Sajikabar – Kanker usus besar, atau yang lebih dikenal dengan kanker kolorektal, makin bikin khawatir. Dulu penyakit ini identik dengan orang tua, eh sekarang anak muda juga kena! Coba deh simak kisah dua perempuan ini. Mereka berdua kena kanker usus di usia 20-an. Padahal, gejala awalnya sering banget dianggap enteng, dikira cuma sakit perut biasa atau masuk angin doang.
Kisah Hana: Nyeri Perut Hebat di Usia 20 Tahun
Hana Lailaszma, cewek asal Jakarta Timur, nggak nyangka hidupnya bakal berubah drastis gara-gara nyeri perut hebat yang dia rasain pas umur 20 tahun. Padahal, sebelumnya dia nggak punya riwayat penyakit serius. Tapi tiba-tiba aja, perutnya sakit bukan main sampai bikin dia nggak berdaya. “Sakitnya itu beda banget sama sakit perut biasa. Sampai nggak bisa napas, sesak banget rasanya,” cerita Hana waktu kita temui.
Obat pereda nyeri yang dibeli di apotek nggak ngefek. Akhirnya, dia pergi ke klinik 24 jam dan disuntik anti-nyeri. Perutnya emang mendingan, tapi nggak lama kemudian muncul gejala yang lebih bikin panik: BAB berdarah!
Gejala Awal yang Mengecoh
Awalnya, Hana ngira BAB berdarah itu gara-gara ambeien. “Sempat minum obat ambeien selama tiga bulan, tapi nggak ada perubahan. Akhirnya aku cek darah dan ternyata HB-ku cuma 7, padahal normalnya 14,” jelasnya. Karena anemianya parah, dokter nyuruh dia buat pemeriksaan lebih lanjut. Hasil USG dan CT scan bikin Hana lemes: dia didiagnosis kanker usus stadium 2. “Kata dokter, pemicunya bisa karena faktor keturunan, pola makan nggak teratur, sering makan pedas, dan kurang protein serta serat,” imbuh Hana.
Perjuangan Eriama: Mirip Masuk Angin dan Maag Biasa
Kisah serupa juga dialami Eriama Agustina, dari Bandung. Dia divonis kanker usus pas awal 30-an. Sebelum vonis itu keluar, Eriama inget betul tiga gejala yang paling sering dia rasain: mual, pusing, dan kolik alias nyeri perut yang menusuk-nusuk. “Kalau nggak didiagnosis kanker usus, aku nggak akan pernah sadar kalau tiga gejala itu adalah gejala kanker yang udah lama aku alamin,” katanya.
Selain itu, Eriama juga sering sakit punggung dan susah BAB, bahkan bisa sembelit sampai seminggu sekali! Setelah diperiksa, hasil CT scan nunjukkin ada tumor di ususnya. Biopsi mastiin kalau tumor itu ganas. Untungnya, Eriama nggak perlu dipasang stoma (lubang buatan buat buang air besar). Dia cuma perlu operasi buat ngangkat sebagian ususnya, dan sekarang udah dinyatakan remisi dari kanker usus stadium 2a. “Sekarang kontrolnya masih rutin sebulan sekali. Dokter nyaranin buat hindarin makanan yang terlalu pedas, makanan yang ada pengawetnya, makanan dari tepung, dan makanan yang dibakar,” kata Eriama.
Meskipun dokter belum bisa mastiin penyebab pasti kankernya, Eriama sadar banget kalau pola makan rendah serat dan gaya hidup nggak sehat adalah faktor risiko yang gede. “Dulu sering banget makan makanan cepat saji dan kurang gerak. Sekarang bener-bener harus ubah gaya hidup,” ujarnya.
Kanker Usus di Usia Muda Kian Meningkat
Yang bikin ngeri, tren kanker usus besar di kalangan anak muda, mulai dari generasi Z, milenial, sampai generasi X, makin meningkat aja. Data dari American Cancer Society di tahun 2023 nunjukkin kalau di tahun 1995, cuma 1 dari 10 pasien kanker kolorektal yang umurnya di bawah 55 tahun. Tapi sekarang, jumlahnya udah naik jadi 1 dari 5 orang!
Para ahli curiga kalau pola makan yang kurang serat, kebanyakan makan makanan olahan, dan gaya hidup yang kurang gerak jadi penyebab utama kanker kolorektal makin sering nyerang anak muda. Kurangnya kesadaran soal pentingnya deteksi dini juga ikut nyumbang angka ini.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Penting banget buat kita semua, terutama anak muda, buat lebih peka sama gejala-gejala yang bisa jadi tanda kanker usus. Gejala-gejalanya antara lain:
* Diare atau sembelit yang nggak sembuh-sembuh.
* Ada darah di tinja.
* Nyeri atau kram perut yang nggak biasa.
Selain itu, gejala lain yang mungkin muncul adalah gampang capek, berat badan turun tanpa alasan yang jelas, dan berasa kayak usus nggak kosong sepenuhnya setelah BAB. Ingat ya, beberapa orang mungkin nggak ngerasain gejala apa pun, apalagi di tahap awal penyakit ini. Makanya, penting banget buat periksa kesehatan secara rutin, apalagi kalau punya faktor risiko kayak keluarga yang pernah kena kanker usus atau pola makan yang nggak sehat. Deteksi dini itu kunci buat ngobatin kanker usus. Semakin cepat ketahuan, semakin besar peluang buat sembuh! ***