Sajikabar – Sunat, atau khitan, memang jadi momen penting buat banyak anak laki-laki. Biasanya sih, keluarga memanfaatkan libur sekolah biar anak punya waktu cukup buat pulih. Tapi, seringkali muncul pertanyaan nih: sebenarnya, umur berapa sih yang paling pas buat sunat anak laki-laki? Yuk, kita bahas dari sisi medis dan pengalaman sehari-hari.
Sunat Itu Apa, Sih?
Gampangnya, sunat itu operasi kecil buat membuang kulup, yaitu kulit yang nutupin ujung penis. Selain karena alasan agama atau tradisi, sunat juga bisa dilakuin karena alasan kesehatan. Misalnya, kalau kulupnya terlalu ketat (fimosis), bisa bikin susah bersihin penis dan malah jadi sarang infeksi.
Kenapa Sunat Itu Penting?
Sunat ternyata punya banyak manfaat buat kesehatan, lho! Ini beberapa alasan kenapa banyak orang tua mempertimbangkan sunat buat anaknya:
Lebih Gampang Bersih
Setelah sunat, kebersihan penis jadi lebih terjaga. Nggak ada lagi tuh sisa-sisa kotoran atau smegma yang numpuk di bawah kulup. Kalau nggak dibersihin, bisa bikin bau nggak enak, iritasi, bahkan infeksi!
Kurangi Risiko Penyakit Menular Seksual
Beberapa penelitian nunjukkin kalau pria yang disunat punya risiko lebih rendah buat kena penyakit menular seksual (PMS) kayak herpes, sifilis, dan HIV. Soalnya, kulup yang lembap itu enak banget buat virus dan bakteri berkembang biak. Tapi ingat ya, sunat bukan berarti kebal sama PMS! Tetep penting buat pakai alat kontrasepsi dan berhubungan seks yang aman.
Jauh dari Infeksi Saluran Kemih
Memang sih, infeksi saluran kemih (ISK) lebih sering dialami perempuan. Tapi, anak laki-laki yang belum disunat ternyata lebih rentan kena ISK dibanding yang udah disunat. Bahkan, ada penelitian yang bilang risiko ISK pada anak laki-laki yang nggak disunat itu sepuluh kali lebih tinggi!
Pangkas Risiko Kanker Penis
Kanker penis memang jarang terjadi, tapi penelitian membuktikan pria yang disunat punya risiko lebih kecil buat kena kanker ini. American Academy of Pediatrics juga bilang pria yang nggak disunat punya risiko tiga sampai sepuluh kali lebih tinggi terkena kanker penis. Salah satu penyebabnya ya karena kebersihan penis lebih terjaga setelah sunat.
Jadi, Kapan Waktu yang Tepat Buat Sunat?
Di Indonesia, biasanya anak laki-laki disunat pas mau masuk SD, sekitar umur 10 sampai 12 tahun. Tapi ada juga yang lebih awal, bahkan dari umur 5 tahun. Nah, sebenarnya umur berapa sih yang paling ideal?
Ada studi dari Turki di tahun 2014 yang coba cari tahu umur terbaik buat sunat. Mereka ngamatin 603 anak yang dibagi jadi tiga kelompok umur: di bawah 1 tahun, 1-7 tahun, dan di atas 7 tahun. Hasilnya? Kelompok anak yang umurnya di bawah 1 tahun dianggap paling pas buat disunat!
Kenapa begitu? Soalnya, risiko komplikasi setelah sunat pada bayi dianggap paling rendah. Selain itu, bayi juga nggak butuh waktu rawat lama. Misalnya, bayi cuma butuh satu jam perawatan di rumah sakit setelah sunat sebelum boleh pulang. Sementara anak umur 1-7 tahun butuh rata-rata 3 jam. Untuk anak di atas 7 tahun, datanya nggak terlalu jelas, tapi perkiraan waktu rawatnya lebih cepat dari kelompok umur 1-7 tahun.
Menurut dokter spesialis bedah saraf, dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, sebaiknya anak disunat sebelum umur 40 bulan. Kata beliau, “Lebih cepat lebih baik, di bawah 40 hari. Manusia sejak bayi hingga dewasa, masa tumbuh kembang (paling baik) saat bayi. Waktu-waktu pertumbuhan selnya cepat di usia bayi.”
Dr. Mahdian juga nambahin kalau regenerasi sel pada bayi lebih cepat dibanding anak-anak atau orang dewasa. Jadi, luka pada bayi bakal lebih cepat sembuh.
Tips Sunat Buat Anak Sekolah
Walaupun sunat sebelum umur 1 tahun lebih dianjurkan, bukan berarti sunat pas umur sekolah itu jelek ya. Kalau kamu berencana nyunatin anak yang udah sekolah, ini beberapa tips yang bisa dicoba:
- Cari Tempat yang Terpercaya: Pilih rumah sakit atau klinik yang punya reputasi bagus dan tenaga medis yang berpengalaman.
- Siapin Mental Anak: Jujur dan terbuka jelasin soal sunat ke anak, jangan nakut-nakutin. Kasih tahu manfaatnya dan apa yang bakal dia rasain selama dan sesudah sunat. Ini bakal bantu ngurangin rasa cemas dan takutnya.
- Kasih Nutrisi yang Cukup: Selama masa pemulihan, kasih makanan yang bergizi seimbang. Makanan yang kaya protein, vitamin, dan mineral bakal mempercepat penyembuhan luka.
- Siapin Perlengkapan Pemulihan: Siapin celana longgar biar nggak gesek area sunat, alat pembersih yang lembut, dan obat-obatan dari dokter.
- Jaga Kebersihan Area Sunat: Bantu anak jaga kebersihan area sunat, terutama setelah buang air kecil. Bersihin pelan-pelan pakai air hangat dan sabun yang lembut. Hindari sabun yang ada alkohol atau parfumnya.
- Awas Kalau Ada Tanda Infeksi: Kalau ada tanda-tanda infeksi kayak darah yang nggak berhenti keluar, nanah, atau jaringan hitam di area sunat, langsung hubungi dokter ya.
Sunat itu prosedur yang umum dan banyak manfaatnya buat kesehatan anak laki-laki. Dengan persiapan yang matang dan perawatan yang tepat, proses sunat bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat jangka panjang buat kesehatan si kecil. ***