Kiamat Asteroid, Seberapa Nyata Ancaman Batu Raksasa dari Langit?
Kiamat Asteroid, Seberapa Nyata Ancaman Batu Raksasa dari Langit?

Kiamat Asteroid, Seberapa Nyata Ancaman Batu Raksasa dari Langit?

Sajikabar – Baru-baru ini, Observatorium Vera C. Rubin di Chile mulai beroperasi dan langsung bikin heboh dengan penemuan ribuan asteroid baru yang sebelumnya tak terdeteksi. Penemuan ini mau tak mau bikin kita bertanya-tanya: seberapa besar sih ancaman nyata dari batu-batu raksasa luar angkasa ini bagi Bumi? Ini jadi pengingat penting tentang potensi bahaya asteroid dan dorongan untuk terus mendeteksi serta memantau benda-benda langit tersebut.

Apa Sebenarnya Asteroid Itu dan Dari Mana Mereka Berasal?

Singkatnya, asteroid itu sisa-sisa pembentukan Tata Surya, semacam batuan dan puing-puing yang gagal jadi planet. Kebanyakan asteroid ngumpul di dua wilayah utama: sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, dan sabuk Kuiper di luar orbit Neptunus. Sabuk asteroid ini kayak gudang raksasa yang isinya jutaan asteroid dengan berbagai ukuran, dan jadi sumber utama bebatuan luar angkasa yang kadang “nyasar” ke dekat Bumi.

Menurut Dr. Andi Pangeran, seorang astronom dari LAPAN, “Asteroid itu bisa dibilang ‘bahan bangunan’ planet yang gagal. Komposisinya macam-macam, ada yang batuan padat, logam, campuran keduanya, bahkan ada juga yang mengandung es.”

Selain dua sabuk tadi, ada juga asteroid yang tersebar di seluruh Tata Surya, termasuk asteroid dekat Bumi (Near-Earth Asteroids atau NEA) yang orbitnya deket banget atau bahkan memotong orbit Bumi. Nah, kelompok NEA inilah yang paling bikin ilmuwan was-was karena potensi bahayanya buat planet kita.

Seberapa Mungkin Bumi Ketabrak Asteroid?

Walaupun kedengarannya serem, sebenarnya peluang Bumi ditabrak asteroid gede itu kecil kok. “Dulu Bumi memang pernah ditabrak asteroid besar, dan mungkin, kalau kita nunggu cukup lama, kejadian serupa bisa terulang,” kata Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. “Tapi, risiko dalam waktu dekat ini rendah banget.”

Dari hasil perhitungan dan pengamatan yang teliti, sejauh ini belum ada asteroid yang punya peluang signifikan buat nabrak Bumi dalam seratus tahun ke depan. Tapi, tetap aja ada kemungkinan ancaman dari asteroid yang belum kita deteksi, makanya upaya buat meningkatkan sistem deteksi dan pemantauan terus dilakukan.

Gimana Sih Cara Ilmuwan Mendeteksi dan Memantau Asteroid?

Lembaga antariksa dan observatorium di seluruh dunia terus-menerus memindai langit buat nyari dan memantau asteroid, terutama yang berpotensi membahayakan Bumi. Nah, Observatorium Vera C. Rubin dengan teleskop canggihnya diharapkan bisa mengubah cara kita mendeteksi asteroid.

“Vera Rubin Telescope ini bakal jadi mesin penemuan yang luar biasa di masa depan,” kata seorang peneliti dari National Optical-Infrared Astronomy Research Laboratory (NOIRLab). “Kemampuannya buat memindai langit secara luas dan mendalam bakal bantu kita nemuin lebih banyak asteroid, termasuk yang kecil dan sulit dideteksi.”

Selain Vera Rubin, NASA juga udah berhasil mengidentifikasi lebih dari 95% asteroid berukuran satu kilometer atau lebih besar di Tata Surya, dan terus meningkatkan kemampuan deteksi mereka buat nemuin asteroid yang lebih kecil dan berpotensi berbahaya.

Seberapa Sering Asteroid Menabrak Bumi dan Apa Dampaknya?

Tabrakan asteroid dengan Bumi itu soal probabilitas. Benda yang lebih kecil, kayak asteroid dengan diameter sekitar 10 meter, rata-rata menghantam Bumi sekali dalam satu dekade. Contohnya, meteorit Chelyabinsk yang meledak di atas Rusia tahun 2013, ukurannya dua kali lebih besar dan menyebabkan kerusakan lumayan serta melukai ribuan orang.

Semakin besar ukuran asteroid, semakin jarang juga tabrakannya dengan Bumi. Asteroid berukuran 140 meter diperkirakan menghantam Bumi sekali setiap 1.000 tahun, sementara asteroid berukuran sekitar satu kilometer menghantam Bumi kira-kira setiap 700.000 tahun.

Seberapa Dahsyat Dampak Kalau Asteroid Raksasa Menabrak Bumi?

Dampaknya bisa parah banget! Asteroid yang diyakini memusnahkan dinosaurus ukurannya sekitar 10 sampai 15 kilometer, dan tabrakannya diperkirakan terjadi sekitar sekali setiap 100 juta tahun. Tabrakan kayak gitu bisa menyebabkan gempa bumi dahsyat, tsunami raksasa, perubahan iklim global, dan kepunahan massal spesies. Ngeri!

“Kalau asteroid berukuran besar menghantam Bumi, dampaknya bakal sangat luas dan merusak,” kata Dr. Clara Yono Yatini, seorang ahli geofisika dari ITB. “Gelombang kejut, panas yang intens, dan debu yang beterbangan ke atmosfer bisa memicu serangkaian bencana alam yang sulit diatasi.”

Walaupun ancaman tabrakan asteroid raksasa itu nyata, peluangnya dalam waktu dekat ini relatif kecil. Tapi, upaya berkelanjutan buat mendeteksi, memantau, dan mungkin mengalihkan asteroid berbahaya tetap jadi prioritas utama bagi para ilmuwan dan lembaga antariksa di seluruh dunia. Pengembangan teknologi mitigasi, kayak misi pengalihan asteroid, jadi makin penting buat melindungi Bumi dari ancaman luar angkasa ini.

Dengan teknologi yang terus berkembang dan kolaborasi global yang semakin erat, kita berharap ancaman asteroid bisa dikelola dan diatasi dengan lebih baik, sehingga kehidupan di planet Bumi bisa terus berlanjut. ***

Tentang Luthfi Hermawan

Hi readers! Saya Luthfi, jurnalis yang selalu curious dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Menulis berita dan melakukan investigasi adalah passion saya. Mari kita jelajahi dunia informasi bersama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru