Sajikabar.com Satu Pintu Berita
Artikel Terkait
Sajikabar – Kuliah di luar negeri, siapa sih yang nggak kepengin? Tapi, di balik serunya petualangan baru, ada tantangan yang bisa bikin kesehatan mental goyah. Jauh dari keluarga, adaptasi budaya, plus tekanan akademik… wah, bisa bikin stres dan kesepian menyerang. Jadi, gimana ya caranya biar tetap waras dan happy selama kuliah di negeri orang? Yuk, kita dengerin tips dari mereka yang udah berhasil survive!
Mengupas Tantangan Kesehatan Mental Saat Kuliah di Luar Negeri
Kuliah di luar negeri itu ibarat naik roller coaster. Seru, tapi juga bikin deg-degan. Bayangin aja, jauh dari rumah, harus beradaptasi dengan lingkungan dan budaya yang totally baru. Belum lagi kalau bahasa sehari-hari aja beda, bisa bikin pusing tujuh keliling.
Tekanan akademik juga nggak kalah ngeri. Sistem pendidikan yang berbeda, tugas-tugas yang menumpuk, persaingan dengan mahasiswa dari seluruh dunia… semua itu bisa bikin kita merasa insecure dan kewalahan. Masalah keuangan juga sering jadi momok, apalagi kalau kita bergantung sama beasiswa atau kiriman dari orang tua.
Rindu rumah? Udah pasti! Kangen masakan ibu, suasana lebaran bareng keluarga, atau sekadar ngobrol santai sama teman-teman… Hal-hal kecil itu yang bikin hati terasa perih. Kalau nggak diatasi dengan baik, semua tantangan ini bisa berkembang jadi masalah kesehatan mental yang serius, seperti depresi, kecemasan, atau susah tidur. Makanya, penting banget buat kita sadar akan risiko ini dan cari cara buat menjaganya.
Kisah Karisa Hermawan: Dari Gentar Jadi Gemilang
Kenalan yuk sama Karisa Hermawan! Dia alumni Cardiff University di Wales, Inggris. Buat Karisa, kuliah di luar negeri itu bukan cuma soal belajar, tapi juga soal berjuang melawan rasa takut dan kesepian. Karisa, yang ambil S1 dan S2 di bidang Media and Communication, berangkat ke Inggris di usia yang masih sangat muda, yaitu 17 tahun. Kebayang kan gimana rasanya?
“Awalnya berat banget. Harus ngurus semuanya sendiri, cari informasi, adaptasi sama lingkungan baru… semuanya serba pertama kali,” cerita Karisa. “Sempat takut dan kewalahan, tapi sekarang semua pengalaman itu sangat berharga.”
Meskipun begitu, perjalanan Karisa nggak selalu mulus. Jauh dari keluarga dan teman-teman bikin dia merasa sendiri dan tertekan. Tekanan akademik juga jadi beban tersendiri. Dia mengaku sempat mengalami masa-masa sulit yang memengaruhi kesehatan mentalnya.
“Ada satu titik di mana aku merasa sangat sendiri. Belum punya banyak teman, merasa terasing dari lingkungan sekitar,” ujarnya. Tapi, Karisa nggak nyerah. Dia cari cara buat mengatasi masalahnya dan menemukan strategi yang efektif untuk menjaga kesehatan mentalnya selama kuliah di luar negeri.
Resep Rahasia Sehat Mental Ala Karisa Hermawan
Dari pengalamannya itu, Karisa bagi-bagi tips yang bisa banget kita contek biar tetap waras selama kuliah di luar negeri. Intinya sih, bangun relasi sosial, manfaatin fasilitas kampus, dan yang paling penting, pikiran harus tetap positif!
1. Aktif Cari Teman dan Kegiatan
Tips pertama dari Karisa: jangan jadi anak rumahan! Ikut organisasi mahasiswa, klub, atau komunitas yang sesuai dengan minat kita.
“Ikut society atau klub di kampus itu sangat membantu. Dari situ kita bisa ketemu sama orang-orang yang punya minat yang sama dan bangun pertemanan,” jelas Karisa. “Punya teman itu penting banget karena mereka bisa jadi support system saat kita merasa down.”
Nggak cuma itu, Karisa juga nyaranin buat berinteraksi sama mahasiswa dari berbagai negara dan latar belakang. Dijamin wawasan kita jadi lebih luas, kemampuan beradaptasi meningkat, dan rasa kesepian pun hilang.
“Jangan takut buat nyapa orang lain dan memulai percakapan. Kita bisa belajar banyak hal dari orang lain dan membangun jaringan yang bermanfaat,” tambahnya.
2. Manfaatkan Fasilitas Kesehatan Mental di Kampus
Jangan malu buat minta bantuan! Hampir semua universitas di luar negeri punya layanan konseling, hotline darurat, dan program-program dukungan kesehatan mental lainnya.
“Di Cardiff University, ada hotline yang bisa ditelepon 24 jam kalau kita lagi down banget. Ada juga konselor yang siap dengerin dan kasih saran,” jelas Karisa.
Karisa menekankan bahwa mengakui kita butuh bantuan itu bukan berarti lemah, tapi justru menunjukkan kekuatan kita. Layanan-layanan ini biasanya gratis atau terjangkau, dan ditangani oleh profesional yang terlatih. Jadi, jangan ragu buat memanfaatkannya!
Pesan Karisa untuk Calon Mahasiswa di Luar Negeri
Buat kamu yang bentar lagi mau terbang ke negeri orang, Karisa punya pesan nih: Nggak apa-apa kok kalau merasa takut, cemas, atau kewalahan. Itu manusiawi!
“Nggak apa-apa kalau merasa takut atau overwhelmed. Aku juga dulu merasakan hal yang sama,” ujarnya. “Yang penting, jangan biarkan perasaan itu menghalangi kita untuk memaksimalkan pengalaman kuliah di luar negeri.”
Manfaatin semua kesempatan yang ada! Ikut kegiatan ekstrakurikuler, jalan-jalan keliling kota, bangun jaringan dengan orang-orang dari berbagai negara…
“Gunakanlah fasilitas kampus dengan baik, eksplorasi semua hal sesuai dengan minat dan bakat, dan jangan lupa berteman dengan siapapun,” pesannya. “Pengalaman kuliah di luar negeri adalah kesempatan yang sangat berharga, jadi jangan sampai disia-siakan.”
Yang paling penting, punya pikiran yang positif dan terbuka terhadap pengalaman baru. “Jadikan tantangan sebagai peluang untuk berkembang dan belajar,” kata Karisa. Dengan persiapan yang matang dan dukungan yang tepat, kita bisa menjaga kesehatan mental dan meraih kesuksesan selama kuliah di negeri orang. Dijamin, masa studi kita akan jadi pengalaman yang nggak terlupakan dan membawa dampak positif bagi masa depan! ***
