Sajikabar – Air isi ulang memang praktis dan hemat di kantong, jadi wajar banyak keluarga di Indonesia yang mengandalkannya. Tapi, muncul pertanyaan penting: sebenarnya, seberapa amankah air isi ulang ini untuk kita minum sehari-hari? Soalnya, kualitas air dari satu depot ke depot lain bisa beda jauh. Semua tergantung dari mana sumber airnya, bagaimana cara filtrasinya, dan seberapa bersih tempatnya. Ini bikin kita bertanya-tanya, jangan-jangan ada risiko kesehatan kalau kita terus-terusan minum air isi ulang?
Seberapa Besar Risiko Kontaminasi Air Isi Ulang?
Kita nggak bisa pukul rata semua air isi ulang itu aman. Ada banyak faktor yang bisa bikin kualitasnya jadi buruk. Mulai dari sumber air yang kurang bagus, pipa yang sudah berkarat, filter yang jarang diganti, sampai depot yang kurang bersih. Semua ini bisa jadi sumber masalah!
Studi Kasus: Universitas Airlangga Angkat Bicara
Nah, ada studi menarik dari Universitas Airlangga yang menyoroti soal risiko ini. Penelitian yang dimuat di Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.16 No.2 Tahun 2024 ini meneliti kontaminasi bahan kimia berbahaya dalam air isi ulang di 25 kota di Jawa Timur. Tujuannya? Biar kita semua punya gambaran yang lebih jelas tentang kualitas air isi ulang yang sehari-hari kita minum.
Apa Saja Sih Kontaminan yang Sering Ditemukan?
Dalam penelitian itu, fokusnya ke tiga jenis kontaminan utama: nitrat, nitrit, dan mangan. Nitrat dan nitrit biasanya berasal dari limbah pertanian atau rumah tangga. Kalau kadarnya terlalu tinggi, bisa mengganggu transportasi oksigen dalam darah. Sementara mangan, meski sebenarnya mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, kalau berlebihan bisa berdampak buruk pada ginjal, hati, dan sistem saraf. Jadi, keberadaan kontaminan ini bisa jadi masalah kesehatan jangka panjang buat kita yang sering minum air isi ulang.
Apa Hasil Penelitiannya? Bikin Khawatir Nggak Sih?
Hasil penelitian Universitas Airlangga ini cukup bikin kita mikir dua kali soal air isi ulang. Ternyata, beberapa sampel air isi ulang yang diuji mengandung kontaminan dengan kadar yang melebihi standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan!
Nitrat, Nitrit, dan Mangan: Kadar di Luar Batas Aman!
Hasilnya menunjukkan ada sampel air isi ulang yang mengandung nitrat di atas standar Kementerian Kesehatan (50 mg/L), bahkan ada yang sampai 56,27 mg/L! Hal serupa juga terjadi pada nitrit. Beberapa sampel mengandung hingga 22,22 mg/L, padahal batas amannya cuma 3 mg/L. Kandungan mangan juga nggak kalah bikin geleng-geleng kepala. Batas amannya 0,4 mg/L, tapi ada yang sampai 4,54 mg/L. “Ini menunjukkan bahwa proses filtrasi dan sanitasi di beberapa depot air isi ulang belum optimal,” kata Dr. Anita Susanti, peneliti utama dari Universitas Airlangga.
Analisis Risiko (Risk Quotient – RQ): Bahaya Nggak Ya?
Untuk tahu seberapa besar risiko kesehatan dari kontaminasi ini, peneliti menggunakan metode Risk Quotient (RQ). Gampangnya, kalau RQ di atas 1, berarti air itu nggak aman untuk dikonsumsi jangka panjang. Hasilnya? Air isi ulang yang diuji punya RQ nitrat sebesar 1,2265, RQ nitrit sebesar 7,7488, dan RQ mangan sebesar 1,1308. Angka-angka ini menegaskan bahwa air isi ulang di wilayah tersebut terkontaminasi dan berpotensi membahayakan kesehatan kita. “Hasil analisis RQ ini jadi dasar untuk memberikan rekomendasi mengenai batas aman konsumsi air isi ulang,” jelas Dr. Susanti.
