Sajikabar – Kasus infeksi virus Hanta di Bandung sempat bikin geger Mei lalu. Seorang warga dilaporkan positif, dan sontak masyarakat jadi waspada karena virus ini ditularkan lewat tikus. Tapi, sebenarnya virus Hanta itu apa sih? Gimana ceritanya sampai ada kasus di Bandung? Dan yang paling penting, apa yang bisa kita lakukan biar nggak ikut kena getahnya?
Mengenal Si Biang Kerok, Virus Hanta
Virus Hanta itu termasuk penyakit zoonosis, alias penyakit yang bisa loncat dari hewan ke manusia. Penyebabnya adalah virus yang dibawa sama hewan pengerat, kayak tikus. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa jenis tikus di Indonesia yang bisa jadi “rumah” buat virus Hanta. Sebut saja tikus got (Rattus norvegicus) dan tikus rumah (R. tanezumi). Tapi, jangan salah, tikus-tikus lain seperti tikus belukar, tikus ladang, tikus sawah, bahkan mencit rumah juga berpotensi jadi pembawa virus ini. Penularannya biasanya terjadi kalau kita kontak langsung sama urin, tinja, air liur, atau digigit tikus yang udah terinfeksi. Bahkan, kita juga bisa ketularan kalau menghirup udara yang udah tercemar partikel virus dari kotoran tikus. Ngeri, kan?
Runutan Kejadian Kasus Virus Hanta di Bandung
Kasus virus Hanta ini pertama kali ketahuan di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya tanggal 20 Mei 2025. Seorang bapak berusia 52 tahun, yang sehari-harinya jadi buruh bangunan, dinyatakan positif terinfeksi virus Hanta. Awalnya, si bapak ini ngeluh pusing, demam tinggi, sama nyeri lambung pas lagi kerja. Setelah ditelusuri, ternyata dia sempat digigit tikus pas lagi ngerjain proyek bangunan. Kondisi kesehatannya terus memburuk walaupun udah dapat perawatan di beberapa rumah sakit. Awalnya, dokter curiga ini leptospirosis, penyakit lain yang juga ditularkan sama tikus. Tapi, pas diperiksa lebih lanjut di laboratorium, hasilnya positif virus Hanta.
“Dugaan awalnya leptospirosis. Tetapi, setelah dilakukan pengujian laboratorium lebih lanjut, hasilnya menunjukkan positif virus Hanta,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra, waktu diwawancarai hari Rabu (18/6/2025).
Nggak mau kecolongan, Dinas Kesehatan Bandung Barat langsung gerak cepat melakukan penyelidikan epidemiologi di sekitar rumah pasien. Tujuannya jelas, buat cari tahu potensi penularan virus lebih lanjut dan ambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Sebagai bagian dari penyelidikan, petugas kesehatan bahkan sampai nangkap 12 ekor tikus dari selokan dan tempat-tempat strategis lainnya. Organ dalam tikus-tikus itu kemudian diperiksa di laboratorium buat mastiin ada nggaknya virus Hanta.
Untungnya, ada kabar baik nih. Pasien yang terinfeksi virus Hanta dan sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, kondisinya udah membaik dan udah boleh pulang. Syukurlah!
Langkah Cepat Saat Diduga Terpapar Virus Hanta
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Widyawati, bilang penting banget buat bertindak cepat kalau kita curiga udah terpapar virus Hanta. Dia ngingetin masyarakat buat segera cari pertolongan medis di fasilitas kesehatan terdekat kalau ngalamin gejala demam, nyeri otot, dan gangguan pernapasan.
“Masyarakat tidak perlu panik berlebihan, tetapi harus tetap waspada. Kebersihan lingkungan merupakan kunci utama pencegahan. Pemantauan di daerah-daerah rawan akan terus dilakukan bersama dinas kesehatan setempat untuk mencegah penularan lebih lanjut,” jelasnya.
Nah, sambil nunggu bantuan medis datang, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai pertolongan pertama:
* Cuci Luka: Kalau ada luka bekas gigitan tikus, langsung cuci luka itu pakai air bersih dan sabun antiseptik.
* Tutup Luka: Setelah dicuci bersih, tutup luka pakai perban steril buat mencegah infeksi lebih lanjut.
* Amati Gejala: Perhatiin dan catat semua gejala yang muncul, kayak demam, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, atau gangguan pernapasan. Informasi ini penting banget buat dokter biar bisa kasih diagnosis dan pengobatan yang tepat.
* Istirahat yang Cukup: Istirahat yang cukup bisa bantu ningkatin sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan.
Cara Ampuh Mencegah Terinfeksi Virus Hanta
Pencegahan itu lebih baik daripada mengobati. Itu juga yang berlaku buat kasus virus Hanta ini. Kementerian Kesehatan RI nyaranin beberapa langkah pencegahan yang efektif, yang fokusnya ke pengendalian populasi tikus dan menghindari kontak sama urin, tinja, air liur, dan sarang hewan pengerat.
Ini dia langkah-langkah pencegahannya:
* Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): PHBS itu fondasi utama buat mencegah penyakit menular. Jaga kebersihan diri dan lingkungan secara rutin.
* Jaga Kebersihan Rumah dan Lingkungan: Bersihin rumah secara teratur, terutama area yang jarang dipakai kayak ruang bawah tanah, loteng, gudang, dan tempat penyimpanan. Pastiin nggak ada sisa makanan atau sampah yang bisa narik perhatian tikus.
* Hindari Kontak dengan Hewan Pengerat: Usahain buat nggak nyentuh hewan pengerat, baik yang masih hidup maupun yang udah mati. Kalau terpaksa nyentuh, pakai sarung tangan pelindung.
* Kelola Sampah dengan Benar: Buang sampah pada tempatnya dan pastiin wadah sampah tertutup rapat. Ini bakal mencegah tikus nyari makan di sekitar rumah.
* Pasang Perangkap Tikus: Pasang perangkap tikus di sekitar rumah atau tempat kerja buat ngurangin populasi tikus. Periksa dan ganti perangkap secara berkala.
* Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Pekerja yang berisiko tinggi terpapar virus Hanta, kayak buruh bangunan, petani, tenaga laboratorium, dan dokter hewan, wajib pakai APD yang sesuai pas kerja. APD bisa berupa sarung tangan, masker, dan pakaian pelindung.
Dengan waspada dan ngikutin langkah-langkah pencegahan yang tepat, risiko terinfeksi virus Hanta bisa diminimalisir. Pemerintah dan dinas kesehatan setempat juga terus ngelakuin pemantauan dan sosialisasi buat ningkatin kesadaran masyarakat akan bahaya virus Hanta dan cara pencegahannya. Jadi, yuk, jaga kebersihan dan waspada selalu! ***