Sajikabar – Ivan Rakitic resmi pensiun! Gelandang elegan asal Kroasia ini memutuskan gantung sepatu di usia 37 tahun, mengakhiri karier yang penuh warna dan trofi. Keputusan ini tentu membuat para penggemar sepak bola merasa kehilangan, mengingat Rakitic dikenal sebagai pemain dengan visi brilian, umpan-umpan mematikan, dan kemampuan mencetak gol dari lini tengah.
Awal Mula di Basel dan Petualangan di Schalke 04
Kisah Rakitic dimulai di Swiss, tempat kelahirannya. Ia mengasah bakatnya di akademi FC Basel dan langsung mencuri perhatian hingga akhirnya menembus tim utama di usia muda. Di Basel, ia sudah menunjukkan sinyalemen sebagai gelandang serang kreatif dan produktif.
Penampilan apiknya di Liga Swiss membuka jalan baginya ke liga yang lebih kompetitif. Tahun 2007, Schalke 04 dari Bundesliga datang meminang. Di Gelsenkirchen, Rakitic beradaptasi dengan cepat dan menjadi bagian penting dari tim. Selama tiga setengah musim berseragam Schalke, ia terus mengasah kemampuannya dan membuktikan diri sebagai salah satu gelandang muda paling menjanjikan di Eropa. Dedikasi dan kemampuannya bermain di berbagai posisi lini tengah menjadikannya aset berharga bagi tim.
Titik Balik di Sevilla dan Gelar Liga Europa Pertama
Januari 2011, Rakitic mengambil langkah berani dengan menerima pinangan Sevilla di La Liga Spanyol. Kepindahan ini bisa dibilang titik balik dalam kariernya. Di Sevilla, ia menemukan rumah baru dan berkembang menjadi pemain yang lebih matang dan berpengaruh.
Di bawah arahan pelatih yang tepat, Rakitic dipercaya memegang ban kapten. Ia memimpin Sevilla dengan karisma dan determinasi, menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya. Puncak kebersamaannya dengan Sevilla terjadi di musim 2013/2014, ketika ia membawa tim Andalusia meraih gelar juara Liga Europa. Performa memukaunya di turnamen itu membuatnya dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Europa musim itu. Gol-gol krusial dan assist briliannya membantu Sevilla mengalahkan Benfica di final lewat drama adu penalti.
Masa Keemasan di Barcelona
Penampilan ciamik Rakitic bersama Sevilla tak luput dari perhatian klub-klub besar Eropa. Musim panas 2014, Barcelona mengumumkan perekrutannya dengan biaya transfer yang lumayan. Transfer ini menjadi tonggak penting dalam karier Rakitic, membawanya ke salah satu klub terbesar di dunia.
Di Camp Nou, Rakitic bergabung dengan tim bertabur bintang yang dipimpin oleh Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez. Meski berada di antara pemain-pemain kelas dunia, Rakitic tidak ciut nyali. Ia justru mampu beradaptasi dengan cepat dan membuktikan diri sebagai pemain kunci dalam skema permainan Barcelona. Perannya sebagai gelandang tengah pekerja keras dan disiplin memberikan keseimbangan bagi lini tengah Barcelona yang super ofensif.
13 Titel, Termasuk Si Kuping Besar!
Bersama Barcelona, Rakitic menikmati masa keemasan dalam kariernya. Ia sukses meraih total 13 gelar juara, termasuk empat gelar La Liga (2014–15, 2015–16, 2017–18, 2018–19) dan empat gelar Copa del Rey (2014–15, 2015–16, 2016–17, 2017–18). Tapi, puncak kesuksesan Rakitic bersama Barcelona terjadi di musim 2014/2015, ketika ia membantu tim Catalan meraih treble winners (Liga Champions, La Liga, dan Copa del Rey). Di final Liga Champions 2015 melawan Juventus, Rakitic mencetak gol pembuka yang membawa Barcelona unggul. Gol itu menjadi salah satu momen paling ikonik dalam kariernya.
Setelah enam musim yang penuh kesuksesan di Barcelona, Rakitic memutuskan untuk kembali ke Sevilla pada tahun 2020. Kepulangan ini disambut hangat oleh para penggemar Sevilla, yang masih menganggapnya sebagai pahlawan.
Balik ke Sevilla dan Angkat Trofi Liga Europa Lagi
Kembalinya Rakitic ke Sevilla membuktikan bahwa ia masih punya kualitas untuk bersaing di level tertinggi. Ia kembali menjadi pemain kunci dan membantu tim Andalusia meraih gelar juara Liga Europa untuk kedua kalinya dalam kariernya di musim 2022/2023. Pengalaman dan kepemimpinannya sangat berharga bagi Sevilla, yang berhasil mengalahkan AS Roma di final lewat adu penalti.
Setelah periode yang sukses di Sevilla, Rakitic sempat bermain singkat di Al Shabab di Liga Arab Saudi sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang kampung ke Kroasia dan bergabung dengan Hajduk Split. Di Hajduk Split, ia bermain selama satu musim sebelum akhirnya memutuskan pensiun.
Pesan Perpisahan Rakitic untuk Sepak Bola
Lewat media sosialnya, Rakitic menyampaikan pesan perpisahan yang emosional untuk sepak bola. “Sepak bola, kamu memberiku lebih dari yang kuimpikan. Kamu memberiku teman, emosi, kebahagiaan, tangisan,” tulis Rakitic. “Kamu memberiku seluruh hidup, hidup yang akan selalu kujalani dengan kebanggaan. Sekarang waktunya aku pamit. Karena bahkan kalau aku menyingkir darimu, kutahu kamu tak akan pernah meninggalkanku.” Pesan ini mencerminkan cintanya yang mendalam terhadap sepak bola dan rasa terima kasihnya atas semua yang telah diberikan oleh olahraga ini.
Pensiunnya Ivan Rakitic menandai berakhirnya era gemilang dalam dunia sepak bola. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik Kroasia sepanjang masa, dengan segudang prestasi dan momen-momen tak terlupakan yang telah ia torehkan selama kariernya. Kontribusinya bagi klub-klub yang pernah ia bela, terutama Sevilla dan Barcelona, akan selalu dihargai oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia. ***