Rahasia Tubuh Saat Berada di Bawah Air, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Rahasia Tubuh Saat Berada di Bawah Air, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Rahasia Tubuh Saat Berada di Bawah Air, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Sajikabar – Rahasia yang terjadi di dalam tubuh saat kita menyelam memang bikin penasaran. Lebih dari sekadar tahan napas, ada serangkaian kejadian rumit di dalam tubuh yang menentukan seberapa lama kita bisa bertahan, dan apa yang mungkin terjadi kalau kita terlalu lama di bawah sana. Ini bukan cuma soal kuat-kuatan fisik, tapi juga bagaimana tubuh kita merespon lingkungan yang ekstrem.

Seberapa Lama Sih Kita Kuat Nahan Napas di Air?

Kemampuan tiap orang buat nahan napas di air itu beda-beda. Umumnya sih, rata-rata orang cuma bisa sekitar 30 . Bahkan, anak-anak biasanya lebih pendek lagi. Tapi, kalau yang sudah terlatih atau punya kondisi fisik yang prima, bisa sampai dua menit atau lebih, lho. Meski begitu, ingat ya, tetap saja berada di bawah air itu kondisi darurat medis yang bisa berakibat fatal dalam hitungan .

“Kemampuan nahan napas itu sangat individual, tergantung usia, kondisi kesehatan, dan seberapa sering latihan,” jelas Dr. Amelia, ahli fisiologi pernapasan dari sebuah rumah sakit swasta di Jakarta. “Tapi, selain kemampuan nahan napas, bahaya terbesar saat tenggelam adalah air yang masuk ke paru-paru.”

Bahaya Tenggelam: Bukan Cuma Soal Nahan Napas

Tenggelam itu kondisi yang sangat berbahaya karena bikin kita sesak napas setelah paru-paru kemasukan air. Air yang masuk ini mengganggu proses pernapasan normal, bikin paru-paru jadi berat, dan menghambat oksigen ke jantung. Akibatnya, organ-organ vital kekurangan oksigen dan berhenti berfungsi, yang akhirnya bisa menyebabkan kematian.

“Tenggelam itu prosesnya cepat banget,” kata Bapak Budi, petugas SAR berpengalaman, saat diwawancarai di kantornya di Jakarta Pusat. “Dalam hitungan menit, orang yang tenggelam bisa kena kerusakan otak permanen kalau tidak cepat ditolong.”

Seberapa Banyak Air yang Bisa Bikin Tenggelam?

Ternyata, air yang dibutuhkan buat bikin seseorang tenggelam itu nggak sebanyak yang kita kira. Tiap tahun, banyak banget kasus tenggelam terjadi di tempat-tempat yang dangkal, seperti bak mandi, danau kecil, atau bahkan genangan air. Jumlah cairan yang bisa menghentikan fungsi paru-paru juga beda-beda, tergantung usia, berat badan, dan kondisi pernapasan masing-masing orang.

Beberapa penelitian menunjukkan kalau seseorang bisa tenggelam hanya dengan satu mililiter cairan per kilogram berat badannya. Artinya, orang dengan berat sekitar 63,5 kilogram (140 pon) bisa tenggelam setelah menghirup sekitar seperempat gelas air! Ngeri, ya?

Tenggelam Sekunder dan Tenggelam Kering: Apa Bedanya?

Selain tenggelam yang langsung terjadi saat kita lagi di dalam air, ada juga yang namanya tenggelam sekunder (secondary drowning). Ini terjadi beberapa jam setelah seseorang menghirup air saat hampir tenggelam. Dulu, ada juga istilah “tenggelam kering” (dry drowning) buat kasus tenggelam yang terjadi kurang dari satu jam setelah menghirup air. Tapi, sekarang istilah ini sudah jarang dipakai di dunia medis karena dianggap kurang tepat dan bisa bikin bingung.

“Penting banget buat memantau kondisi orang yang hampir tenggelam selama beberapa jam setelah kejadian,” saran Dr. Amelia. “Kalau muncul gejala seperti susah napas, batuk yang nggak berhenti-henti, atau kecapekan banget, langsung cari pertolongan medis.”

Tahapan Tenggelam: Prosesnya Kilat!

Proses tenggelam itu terjadi dengan cepat, tapi bisa dibagi jadi beberapa tahapan. Secara keseluruhan, tenggelam bisa menyebabkan kematian dalam waktu 10 sampai 12 menit. Bahkan, pada anak-anak, prosesnya bisa lebih cepat lagi.

Ini dia tahapan-tahapan yang terjadi saat seseorang tenggelam:

1. Awal: Tubuh dalam kondisi “fight or flight” dan berusaha sekuat tenaga buat bernapas setelah air terhirup.
2. Refleks Penutupan Saluran Napas: Saluran napas mulai menutup secara otomatis buat mencegah lebih banyak air masuk ke paru-paru. Di tahap ini, orang yang tenggelam bakal nahan napas tanpa sadar. Proses ini bisa berlangsung sampai dua menit, sampai akhirnya dia kehilangan kesadaran.
3. Kehilangan Kesadaran: Orang tersebut jadi nggak sadar. Di tahap ini, dia masih bisa diselamatkan dengan resusitasi dan punya peluang buat pulih.
4. Pernapasan Berhenti: Pernapasan berhenti dan detak jantung melambat. Fase ini bisa berlangsung beberapa menit.
5. Kejang Hipoksia: Tubuh masuk ke fase yang disebut kejang hipoksia. Kondisi ini bisa kelihatan seperti kejang-kejang. Karena nggak ada suplai oksigen, tubuh mulai membiru dan bisa bergerak nggak terkendali.
6. Kerusakan Permanen: Otak, jantung, dan paru-paru mencapai kondisi yang nggak bisa dipulihkan lagi. Tahap akhir dari tenggelam ini disebut hipoksia serebral, yang kemudian diikuti dengan kematian secara klinis.

Ingat, setiap itu berharga dalam situasi tenggelam! Pertolongan pertama yang cepat dan efektif bisa meningkatkan peluang keselamatan korban secara signifikan. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, tingkat kelangsungan hidup korban tenggelam naik drastis kalau resusitasi jantung paru (RJP) dilakukan dalam waktu lima menit pertama. “RJP itu keterampilan penting yang harus dikuasai semua orang,” tegas Bapak Budi. “Pengetahuan ini bisa menyelamatkan nyawa!” Jadi, sadar akan bahaya tenggelam dan tahu cara melakukan pertolongan pertama itu kunci buat mencegah tragedi yang nggak perlu. ***

Tentang Ayesha Pramesti

Halo semuanya! Saya seorang health practitioner yang passionate untuk berbagi informasi kesehatan. Mari kita jalani hidup sehat bersama-sama dengan tips dan insight yang saya bagikan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru