Sajikabar – Di tengah ramainya gelaran Pekan Raya Jakarta (PRJ), ada satu cerita menarik nih, soal UMKM yang jualan mie Bangladesh. Awalnya sempat sepi pengunjung, eh, tahu-tahu dagangannya malah laris manis berkat viral di media sosial! Penasaran kan, gimana ceritanya?
Awal Mula Sepinya Gerai Mie Bangladesh
PRJ memang selalu jadi pusat perhatian setiap tahun. Tapi, di balik gemerlapnya acara, ada beberapa UMKM yang sempat merasakan masa sulit di awal-awal. Salah satunya adalah gerai yang menjajakan mie Bangladesh. Makanan ini memang agak unik dan jarang ditemui, jadi sempat bikin warganet penasaran, terutama di TikTok. Beberapa konten kreator bahkan sampai menyoroti sepinya pembeli di area UMKM ini.
Curhat Pemilik Gerai Mie Bangladesh
Rahmad, pemilik gerai Mie Bangladesh x Gladiator, sempat curhat di TikTok soal sepinya pembeli. Dia nunjukkin suasana PRJ yang rame, tapi sayangnya, nggak banyak yang tertarik mampir ke gerainya. Di unggahannya, dia nulis, “Guys, coba tolong lewat dong, kasih tau tenant aku di gate F keliatan gak sih? Kok pada gak noleh ya? Jangan-jangan beda universe kali ya.” Curhatan ini nunjukkin betapa susahnya narik perhatian pengunjung di tengah banyaknya pilihan makanan di PRJ. Kondisi ini jelas berdampak ke pendapatan harian Rahmad dan timnya.
Viral di Media Sosial, Omzet Langsung Naik!
Tapi, roda kehidupan memang berputar ya. Nasib Rahmad dan mie Bangladeshnya berubah drastis setelah videonya viral di media sosial. Unggahan yang awalnya curhatan itu, malah jadi promosi gratis yang bikin banyak orang penasaran. Efeknya bener-bener luar biasa!
Gerai Langsung Rame Setelah Viral
“Mungkin awal-awal banyak pengunjung PRJ yang belum tahu kali ya sama spot ini, jadi memang sepi banget. Tapi sejak diviralkan kemarin sekarang jadi mulai ramai,” kata Rahmad ke media. Dari sini keliatan banget kan, kekuatan media sosial dalam mengangkat bisnis. Dulu, Rahmad cuma bisa jual 2-3 porsi mie Bangladesh sehari. Dengan harga Rp 25.000 per porsi, ya, nggak seberapa lah. Tapi, setelah viral, dia bisa jual sampai 80 porsi sehari, dengan omzet mencapai Rp 1 juta! Peningkatan ini jelas bikin usahanya makin semangat dan termotivasi buat terus berinovasi.
Mie Bangladesh x Gladiator: Kolaborasi Bareng Komunitas Vicky Prasetyo
Suksesnya mie Bangladesh ini juga nggak lepas dari kolaborasi sama komunitas Solidarity Squad, yang dipimpin sama Vicky Prasetyo. Dukungan dari kolaborasi ini lumayan banget, terutama buat promosi dan penyediaan tempat jualan di PRJ.
Peran Komunitas dalam Mendukung UMKM
“Komunitas itu ketua umumnya Vicky Prasetyo, dari komunitas itu memang sangat membantu sih. Dia menyediakan tempat juga minta bantuan dengan kreator konten terkenal,” jelas Rahmad. Komunitas Solidarity Squad ini emang punya visi buat bantu UMKM biar lebih maju dan berkembang. Caranya ya dengan nyediain platform jualan di acara-acara besar kayak PRJ. Selain itu, mereka juga aktif gandeng konten kreator buat promosiin produk UMKM, biar jangkauannya lebih luas. Peran komunitas kayak gini penting banget buat UMKM, karena mereka ngasih dukungan dari segala sisi, mulai dari modal, pelatihan, sampai pemasaran.
Bumbu Mie Aceh: Akar Bisnis yang Otentik
Meskipun jualan mie Bangladesh di PRJ, sebenernya Rahmad ini pengusaha asal Aceh yang jago bikin bumbu mie Aceh. Bumbu racikannya udah lama dipasarin ke berbagai tempat, termasuk warung dan restoran di sekitar Kuningan dan Kemang.
Tawarkan Bumbu Mie Aceh di PRJ
“Kita sebenarnya cuma jualan bumbu mie Aceh yang bisa diracik untuk berbagai menu, termasuk mie Bangladesh. Biasanya kita supply ke beberapa warung dan restoran di Kuningan dan Kemang,” kata Rahmad. Bisnis bumbu mie Aceh ini jadi fondasi buat usaha mie Bangladeshnya di PRJ. Kolaborasi sama komunitas Vicky Prasetyo juga ngebuka peluang buat dia ngenalin cita rasa otentik Aceh ke masyarakat luas. Di PRJ, Rahmad juga nawarin bumbu mie Aceh per kilogram, harganya sekitar Rp 120.000. Jadi, pengunjung PRJ nggak cuma bisa nikmatin mie Bangladesh di tempat, tapi juga bisa bawa pulang bumbu rahasia buat masak sendiri di rumah.
Kisah sukses Rahmad dan mie Bangladeshnya di PRJ ini buktiin kalau media sosial bisa jadi senjata ampuh buat promosiin UMKM. Selain itu, kolaborasi sama komunitas dan fokus ke kualitas produk juga penting banget buat meraih kesuksesan. Semoga makin banyak UMKM yang bisa manfaatin platform digital dan kerja sama yang saling menguntungkan, biar daya saingnya makin kuat dan bisa bantu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kisah Rahmad juga jadi inspirasi buat UMKM lain biar nggak gampang nyerah dan terus berinovasi di tengah persaingan pasar. ***