Sajikabar – Warga Seoul dan Incheon belakangan ini dibuat resah oleh serbuan kumbang cinta atau lovebug. Serangga kecil ini memang tidak menggigit, tapi jumlahnya yang luar biasa banyak bikin aktivitas sehari-hari jadi kurang nyaman. Pertanyaan pun muncul: kok bisa ya, serangga ini sampai “meneror” Korea Selatan, dan bagaimana cara mengatasinya?
Apa sih si Lovebug ini?
Lovebug, yang punya nama ilmiah Plecia longiforceps, sebenarnya adalah sejenis lalat. Mereka terkenal karena kebiasaan uniknya: kawin sambil terbang, jadi sering terlihat berpasangan dan menempel satu sama lain dalam waktu yang lama. Biasanya, lovebug ini bisa ditemukan di daerah subtropis seperti China selatan, Taiwan, Kepulauan Ryukyu (Jepang), juga sebagian Amerika Tengah dan Amerika Serikat. Jangan khawatir soal gigitan atau penyakit, karena mereka sama sekali tidak berbahaya. Masalahnya adalah jumlahnya yang luar biasa banyak dan kebiasaannya menempel di mana-mana, mulai dari mobil sampai gedung, sehingga dianggap mengganggu.
Kok Bisa Ada Lovebug di Korea Selatan?
Kehadiran lovebug di Korea Selatan terbilang baru. Mereka pertama kali terlihat di tahun 2015. Diduga, serangga ini masuk melalui jalur perdagangan atau terbawa angin dari China selatan. Sejak 2022, lovebug mulai rutin muncul setiap bulan Juni sampai Juli, terutama di sekitar wilayah pelabuhan Seoul. Kemunculan rutin ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka sudah beradaptasi secara permanen di ekosistem Korea Selatan. “Kami sedang meneliti bagaimana serangga ini bisa beradaptasi secepat ini,” ujar Park Ji-hoon, seorang ahli serangga dari Universitas Nasional Seoul.
Kenapa Lovebug Bisa Mewabah di Korea Selatan?
Peningkatan jumlah lovebug yang drastis di Korea Selatan beberapa tahun terakhir ini disebabkan oleh beberapa faktor. Suhu udara yang lebih hangat dan kelembapan yang tinggi menciptakan kondisi ideal bagi mereka untuk berkembang biak dengan cepat. Sumber makanan yang berlimpah, seperti nektar bunga dan bahan organik yang membusuk, juga mendukung pertumbuhan populasi lovebug. Tapi, faktor yang paling berpengaruh adalah perubahan iklim dan efek pulau panas perkotaan.
Perubahan Iklim dan Pulau Panas: Kombinasi yang Pas untuk Lovebug
Perubahan iklim global telah menyebabkan peningkatan suhu rata-rata di Korea Selatan. Ditambah lagi dengan efek pulau panas perkotaan (urban heat island effect) di Seoul dan Incheon, terciptalah lingkungan yang sangat cocok untuk lovebug. Efek pulau panas ini terjadi karena area perkotaan menyerap dan menahan lebih banyak panas daripada area pedesaan di sekitarnya, sehingga suhunya lebih tinggi. “Kenaikan suhu di Seoul jauh lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia,” kata Kim Tae-o, Direktur Kementerian Lingkungan Korea Selatan. “Efek pulau panas akibat bangunan kota membuat suhu makin ekstrem dan memperparah penyebaran.” Data dari Badan Meteorologi Korea menunjukkan bahwa suhu rata-rata di Seoul meningkat 1,5 derajat Celcius selama tiga dekade terakhir, dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya 0,8 derajat Celcius.
Apa Dampaknya Bagi Warga Korea Selatan?
Meskipun tidak berbahaya secara fisik, keberadaan lovebug ini tetap membawa dampak bagi warga Korea Selatan. Kawanan lovebug yang besar bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama di luar ruangan. Mereka sering menempel di kaca mobil, dinding rumah, restoran, bahkan gerbong kereta bawah tanah, menciptakan pemandangan yang kurang sedap dipandang dan bikin tidak nyaman. Selain itu, lovebug juga bisa mengganggu kegiatan pertanian dan perkebunan. “Kami menerima banyak keluhan dari petani tentang lovebug yang menempel pada tanaman mereka,” kata Lee Min-ho, seorang pejabat dari Departemen Pertanian Kota Incheon. “Mereka khawatir serangga ini bisa merusak hasil panen.”
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Pemerintah Korea Selatan sudah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi masalah lovebug ini. Petugas pemerintah dikerahkan ke daerah-daerah yang terdampak, seperti Gunung Gyeyangsan, untuk memantau populasi lovebug dan melakukan penyemprotan dengan insektisida organik yang aman bagi lingkungan. Pemerintah juga mengimbau warga untuk melakukan pencegahan sendiri, seperti memasang jaring serangga di jendela dan pintu, serta menggunakan semprotan air atau perangkap lengket untuk mengusir lovebug. “Kami menyarankan warga untuk tidak menggunakan pestisida kimia karena bisa membahayakan kesehatan dan lingkungan,” kata seorang juru bicara dari Kementerian Lingkungan Korea Selatan.
Mungkinkah Lovebug Menyebar ke Daerah Lain di Korea Selatan?
Saat ini, populasi lovebug memang sedang berkembang pesat di barat laut Korea Selatan. Tapi, apakah mereka akan menyebar ke daerah lain? Para ahli memperkirakan bahwa lovebug bisa saja menyebar jika kondisi lingkungan terus mendukung pertumbuhan populasi mereka. Daerah yang beriklim hangat dan lembap adalah tempat yang ideal bagi serangga ini untuk berkembang biak. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan berencana meningkatkan pemantauan populasi serangga ini, serta melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami perilaku dan siklus hidup lovebug. “Kami perlu memahami lebih baik tentang lovebug agar bisa mengembangkan strategi pengendalian yang efektif dan berkelanjutan,” kata Park Ji-hoon, entomolog dari Universitas Nasional Seoul. Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan masalah lovebug di Korea Selatan bisa dikendalikan dan dampaknya bagi warga bisa diminimalkan. ***