Rahasia Panjang Umur? Ternyata Orang Jepang Punya Pandangan Lain...
Rahasia Panjang Umur? Ternyata Orang Jepang Punya Pandangan Lain...

Rahasia Panjang Umur? Ternyata Orang Jepang Punya Pandangan Lain…

Sajikabar – Jepang, negara yang masyhur dengan warganya yang berumur panjang – tak jarang melampaui 80 tahun. Tapi, tunggu dulu! Sebuah studi terbaru justru mengungkap hal yang bikin kaget: ternyata, banyak warga Jepang yang nggak pengin hidup sampai 100 tahun! Wah, kok bisa ya? Temuan ini langsung memicu obrolan seru tentang apa sih sebenarnya makna umur panjang dan kualitas hidup di Negeri Sakura itu.

Fenomena Orang Berusia Seabad di Jepang

Kita semua tahu, Jepang memang jawaranya soal jumlah orang yang berusia 100 tahun atau lebih (centenarian). Data September 2024 menunjukkan ada 95.119 warga Jepang yang sudah melewati usia seabad! Rekor ini terus meroket selama 54 tahun terakhir. Bayangkan, angkanya terus naik tiap tahun! Biasanya, lonjakan jumlah centenarian ini dikaitkan dengan makanan sehat, gaya hidup aktif, dan layanan kesehatan yang oke punya di Jepang. Tapi, di balik angka-angka yang keren itu, ada cerita yang lebih kompleks lho.

Survei: “Nggak Pengin Ah, Hidup Sampai 100 Tahun!”

Nah, ada survei online yang diadakan oleh Japan Hospice Palliative Care Foundation bareng sebuah firma riset di Osaka. Mereka pengin tahu lebih dalam, apa sih pandangan orang Jepang tentang umur panjang. Survei ini melibatkan sekitar 1.000 orang, dari pria dan wanita usia 20 sampai 70 tahun dari seluruh Jepang. Pertanyaannya simpel: pengin nggak hidup sampai 100 tahun atau lebih? Jawabannya bikin kaget! Kebanyakan responden, sekitar 70 sampai 80 persen, bilang “kayaknya nggak deh,” mereka nggak pengin hidup melewati usia seabad. Ada perbedaan antara pria dan wanita juga. Wanita yang nggak pengin hidup sampai 100 tahun mencapai 83,5%, jauh lebih banyak dari pria yang angkanya 72,4%. Ini bikin kita bertanya-tanya: kenapa ya, harapan hidup yang tinggi malah nggak jadi impian semua orang?

Kenapa Sih Nggak Mau Hidup Sampai Tua Banget?

Terus, apa dong alasan di balik keengganan warga Jepang untuk hidup sampai 100 tahun? Survei tadi juga berusaha mencari tahu alasannya. Ternyata, ada tiga hal utama yang bikin mereka khawatir:

Takut Ngerepotin Keluarga

Ini alasan yang paling banyak disebut, sama 59% responden. Mereka khawatir bakal ngerepotin keluarga dan orang lain. Di budaya Jepang, nilai keharmonisan dan saling membantu itu penting banget. Tapi, kalau kondisi fisik dan mental udah mulai menurun karena usia, muncul perasaan nggak enak kalau harus bergantung sama orang lain, apalagi keluarga. Biaya perawatan jangka panjang yang mahal juga bikin banyak orang mikir dua kali.

Kondisi Fisik yang Makin Menurun

Yang kedua, mereka khawatir kondisi fisik bakal terus memburuk (48,2%). Banyak yang merasa, di usia yang udah sangat lanjut, kualitas hidup bakal menurun drastis. Nggak bisa gerak bebas, penyakit kronis, dan harus minum obat terus-terusan jadi momok yang menakutkan. “Aku pengin nikmatin hidup selagi masih bisa gerak dan mikir jernih,” kata seorang responden wanita usia 60 tahun yang nggak mau disebut namanya.

Khawatir Soal Duit

Selain kesehatan fisik, masalah keuangan juga penting (36,7%). Biaya hidup yang terus naik, ditambah pensiun yang belum tentu cukup, bikin banyak orang khawatir nggak bisa mandiri secara finansial di usia senja. Mereka takut jadi beban keuangan buat keluarga atau malah hidup susah. “Aku khawatir nggak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau hidup terlalu lama,” kata seorang responden pria berusia 55 tahun.

Apa Artinya Buat Masyarakat?

Hasil survei ini punya dampak yang besar buat masyarakat Jepang. Perwakilan dari firma riset yang melakukan survei itu bilang kaget banget sama hasilnya. “Kami kaget ternyata yang pengin hidup lebih dari 100 tahun itu jauh lebih sedikit dari yang kami kira,” katanya. Dia juga bilang, seiring dengan makin nyatanya ‘usia kehidupan 100 tahun’, orang-orang mungkin mulai mikir, “apa beneran aku bahagia dengan itu?”

Survei itu juga mengungkap fakta, 30% responden yang tinggal sendirian nggak punya teman atau orang yang bisa diandalkan saat butuh perawatan di rumah sakit atau pasca operasi. Ini nunjukkin masalah penting: gimana caranya kita bisa membantu mereka yang lagi susah di usia senja. Jepang, dengan populasi yang terus menua, punya tantangan besar buat nyediain layanan kesehatan dan dukungan sosial yang cukup buat para lansia. Temuan ini nunjukkin pentingnya kita nggak cuma fokus buat ningkatin harapan hidup, tapi juga ningkatin kualitas hidup dan kesejahteraan para lansia. Pemerintah dan organisasi sosial harus kerja sama buat nyiptain lingkungan yang mendukung para lansia biar mereka bisa jalanin hidup yang bermakna dan bermartabat, tanpa merasa jadi beban buat orang lain. Investasi di layanan kesehatan preventif, dukungan psikologis, dan program pemberdayaan lansia jadi penting banget buat jawab tantangan ini.

Lebih jauh lagi, hasil survei ini ngajak kita buat mikir lebih dalam tentang makna umur panjang. Apakah hidup sampai usia 100 tahun itu tujuan utama yang harus dikejar, atau yang lebih penting itu jalanin hidup yang berkualitas dan bermakna, nggak peduli berapa lama kita hidup? Pertanyaan ini bakal terus jadi obrolan yang relevan di tengah masyarakat Jepang yang makin menua. ***

Tentang dr. Andien Larasati

Hi readers! Nama saya Andien dan saya berdedikasi untuk menyebarkan informasi kesehatan yang akurat. Kesehatan adalah investasi terbaik, yuk kita jaga bersama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru