Sajikabar – Maverick Vinales blak-blakan soal satu keputusan yang membuatnya menyesal seumur hidup: menolak pinangan Ducati. Pebalap Spanyol ini menyebutnya sebagai “kesalahan terbesar” dalam kariernya. Bayangkan, melihat pabrikan asal Italia itu berjaya di MotoGP, sementara dirinya… Ah, penyesalan memang selalu datang belakangan. Curhatan Vinales ini muncul dalam sebuah wawancara yang membuka tabir pertimbangannya dulu, dan efeknya sekarang.
Dulu, Ducati Sempat Naksir Vinales
Awal Mula di MotoGP
Kita kilas balik sedikit. Maverick Vinales mulai mencuri perhatian di MotoGP pada 2015, memacu Suzuki. Bakatnya yang menjanjikan langsung membuat banyak tim tertarik. Setelah dua musim yang lumayan, ia hijrah ke Yamaha. Bersama Yamaha, Vinales memang kompetitif, tapi belum sampai level juara dunia. Ia sempat meraih delapan kemenangan dan dua kali finis ketiga di klasemen akhir (2017 dan 2019).
Ketika Ducati Menggoda
Di tengah masa jayanya bersama Yamaha, Ducati ternyata diam-diam kepincut. Tahun 2018, mereka menyodorkan tawaran menarik: menjadi rekan setim Andrea Dovizioso, sang andalan Ducati saat itu. Kontrak dua musim (2019 dan 2020) sudah disiapkan. Vinales mengaku sangat tertarik, tapi akhirnya memilih setia pada Yamaha.
Penyesalan Terbesar Seorang Vinales
Kenapa Dulu Menolak Ducati?
Vinales membeberkan beberapa alasan di balik keputusannya. Salah satunya, pengaruh dari orang-orang terdekatnya di tim saat itu. “Timku meyakinkanku untuk bertahan di Yamaha, dan mencoba meraih juara di sana,” ujarnya. Mereka meyakinkan Vinales bahwa ia punya potensi besar untuk juara dunia bersama Yamaha, dan sebaiknya diberi kesempatan lebih lama. Selain itu, Vinales juga merasa nyaman dengan lingkungan kerja dan dukungan yang diterimanya di Yamaha.
Akibat Salah Pilih
Keputusan menolak Ducati ternyata menjadi titik balik yang pahit. Performa Yamaha malah menurun, sementara Ducati justru makin menggila. Vinales hanya bisa menyaksikan Ducati meraih gelar juara dunia dan memenangkan banyak balapan, sementara dirinya berjuang keras untuk sekadar meraih hasil yang memuaskan bersama Yamaha. “Tentu saja, itu adalah kesalahan besar. Kesalahan besar,” ucapnya dengan nada penuh sesal. Ia sadar, jika dulu menerima tawaran Ducati, mungkin jalan kariernya akan sangat berbeda.
Setelah Berpisah dengan Yamaha
Petualangan Bersama Aprilia dan Tech3
Merasa frustrasi di Yamaha pada pertengahan musim 2021, Vinales memutuskan untuk mengakhiri kontraknya lebih cepat. Ia kemudian bergabung dengan Aprilia, mencoba peruntungan baru dengan pabrikan Italia lainnya. Bersama Aprilia, Vinales tampil lumayan, tapi belum berhasil meraih kemenangan. Musim ini, ia pindah ke tim Tech3, berharap bisa menemukan kembali performa terbaiknya dan bersaing di barisan depan.
Saat ini, Vinales masih berjuang untuk meraih hasil yang lebih baik di MotoGP. Ia ingin belajar dari kesalahan masa lalunya dan membuat keputusan yang lebih bijak di masa depan. Meski menyesali penolakannya terhadap Ducati, ia tetap fokus pada tujuannya untuk sukses di dunia balap. “Saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik dan membuktikan bahwa saya masih mampu bersaing dengan para pebalap terbaik dunia,” tegasnya.
“Ini adalah pelajaran berharga yang akan selalu saya ingat,” lanjut Vinales. “Saya belajar bahwa dalam dunia balap, kesempatan tidak datang dua kali. Penting untuk mempertimbangkan semua pilihan dengan cermat dan membuat keputusan yang tepat untuk masa depan karier kita.” Sekarang, Vinales terus bekerja keras bersama tim Tech3 untuk mengembangkan motor dan meningkatkan performanya. Ia berharap dapat meraih hasil yang memuaskan dan membuktikan bahwa ia masih salah satu pebalap terbaik di MotoGP. Masa depan memang sulit ditebak, tetapi satu hal yang pasti: Maverick Vinales akan terus berjuang dan memberikan yang terbaik di setiap kesempatan yang ia miliki. ***