Sajikabar – Tangis pecah mengiringi kedatangan jenazah Anang Suryono (56), salah satu korban kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang karam di Selat Bali. Suasana pilu menyelimuti rumah duka di Jalan Serma Abdurahman, Mangunharjo, Probolinggo, saat ambulans tiba dini hari, Jumat (4/7/2025). Keluarga dan kerabat yang sudah menunggu sejak lama tak kuasa menahan air mata. Kepergian Anang menjadi luka mendalam, sekaligus pengingat pahit tentang pentingnya keselamatan di laut.
Jenazah Tiba, Penantian Berakhir
Kedatangan jenazah Anang mengakhiri penantian penuh cemas. Setelah proses identifikasi yang relatif cepat di Bali, jenazah akhirnya bisa dibawa pulang ke kampung halaman. Wajah-wajah anggota keluarga yang menyambut kedatangan jenazah memancarkan duka yang tak terlukiskan.
Serah Terima Jenazah yang Khidmat
Ambulans relawan dari Negara, Bali, tiba sekitar pukul 01.00 WIB. Prosesi serah terima jenazah berlangsung khidmat. Anak pertama almarhum menerima jenazah secara resmi, didampingi anggota keluarga lain. Hening menyelimuti sekitar rumah saat peti jenazah diturunkan dan dibawa ke ruang tengah. Doa-doa lirih mengiringi setiap langkah petugas.
Kisah dari Relawan
Abdul Hafid, relawan yang mengantar jenazah, bercerita bahwa jenazah Anang sempat disemayamkan di RSUD Negara bersama lima korban lain. “Ada enam jenazah yang kami bawa dengan lima ambulans. Prioritas kami adalah secepatnya mengantarkan mereka ke keluarga,” tuturnya. Ia menambahkan, pencarian puluhan penumpang yang hilang masih terus dilakukan. “Kondisi cuaca di Banyuwangi-Bali memang ekstrem. Ombak besar dan angin kencang jadi tantangan tim SAR.” Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tinggi gelombang di Selat Bali mencapai 3-4 meter saat kejadian.
Rumah Duka dalam Balutan Duka
Tangis kembali pecah saat jenazah Anang diturunkan dari ambulans. Keluarga, kerabat, dan tetangga tak kuasa menahan kesedihan. Warga berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir. Beberapa wanita terlihat memeluk erat anggota keluarga, mencoba menguatkan mereka. Anak-anak almarhum berusaha tegar, namun kesedihan mendalam terpancar dari mata mereka. Karangan bunga belasungkawa terus berdatangan, memenuhi halaman rumah.
Ucapan Terima Kasih di Tengah Duka
Ustaz Susmi Wahyudi, tokoh agama setempat, menyampaikan terima kasih atas nama keluarga atas bantuan dan kepedulian dari relawan, petugas, dan masyarakat. “Kami sangat berterima kasih atas segala bantuan, dari pencarian, identifikasi, sampai pengantaran jenazah,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi kerja keras tim SAR. “Semoga amal ibadah almarhum diterima, dan keluarga diberikan ketabahan.” Keluarga berharap pemerintah dan pihak terkait meningkatkan standar keselamatan pelayaran, terutama di jalur rawan, untuk mencegah tragedi serupa.
Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya menjadi sorotan. Data Kementerian Perhubungan menyebutkan ini salah satu kecelakaan laut terbesar dalam lima tahun terakhir. Investigasi mendalam akan dilakukan untuk mengetahui penyebabnya dan mengevaluasi standar keselamatan. Hasil investigasi ini diharapkan menjadi dasar perbaikan sistem dan prosedur, sehingga risiko kecelakaan bisa diminimalisir. Pencarian korban hilang terus dilakukan, melibatkan TNI, Polri, Basarnas, dan relawan. Bantuan logistik dan medis terus disalurkan kepada keluarga korban. Pemerintah daerah mendirikan posko krisis untuk memberikan informasi dan dukungan kepada masyarakat. ***