Sajikabar – Aksi nekat penumpang melompati pagar di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, belakangan ini jadi sorotan. Kenapa ya, mereka sampai segitunya? Pertanyaan ini menggelitik, apalagi melihat PT KAI seolah mati-matian mempertahankan pagar yang terkesan “gagal” menghalangi niat sebagian orang. Pagar, yang seharusnya jadi penanda batas, malah jadi tantangan yang seringkali diabaikan demi menghemat beberapa menit atau menghindari antrean panjang. Sebenarnya, apa sih yang bikin mereka melakukan itu?
Kenapa Penumpang Nekat Lompat Pagar di Cikini?
Ada beberapa alasan kuat yang mendorong penumpang memilih “jalan pintas” dengan melompati pagar di Stasiun Cikini. Yang paling umum, ya soal waktu! Bagi sebagian orang, muter lewat pintu masuk resmi itu terasa lama banget, apalagi pas jam-jam sibuk. Mereka mikir, dengan lompat pagar, mereka bisa lebih cepat sampai tujuan dan nggak perlu desak-desakan di antrean tiket.
Selain itu, kebiasaan juga punya andil besar, lho. Kalau ada satu orang yang lompat dan nggak ada tindakan apa-apa, yang lain cenderung ikut-ikutan. Ini kayak efek domino, deh. Semakin banyak yang lompat, semakin besar juga godaan buat penumpang lain buat melakukan hal yang sama.
Faktor lainnya? Mungkin persepsi soal aturan. Beberapa penumpang mungkin menganggap larangan lompat pagar itu nggak penting-penting amat, atau nggak relevan buat mereka. Mereka merasa aturan itu lebay atau nggak sesuai dengan kebutuhan mereka, jadi ya, diabaikan aja. Belum lagi, dorongan psikologis kayak pengen “melawan” aturan atau sekadar cari sensasi juga bisa jadi pendorongnya.
Kata PT KAI Soal Pagar di Stasiun Cikini
Menanggapi fenomena ini, PT KAI punya penjelasan sendiri soal kenapa pagar itu tetap berdiri dan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi kelakuan “bandel” para penumpang.
Pagar Itu Demi Ketertiban dan Keselamatan!
Kata Manager Humas PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, pagar di Stasiun Cikini (dan stasiun lainnya) itu penting banget buat menjaga ketertiban dan keselamatan penumpang. “Pagar ini bukan cuma pembatas, tapi bagian dari sistem keamanan dan manajemen stasiun,” tegasnya. Pagar berfungsi mengarahkan penumpang ke jalur yang aman, mengurangi risiko kecelakaan, dan mencegah potensi kejahatan di area stasiun.
Pak Ixfan juga bilang, KAI sudah menyediakan dua akses yang cukup kok buat penumpang masuk dan keluar stasiun. Akses ini dirancang buat menampung jumlah penumpang yang ada, jadi sebenernya nggak ada alasan buat lompat pagar demi ngejar waktu.
Biar Stasiun Nggak Semrawut
Alasan lain kenapa pagar dipertahankan adalah untuk mencegah kesemrawutan di area stasiun. Bayangin aja kalau pagar di tengah stasiun dibuka, pasti langsung diserbu taksi dan ojek yang parkir seenaknya. Ini bakal bikin lalu lintas penumpang jadi macet, nggak nyaman, dan bahkan bisa membahayakan keselamatan.
“Kami pengen stasiun itu tertib dan aman buat semua pengguna kereta api. Kalau pagar di tengah dibuka, bisa kacau balau dan mengganggu kenyamanan penumpang,” jelas Pak Ixfan. KAI berusaha mencari keseimbangan antara bikin akses mudah buat penumpang dan menjaga ketertiban di area stasiun.
Lompat Pagar Itu Bahaya dan Melanggar Aturan!
KAI dengan tegas mengingatkan, lompat pagar itu bukan cuma melanggar aturan, tapi juga bahaya banget! Risiko jatuh, keseleo, atau ketabrak kereta api selalu mengintai.
Selain itu, aksi ini juga bisa mengganggu operasional stasiun. Petugas keamanan jadi harus mengawasi dan menegur pelanggar, yang bisa bikin mereka nggak fokus sama tugas-tugas penting lainnya. “Kami mengimbau seluruh penumpang untuk selalu mematuhi aturan demi keselamatan dan kenyamanan bersama,” kata Pak Ixfan.
Stasiun Memang Didesain Pakai Pagar
Menurut Pak Ixfan, hampir semua stasiun KRL di Jakarta dirancang dengan sistem pemagaran di area pejalan kaki. Desain ini nggak cuma buat keamanan, tapi juga buat menata kawasan stasiun biar lebih tertib dan terintegrasi. Pagar membantu mengarahkan penumpang ke jalur yang benar, mencegah mereka keluyuran di area berbahaya, dan bikin lingkungan stasiun jadi lebih nyaman.
“Pemagaran ini bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan bikin pengalaman perjalanan yang lebih baik buat penumpang,” jelas Pak Ixfan. KAI terus melakukan evaluasi dan perbaikan desain stasiun untuk memastikan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban tetap terjaga.
KAI Terus Berusaha Menangani Penumpang “Nakal”
Sadarrr banget kalau masih banyak penumpang yang nekat lompat pagar, KAI Daop 1 Jakarta terus mencari solusi jitu buat mengatasi masalah ini. KAI bekerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk melakukan pendekatan persuasif ke para penumpang. Petugas keamanan aktif mengawasi area sekitar pagar dan menegur penumpang yang kedapatan melanggar aturan.
Selain itu, KAI juga rajin sosialisasi lewat berbagai cara, seperti pengumuman di stasiun, media sosial, dan spanduk, buat mengingatkan penumpang soal bahaya lompat pagar dan pentingnya patuh aturan. KAI juga mempertimbangkan untuk meningkatkan frekuensi patroli keamanan di area-area yang rawan pelanggaran.
Ke depannya, KAI berencana mengevaluasi tata letak stasiun dan mencari desain yang lebih efektif buat mencegah penumpang lompat pagar, tanpa bikin penumpang jadi nggak nyaman dan susah akses. KAI juga terbuka sama masukan dari masyarakat buat mencari solusi terbaik buat semua pihak. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan di seluruh stasiun KRL,” tutup Pak Ixfan. ***