Jadi, Sebenarnya Seberapa Banyak Air Isi Ulang yang Aman Kita Minum?
Memang air isi ulang itu praktis dan murah, tapi kita tetap harus hati-hati soal batas amannya. Sedikit saja ada kontaminasi, ini bisa berpengaruh pada seberapa banyak air isi ulang yang aman untuk kita minum setiap hari.
Berapa Liter Sebaiknya Kita Minum Setiap Hari?
Kementerian Kesehatan menyarankan kita minum air putih 2 liter per hari biar tubuh tetap terhidrasi. Tapi, ini berlaku kalau air yang kita minum itu bebas dari kontaminan atau kadarnya masih di bawah batas aman. Kalau air isi ulangnya mengandung zat-zat berbahaya, ya batas amannya harus disesuaikan biar nggak membahayakan kesehatan.
Kontaminasi Bikin Batas Aman Berkurang?
Hasil penelitian Universitas Airlangga tadi menunjukkan bahwa konsentrasi kontaminan dalam air isi ulang bisa bikin batas aman konsumsi jadi berkurang drastis. Contohnya, sampel air isi ulang yang mengandung nitrit 22,22 mg/L cuma aman dikonsumsi sebanyak 0,25 liter per hari! Begitu juga dengan air yang mengandung nitrat 56,27 mg/L, batas amannya cuma 1,6 liter per hari, dan air dengan kandungan mangan 4,54 mg/L batas amannya 1,7 liter per hari. Jauh banget kan dari anjuran 2 liter per hari? Ini menegaskan pentingnya memilih air isi ulang yang benar-benar berkualitas dan aman.
Tips Memilih Air Isi Ulang yang Aman: Jangan Asal Pilih!
Karena ada potensi risiko dari air isi ulang, kita sebagai konsumen harus lebih hati-hati dalam memilih depot air minum. Ada beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk memastikan air yang kita minum aman dan berkualitas.
Cek Dulu Kualitas Depot Air Minumnya!
Pertama, cek legalitas dan reputasi depot air minumnya. Pastikan mereka punya izin usaha yang sah dan mengikuti standar sanitasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Coba perhatikan kebersihan lingkungannya, termasuk kebersihan peralatan dan tempat pengisian air. Depot yang terawat dan bersih biasanya lebih peduli dengan kualitas air yang mereka produksi.
Perhatikan Ciri-ciri Fisik Airnya!
Selain cek depotnya, perhatikan juga ciri-ciri fisik air yang akan kita minum. Air yang aman itu harus jernih, nggak berwarna, dan nggak berbau. Hindari air yang keruh, berbau amis, belerang, atau bahan kimia lainnya. Rasanya juga harus netral atau tawar, nggak asam, pahit, atau asin. Terakhir, periksa apakah ada endapan di dasar galon atau botol air. Kalau ada, sebaiknya jangan diminum. “Masyarakat punya peran penting dalam memastikan kualitas air isi ulang yang dikonsumsi. Dengan memilih depot yang terpercaya dan memperhatikan ciri-ciri fisik air, kita bisa meminimalkan risiko kesehatan,” imbau Dr. Susanti.
Intinya, keamanan air isi ulang itu penting banget dan perlu kita perhatikan serius. Kontaminasi bahan kimia berbahaya bisa menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. Tapi, dengan memilih depot air minum yang terpercaya, memperhatikan ciri-ciri fisik air, dan mempertimbangkan batas aman konsumsi, kita tetap bisa menikmati kemudahan dan harga terjangkau air isi ulang tanpa mengorbankan kesehatan. Pemerintah dan pihak terkait juga diharapkan lebih aktif mengawasi dan menegakkan standar kualitas air isi ulang demi melindungi kesehatan kita semua. ***