia Muda?

Mungkin kamu bertanya-tanya, kok bisa ya kanker akibat HPV ini makin banyak menyerang anak muda? Ada beberapa alasan nih. Pertama, gaya hidup anak muda sekarang sedikit berbeda. Usia pertama kali berhubungan seks cenderung lebih muda, dan kadang punya lebih dari satu pasangan. Hal ini meningkatkan risiko terinfeksi HPV. Virus ini gampang banget menular lewat kontak kulit, terutama saat berhubungan seksual.

Selain itu, banyak yang belum sadar bahayanya HPV dan kanker yang bisa ditimbulkannya. Apalagi, efeknya nggak langsung terasa. Bisa bertahun-tahun kemudian baru muncul kanker. Makanya, edukasi soal kesehatan reproduksi itu penting banget! Kita perlu tahu soal HPV, vaksinasi, dan skrining untuk mencegahnya.

Faktor lingkungan dan gaya hidup juga ikut berperan. Misalnya, merokok bisa meningkatkan risiko kanker terkait HPV, terutama kanker mulut dan tenggorokan. Pola makan yang nggak sehat dan kurang gerak juga bisa melemahkan sistem imun tubuh, sehingga lebih rentan terinfeksi HPV dan terkena kanker.

Seberapa Berbahaya HPV dalam Kanker?

HPV itu biang keladinya beberapa jenis kanker. Virus ini menyerang sel-sel epitel, yaitu sel yang melapisi permukaan kulit dan organ dalam tubuh. Ada lebih dari 100 jenis HPV, tapi nggak semuanya berbahaya. Beberapa jenis HPV yang berisiko tinggi menyebabkan kanker adalah HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis ini bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks.

Sebenarnya, kebanyakan infeksi HPV bisa sembuh sendiri dalam satu atau dua tahun. Sistem kekebalan tubuh biasanya bisa membersihkan virusnya sebelum menyebabkan kerusakan permanen. Tapi, kalau infeksinya bertahan lama, bisa menyebabkan perubahan sel yang berpotensi jadi kanker. Proses ini memang butuh waktu yang lama, bahkan bisa puluhan tahun.

Pada perempuan, HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Virus ini juga bisa menyebabkan kanker vagina, vulva, dan anus. Pada laki-laki, HPV bisa menyebabkan kanker penis, anus, dan orofaringeal (kanker di belakang tenggorokan, pangkal lidah, dan amandel). Kasus kanker orofaringeal akibat HPV ini lagi meningkat banget belakangan ini, terutama pada laki-laki.

“Ini bukan masalah sepele. HPV bisa menginfeksi siapa saja, jadi penting untuk paham risikonya dan ambil tindakan pencegahan,” ujar dr. Andini Paramita, seorang ahli onkologi dari RSCM.

Vaksinasi dan Skrining Dini Itu Kunci!

Vaksinasi HPV dan skrining dini adalah dua cara paling ampuh untuk mengurangi risiko kanker akibat HPV. Vaksin HPV bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi yang melindungi kita dari infeksi HPV. Vaksin ini paling efektif kalau diberikan sebelum kita terpapar virus, idealnya pada usia 9-14 tahun. Tapi, orang dewasa muda yang belum terinfeksi HPV juga bisa mendapatkan manfaat dari vaksinasi.

Skrining dini, seperti Pap smear dan tes HPV, bisa membantu mendeteksi perubahan sel abnormal pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker. Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel dari serviks dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk mencari tanda-tanda perubahan pra-kanker. Sementara itu, tes HPV mendeteksi keberadaan virus HPV berisiko tinggi pada serviks.

Kombinasi vaksinasi dan skrining dini adalah cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Vaksinasi melindungi dari infeksi HPV, sementara skrining dini bisa mendeteksi perubahan sel yang mungkin sudah terjadi sebelum vaksinasi tersedia atau pada perempuan yang belum divaksinasi.

Sayangnya, menurut data Kementerian Kesehatan RI, cakupan vaksinasi HPV masih perlu ditingkatkan. “Kami terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi HPV melalui berbagai program dan kampanye kesadaran,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan.

Vaksin HPV, Gimana Cara Mendapatkannya?

Vaksin HPV sudah tersedia di banyak negara, termasuk Indonesia. Kamu bisa mendapatkannya di rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan swasta. Harganya bervariasi, tergantung merek vaksin dan lokasi.

Di Indonesia, ada dua jenis vaksin HPV yang tersedia: bivalen dan quadrivalent. Vaksin bivalen melindungi dari dua jenis HPV berisiko tinggi (HPV 16 dan HPV 18), sementara vaksin quadrivalent melindungi dari empat jenis HPV (HPV 6, HPV 11, HPV 16, dan HPV 18). HPV 6 dan HPV 11 bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kutil kelamin.

Vaksin HPV umumnya aman dan efektif, tapi beberapa orang mungkin mengalami efek samping ringan, seperti nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di tempat suntikan. Efek samping yang lebih serius jarang terjadi.

Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin HPV. Program vaksinasi HPV nasional sudah dimulai di beberapa daerah, dengan tujuan memberikan vaksinasi gratis kepada remaja putri.

Dengan meningkatkan kesadaran tentang HPV, mendorong vaksinasi, dan mempromosikan skrining dini, kita bisa mengurangi risiko kanker akibat HPV secara signifikan dan melindungi generasi muda dari penyakit yang sebenarnya bisa dicegah ini. Jangan anggap remeh risiko HPV! Ambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan. Edukasi yang tepat dan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau adalah kunci untuk melawan ancaman kanker yang mengintai usia muda. ***

Tentang Vania Nuraini

Hi readers! Nama saya Vania dan saya berdedikasi untuk menyebarkan informasi kesehatan yang akurat. Kesehatan adalah investasi terbaik, yuk kita jaga bersama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru