Kisah Unik, Liburan ke Jepang, Kok Malah Jadi Sopir Taksi, Ya?
Kisah Unik, Liburan ke Jepang, Kok Malah Jadi Sopir Taksi, Ya?

Kisah Unik, Liburan ke Jepang, Kok Malah Jadi Sopir Taksi, Ya?

Sajikabar – Seorang wanita asal Tiongkok membuat heboh Jepang, bukan karena kuliner atau belanja, tapi karena jadi sopir taksi ilegal! Alih-alih menikmati indahnya Negeri Sakura, ia malah asyik menjemput turis Tiongkok yang belum paham betul soal aturan transportasi di sana. Maklum, lagi musim liburan, banyak wisatawan berdatangan, dan celah ini dimanfaatkan betul oleh si wanita.

Liburan Jadi “Profesi Dadakan”?

Ceritanya, wanita berusia 40-an ini awalnya datang ke Jepang sebagai turis biasa. Tapi, lama-kelamaan, ia melihat peluang bisnis yang lumayan di sektor transportasi. Akhirnya, ia nekat jadi sopir taksi “bodong”, khusus melayani turis-turis dari Tiongkok, terutama di daerah Kansai. Aksinya ini sudah berjalan sekitar dua tahunan, tanpa izin resmi sama sekali! Padahal, polisi setempat sudah lama curiga dengan praktik ilegal ini.

Penangkapan terjadi tanggal 17 Juni lalu. Saat itu, ia lagi asyik menjemput sebuah keluarga asal Tiongkok yang baru mendarat di Bandara Kobe. Keluarga itu baru saja tiba dari Taiwan untuk liburan. Mereka menyewa jasa si wanita untuk keliling Kyoto, dengan tarif sekitar 1.000 yuan atau sekitar Rp 2,2 juta. Lumayan miring kan, dibanding taksi resmi? Polisi Prefektur Hyogo menduga, si wanita ini sudah sering banget mengangkut turis Tiongkok tanpa izin, memanfaatkan ramainya turis di Jepang, apalagi sebentar lagi ada Osaka Kansai Expo!

Modusnya? Incar Turis Tiongkok!

Nah, si wanita ini punya trik khusus buat menjaring pelanggan dari kalangan turis Tiongkok. Salah satunya, ya lewat aplikasi media sosial populer di Tiongkok, WeChat.

Tarif Lebih Murah, Jualan di Medsos

Lewat WeChat, ia terhubung dengan “calo” yang bertugas nyari pelanggan. Ia kemudian menawarkan tarif yang lebih murah dari taksi resmi. Harga miring ini jadi daya tarik utama buat turis yang pengen hemat ongkos transportasi.

Nongkrong di Bandara Kobe dan Kansai

Selain lewat media sosial, ia juga aktif nyari penumpang di Bandara Kobe dan Kansai. Ia memanfaatkan ketidaktahuan turis soal aturan transportasi Jepang untuk menawarkan jasanya langsung. Sumber kepolisian bilang, di Tiongkok, praktik ride-sharing itu biasa banget. Jadi, banyak warga Tiongkok yang mikir, “Ah, nebeng mobil pribadi juga nggak masalah, asal bayar.” Persepsi ini beda banget dengan aturan ketat soal taksi resmi di Jepang.

Akibatnya? Ditangkap Polisi!

Penangkapan si wanita ini bikin heboh dan membuka mata banyak orang soal praktik taksi ilegal yang memanfaatkan celah pariwisata di Jepang. Kasus ini juga memunculkan pertanyaan soal keamanan dan perlindungan konsumen bagi turis yang pakai jasa transportasi nggak resmi. Sekarang, polisi lagi gencar menyelidiki lebih lanjut untuk membongkar jaringan yang terlibat dalam praktik ilegal ini.

“Ini jadi pengingat buat para turis untuk selalu pakai jasa transportasi resmi yang punya izin dan terjamin keamanannya,” kata juru bicara kepolisian Prefektur Hyogo. Ia menambahkan, “Kami akan terus menindak tegas praktik taksi ilegal demi melindungi konsumen dan menjaga ketertiban umum.”

Kenapa Taksi Ilegal Itu Bahaya?

Pakai taksi ilegal itu bukan cuma melanggar hukum, tapi juga berpotensi bahaya banget dibanding taksi resmi. Biro Transportasi Distrik Kinki menjelaskan bedanya:

Kesehatan dan Keselamatan Sopir Dicek Rutin

Operator taksi resmi di Jepang wajib melakukan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap sopirnya, termasuk tes alkohol sebelum dan sesudah kerja. Tujuannya, biar sopir selalu fit dan bisa nyetir dengan aman. Nah, kalau sopir taksi ilegal, nggak ada pemeriksaan kesehatan ketat kayak gitu. Jadi, risiko kecelakaan akibat kondisi sopir yang nggak fit jadi lebih tinggi.

Asuransi dan Keselamatan Kendaraan Juga Beda

Taksi resmi di Jepang juga harus menjalani pemeriksaan keselamatan kendaraan secara berkala, jauh lebih sering daripada mobil pribadi. Selain itu, taksi resmi juga wajib punya asuransi mobil yang lengkap, yang memberikan perlindungan bagi penumpang kalau terjadi kecelakaan. Taksi ilegal biasanya nggak memenuhi persyaratan keselamatan dan asuransi yang ketat. Jadi, perlindungan buat penumpang minim banget kalau terjadi apa-apa.

“Taksi ilegal ini bisa lebih bahaya dan merugikan penumpang daripada taksi resmi,” tegas perwakilan dari Biro Transportasi Distrik Kinki. “Kami mengimbau masyarakat untuk selalu hati-hati dan memilih transportasi yang legal dan terpercaya.”

Kasus wanita asal Tiongkok ini jadi pelajaran berharga buat semua pihak, baik turis maupun pemerintah Jepang. Turis diharapkan lebih hati-hati dan selalu pakai jasa transportasi resmi yang terjamin keamanannya. Pemerintah Jepang juga perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik taksi ilegal, serta memberikan edukasi yang lebih baik kepada para turis soal aturan transportasi setempat. Dengan upaya bersama, diharapkan praktik taksi ilegal bisa diberantas dan keamanan serta kenyamanan para turis di Jepang bisa terjamin. Rencananya, pemerintah Jepang bakal gencar sosialisasi tentang pentingnya menggunakan transportasi resmi, apalagi sebentar lagi ada Osaka Kansai Expo yang diperkirakan akan menarik jutaan wisatawan dari seluruh dunia. ***

Tentang Intan Wicaksono

Hello fellow travelers! Saya seorang travel enthusiast yang sudah explore berbagai destinasi. Melalui tulisan saya, saya ingin inspire kalian untuk traveling dan berbagi tips perjalanan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru