Lobster Hidup Disajikan di Restoran? Reaksi Netizen Pedas!
Lobster Hidup Disajikan di Restoran? Reaksi Netizen Pedas!

Lobster Hidup Disajikan di Restoran? Reaksi Netizen Pedas!

Sajikabar – Heboh di dunia maya! Sebuah restoran di Sydney, Australia, mendadak jadi buah bibir gara-gara menu lobsternya. Gara-garanya, banyak netizen yang meradang dan menuding restoran tersebut menyajikan lobster yang masih hidup. Video yang beredar menunjukkan pelanggan asyik menyantap hidangan lobster yang, katanya, masih bergerak-gerak. Sontak, perdebatan sengit soal etika dan kesejahteraan hewan pun pecah.

Kontroversi Lobster “Hidup” di Meja Makan

Viral dan Amukan Netizen

Semua bermula dari sebuah video yang diunggah seorang pengunjung restoran. Dalam video itu, terlihat dua orang tengah menikmati lobster. Yang bikin geger, lobster di piring mereka tampak masih “joget-joget”! Alhasil, unggahan ini langsung dibanjiri komentar pedas.

“Wow, makan lobster hidup,” celetuk seseorang dalam video tersebut.

Kolom komentar pun langsung ramai dengan kecaman. Banyak yang menilai tindakan restoran dan pelanggan tersebut sebagai bentuk kekejaman terhadap hewan. “Gimana bisa nikmat makan kalau lihat makhluk malang itu menderita?” tulis seorang netizen. Yang lain menambahkan, “Ini nggak benar. Hewan nggak seharusnya diperlakukan kayak gini.”

Video ini dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial. Diskusi panas soal penyajian makanan laut hidup-hidup dan dampaknya bagi kesejahteraan hewan pun tak terhindarkan. Masalah ini nggak cuma soal etika, tapi juga soal aturan dan standar perlakuan terhadap hewan di dunia kuliner.

Pembelaan Pihak Restoran

Menanggapi badai kritikan, pihak restoran Getbawl akhirnya angkat bicara. Seorang perwakilan restoran menegaskan bahwa mereka selalu memastikan kualitas dan kesegaran makanan laut yang disajikan. Lobster, katanya, baru diambil dari akuarium saat ada pesanan, dan langsung “diproses” setelah itu.

“Kami nggak menyajikan lobster hidup-hidup,” tegas sang perwakilan. “Lobster kadang masih gerak setelah mati karena ada sisa aktivitas saraf dan otot.”

Lebih lanjut, mereka menjelaskan soal fenomena gerakan pada lobster yang sudah mati. Menurutnya, sistem saraf krustasea nggak langsung mati begitu saja. Otot-ototnya masih bisa berkontraksi, sehingga menimbulkan kedutan dan gerakan yang sering disalahartikan sebagai tanda kehidupan.

“Kami ngerti kenapa orang mikir ini kejam,” imbuhnya. “Tapi, kami lakuin ini demi nyajiin hidangan segar ke pelanggan. Hal yang sama juga kami lakuin buat ikan. Kami punya akuarium ikan hidup untuk sashimi kami.”

Perlindungan Krustasea di Australia: Minim Banget!

Kasus ini juga menyoroti satu fakta miris: perlindungan hewan krustasea di Australia itu minim banget. Di banyak negara bagian, krustasea bahkan nggak masuk kategori “hewan” dalam undang-undang kesejahteraan hewan! Artinya, tindakan yang dianggap kejam kalau dilakukan ke hewan lain, belum tentu kena hukum kalau sasarannya lobster atau krustasea lain.

Kondisi ini bikin aktivis hak-hak hewan khawatir. Mereka berpendapat, krustasea juga bisa merasakan sakit dan menderita. Jadi, sudah seharusnya mereka dapat perlindungan hukum yang memadai.

Kurangnya aturan ini juga membuka celah bagi praktik-praktik kontroversial di industri kuliner. Penyajian makanan laut hidup-hidup, meski dianggap nggak etis oleh sebagian orang, masih bisa dilakukan tanpa melanggar hukum.

Reaksi PETA: Investigasi!

Menanggapi isu yang makin panas, juru bicara PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) menyatakan bahwa pemerintah perlu meninjau ulang cara penyajian lobster di restoran tersebut. PETA mendesak investigasi untuk memastikan praktik itu nggak melanggar prinsip kesejahteraan hewan.

“Kami percaya semua hewan, termasuk krustasea, berhak diperlakukan dengan hormat dan nggak mengalami penderitaan yang nggak perlu,” ujar juru bicara PETA.

PETA juga mengajak masyarakat untuk lebih memikirkan dampak etis dari pilihan makanan mereka dan mendukung bisnis yang menerapkan praktik yang lebih berkelanjutan dan memperhatikan kesejahteraan hewan.

Bahaya Mengintai: Risiko Kesehatan Makan Lobster Mentah

Selain soal etika, makan lobster mentah juga menimbulkan kekhawatiran soal kesehatan. Lobster mentah berpotensi mengandung bakteri berbahaya, seperti Vibrio, Listeria monocytogenes, Salmonella, dan Shigella.

Bakteri-bakteri ini bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari diare, mual, demam, muntah, kram perut, sampai sakit kepala. Dalam kasus parah, infeksi bakteri bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan mengancam nyawa, terutama bagi mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Karena itu, para ahli kesehatan menyarankan untuk selalu memasak lobster sampai matang sebelum dimakan. Proses memasak yang benar bisa membunuh bakteri berbahaya dan mengurangi risiko penyakit. Bagi yang punya kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya konsultasi ke dokter dulu sebelum makan lobster, baik mentah maupun matang. ***

Tentang Bunga Paramita

Halo food lovers! Saya seorang foodie yang passionate banget sama kuliner nusantara dan internasional. Mari kita explore citarasa dunia bersama-sama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru