Sajikabar – Sungguh malang nasib seorang pria lanjut usia di Tiongkok. Niatnya sederhana, ingin memasak kepiting lezat. Namun, siapa sangka, kegiatan dapur itu justru berujung pada maut. Luka kecil yang dianggap remeh, ternyata menjadi pintu gerbang bagi bakteri mematikan dari si kepiting, mengubah niat baik menjadi kisah tragis yang tak terduga.
Kisah Pilu di Balik Kepiting yang Mematikan
Awal Mula Petaka
Semuanya bermula di sebuah rumah di Wenzhou. Pria yang identitasnya kami rahasiakan demi menghormati keluarga, sedang sibuk menyiapkan kepiting. Saat membersihkan kepiting segar itulah, tanpa sengaja tangannya terkena capit. Lukanya memang kecil, tak lebih dari goresan. Awalnya, ia tak merasa khawatir berlebihan. Dibersihkannya luka itu seadanya, lalu ditutup dengan perban biasa.
Siapa sangka, luka sekecil itu menyimpan bahaya besar. Ia tak sadar bahwa luka itu menjadi jalan masuk bagi bakteri ganas yang bersemayam di tubuh kepiting. Pria itu melanjutkan aktivitasnya seperti biasa, tanpa tahu ancaman mengerikan sedang mengintai.
Serangan Bakteri Mematikan
Tak sampai 24 jam, kondisinya mulai mengkhawatirkan. Lengan tempat luka itu berada, mendadak membengkak dan memerah. Tak lama kemudian, nanah mulai keluar dari luka, dan demam tinggi menyertainya. Keluarga panik melihat perubahan drastis ini.
Setelah diperiksa, barulah terungkap penyebabnya: infeksi bakteri Vibrio vulnificus. Bakteri ini terkenal jahat karena menyebabkan necrotizing fasciitis, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “penyakit pemakan daging”. Kondisi ini amat berbahaya, karena bakteri dengan cepat merusak jaringan lunak tubuh.
Kondisi Korban Merosot Tajam
Begitu tiba di rumah sakit, tim medis langsung menyadari betapa seriusnya keadaan. Tanda-tanda necrotizing fasciitis semakin jelas terlihat. Kulit di sekitar luka menghitam dan mengeluarkan banyak nanah. Dokter pun bergerak cepat untuk mengendalikan infeksi.
“Kami langsung melakukan serangkaian pemeriksaan dan menemukan infeksi bakteri yang sangat agresif,” ujar Dr. Chen, dokter yang menangani kasus ini. “Kondisi pasien memburuk sangat cepat, kami harus bertindak secepat mungkin.”
Upaya Penyelamatan yang Gagal
Tim medis sudah berjuang sekuat tenaga. Operasi darurat dilakukan berkali-kali, luka dibersihkan berulang-ulang. Tapi, kondisi pria itu terus memburuk. Infeksi bakteri terus menyebar, menghancurkan jaringan tubuh dengan kecepatan yang mencemaskan.
Sebagai usaha terakhir, dokter memutuskan untuk mengamputasi lengan kirinya. Sayangnya, tindakan ini pun tak bisa menghentikan penyebaran infeksi. Setelah sembilan hari berjuang melawan infeksi mengerikan itu, pria malang itu akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Mengenal Lebih Dekat: Si Jahat Vibrio vulnificus
Habitat dan Cara Menular
Vibrio vulnificus adalah bakteri yang secara alami hidup di air laut, terutama di perairan hangat dan berlumpur. Bakteri ini juga sering ditemukan pada makanan laut seperti tiram dan kepiting. Ada dua cara utama bakteri ini bisa menginfeksi manusia:
1. Lewat luka terbuka: Bakteri bisa masuk ke tubuh melalui luka, goresan, atau tusukan yang terpapar air laut yang terkontaminasi.
2. Konsumsi makanan laut mentah atau kurang matang: Memakan makanan laut yang tidak dimasak dengan benar bisa menyebabkan infeksi.
Tingkat Kematian dan Faktor Risiko
Infeksi Vibrio vulnificus sangat serius, dengan tingkat kematian yang tinggi. Data menunjukkan, kematian akibat infeksi ini bisa mencapai lebih dari 50% jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terinfeksi bakteri ini:
* Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit hati lebih rentan.
* Usia lanjut: Orang tua cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.
* Luka terbuka: Luka terbuka mempermudah bakteri masuk ke dalam tubuh.
Tips Aman Mengolah Seafood di Rumah
Langkah Pencegahan Infeksi
Agar terhindar dari infeksi Vibrio vulnificus saat mengolah makanan laut, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Gunakan sarung tangan: Selalu pakai sarung tangan saat membersihkan dan memproses makanan laut.
2. Desinfeksi luka: Jika terluka saat mengolah makanan laut, segera bersihkan luka dengan antiseptik seperti yodium atau alkohol.
3. Cuci tangan dengan sabun: Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah memegang makanan laut.
4. Masak hingga matang: Pastikan makanan laut dimasak hingga suhu yang aman untuk membunuh bakteri.
Pentingnya Bertindak Cepat
Jika mengalami gejala seperti kemerahan, bengkak, demam, atau nanah setelah terpapar makanan laut, jangan tunda! Segera cari pertolongan medis. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa. “Waktu adalah segalanya dalam kasus infeksi bakteri ini,” tegas Dr. Chen. “Penanganan medis yang cepat dan tepat bisa membuat perbedaan besar.”
Kisah tragis ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati saat mengolah makanan laut. Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan yang tepat dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala infeksi, kita bisa meminimalkan risiko kejadian serupa. ***