Otakmu Saat Kecanduan Film Dewasa, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Otakmu Saat Kecanduan Film Dewasa, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Otakmu Saat Kecanduan Film Dewasa, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Sajikabar – Di era serba digital ini, video dewasa gampang banget diakses. Sayangnya, kemudahan ini menyimpan bahaya tersembunyi: kecanduan. Dan kecanduan ini bukan main-main, bisa berdampak buruk buat otak kita. Penelitian terbaru bahkan menyoroti gimana kebiasaan nonton film dewasa berlebihan bisa mengubah aktivitas otak, memengaruhi emosi, dan menurunkan kemampuan berpikir. Jadi, penting banget buat kita sadar akan bahaya laten dari kecanduan ini.

Gimana Sih Penelitiannya Dilakukan?

Penelitian ini nggak main-main, mereka pakai teknologi canggih namanya functional near-infrared spectroscopy (fNIRS) buat ngintip aktivitas otak. Simpelnya, fNIRS ini alat non-invasif yang ngukur perubahan kadar oksigen dalam darah di otak. Kadar oksigen ini nunjukkin seberapa aktif saraf kita. Jadi, peneliti bisa ngeliat area mana aja di otak yang bereaksi pas seseorang nonton video dewasa.

Kenalan Lebih Dekat dengan fNIRS

fNIRS ini kerjanya unik. Dia mancarin cahaya inframerah dekat ke kulit kepala. Nah, cahaya ini diserap sama hemoglobin (zat pembawa oksigen) di darah. Dengan ngukur seberapa banyak cahaya yang diserap, peneliti bisa tahu tingkat aktivitas di berbagai wilayah otak. Kelebihannya, fNIRS bisa ngukur aktivitas otak secara real-time dan gampang dipakainya. Makanya, alat ini jadi andalan di penelitian tentang otak.

Langkah-langkah Percobaannya Ngapain Aja?

Percobaannya sendiri dirancang hati-hati biar datanya akurat. Pertama, peserta dites pakai Stroop Color and Word Test. Tes ini buat ngukur seberapa cepat dan tepat orang bisa mikir dan bereaksi. Hasil tes ini jadi patokan sebelum mereka “kenalan” sama video dewasa.

Terus, peserta disuruh nonton video dewasa selama 10 menit. Nah, selama itu, peneliti mantau terus perubahan aliran darah dan konektivitas di otak mereka pakai fNIRS. Nggak cuma itu, denyut jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen juga direkam. Jadi, bisa dapet gambaran lengkap respons tubuh mereka.

Ekspresi wajah peserta juga diperhatiin dan dicatat. Abis nonton video, mereka dites Stroop lagi buat ngeliat ada perubahan nggak di kemampuan berpikir mereka. Terakhir, mereka ngisi kuesioner buat ngukur seberapa sering mereka nonton film dewasa, tingkat kecemasan, dan depresinya.

Efek Nonton Film Dewasa ke Otak, Seriusan?

Hasilnya bikin kaget! Ada perbedaan yang jelas antara aktivitas otak orang yang kecanduan film dewasa sama yang nggak. Temuan ini ngasih kita pemahaman baru tentang gimana kecanduan ini bisa pengaruhi otak dan kelakuan seseorang.

Apa Bedanya Otak Pecandu dan Bukan Pecandu?

Peneliti nemuin kalau orang yang jarang nonton video dewasa cenderung punya fungsi otak yang lebih bagus di area yang berhubungan sama bahasa, gerakan, dan informasi sensorik. Area-area itu termasuk area Broca (buat ngomong), korteks premotorik (buat ngerencanain gerakan), dan korteks somatosensori (buat nerima informasi dari tubuh).

Sebaliknya, orang yang kecanduan film dewasa nunjukkin konektivitas yang lebih kuat di area otak yang ngatur fungsi eksekutif, kayak korteks prefrontal dorsolateral (buat ngambil keputusan dan ngerencanain sesuatu) dan area frontopolar (buat ngendaliin emosi dan kelakuan). Peningkatan konektivitas ini kayaknya cara otak buat “nutupin” dampak buruk dari kecanduan.

Dampaknya ke Kemampuan Mikir dan Emosi?

Penelitian ini nunjukkin kalau terlalu sering nonton film dewasa bisa bikin orang susah fokus dan ngatur informasi yang bertentangan. Akibatnya, mereka jadi susah konsentrasi, ngambil keputusan, dan nahan diri. Lebih jauh lagi, kecanduan ini juga dikaitkan sama tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.

“Ini mengkhawatirkan, karena menunjukkan bahwa kecanduan pornografi dapat merusak kemampuan individu untuk berfungsi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dr. Amelia Hartono, seorang psikolog klinis yang meninjau penelitian tersebut.

Pengaruhnya ke Ekspresi Emosi?

Ada temuan menarik lainnya, nih. Orang yang kecanduan film dewasa cenderung nunjukkin ekspresi emosi yang lebih datar. Mereka kayak kurang responsif secara emosional dan seringnya masang muka kosong atau netral. Ini bisa jadi tanda kalau kecanduan film dewasa bisa ganggu kemampuan seseorang buat ngerasain dan nunjukkin emosi secara alami.

Penelitian ini ngasih bukti yang kuat kalau kecanduan film dewasa bisa punya dampak negatif yang signifikan ke fungsi otak, respons emosional, dan kemampuan kognitif. Penting banget buat kita ngasih pendidikan dan pencegahan biar risiko kecanduan ini bisa ditekan dan dampaknya ke kesehatan mental dan kesejahteraan individu bisa dikurangin. Tentunya, penelitian lebih lanjut masih diperlukan buat memahami lebih dalam gimana efek-efek ini terjadi dan buat nyusun strategi intervensi yang efektif.

Ke depannya, para peneliti pengen ngelakuin studi jangka panjang buat ngeliat perubahan aktivitas otak dan kelakuan orang yang kecanduan film dewasa dari waktu ke waktu. Studi ini bakal bantu kita memahami dampak jangka panjang kecanduan ini dan buat nyari tahu faktor-faktor apa aja yang bisa jadi “ramalan” risiko kecanduan. ***

Tentang Shafira Indriyani

Halo semuanya! Saya seorang health practitioner yang passionate untuk berbagi informasi kesehatan. Mari kita jalani hidup sehat bersama-sama dengan tips dan insight yang saya bagikan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru