Sajikabar – Kasus sengketa tanah warisan yang dialami Ashanty jadi perbincangan hangat. Bayangkan, tanah yang seharusnya jadi hak keluarga, malah diduga diserobot pihak lain. Nah, biar kejadian serupa gak nimpa kamu, yuk simak taktik jitu buat ngelawan mafia tanah! Dengan langkah yang tepat, aset berhargamu bisa aman dari praktik kotor mereka.
Kasus Ashanty: Aroma Mafia Tanah Tercium?
Perseteruan Ashanty soal tanah warisan almarhum ayahnya memang bikin geleng-geleng kepala. Tanah di Jakarta itu kabarnya diincar pihak lain, sampai muncul dua kepemilikan berbeda! Dari sini, banyak yang menduga ada permainan mafia tanah di balik semua ini.
Ashanty sendiri sempat cerita, setelah berjuang keras, pihak yang diduga menyerobot akhirnya menunjukkan niat baik buat nyelesaiin masalah ini secara kekeluargaan. “Akhirnya dari pihak mereka menghubungi dan mencari solusi, mudah-mudahanlah, kita tunggu (itikad baiknya) gitu,” ujarnya, terdengar sedikit lega.
Sebelumnya, Ashanty udah jelasin kalau ayahnya duluan yang beli tanah itu. Tapi, tanah yang lagi diperebutkan ini malah diklaim udah dijual lagi ke pihak lain. Parahnya, pembeli baru itu udah mulai bangun di atas tanah itu, makin runyam deh! Kasus Ashanty ini jadi alarm buat kita semua supaya lebih hati-hati sama gerak-gerik mafia tanah.
Kenali Dulu Modus Operandi Mafia Tanah!
Mafia tanah itu kayak jaringan rapi yang main curang buat nguasain tanah secara ilegal. Modusnya macem-macem, mulai dari bikin dokumen palsu, ngilangin dokumen asli, sampai ngintimidasi pemilik sah. Mereka pinter banget nyari celah hukum dan kelemahan sistem pertanahan buat ngelancarin aksinya. Biasanya, target mereka itu tanah kosong yang gak keurus, tanah yang lagi sengketa, atau tanah warisan yang statusnya belum jelas.
Menurut pengacara properti, Muhammad Rizal Siregar, kasus Ashanty ini kuat dugaan melibatkan mafia tanah. Soalnya, tanah itu kayaknya belum punya sertifikat yang jelas, jadi sasaran empuk deh buat mereka. “Ashanty ini berhadapan dengan mafia tanah yang di mana para mafia tanah tersebut tidak memberikan statement kalau dia sebagai pembeli pertama,” jelas Rizal. Artinya, pihak yang nyerobot tanah itu gak punya bukti kepemilikan yang kuat, makanya perlu dicek lagi keabsahannya.
Ini Dia Taktik Ampuh Buat Ngelawan Mafia Tanah!
Terus, kalau udah jadi korban mafia tanah, apa yang harus dilakuin? Nih, beberapa langkah yang bisa kamu tempuh:
1. Mediasi Dulu: Biar Gak Ribet di Pengadilan
Kata Rizal, sebelum masuk pengadilan, sengketa tanah itu masih termasuk konflik. Jadi, pemilik tanah dan pihak terkait bisa coba mediasi dulu buat nyari solusi terbaik. Mediasi ini bisa ngelibatin pihak ketiga yang netral, kayak tokoh masyarakat atau mediator profesional.
2. Uji Kepemilikan: Pastiin Surat-Suratnya Bener!
Kalau ada pihak lain yang ngaku-ngaku punya tanah yang sama, penting banget buat ngecek keabsahan surat-surat mereka. Rizal bilang, pembeli pertama itu yang paling berhak dianggap sebagai pemilik. “Kalau melihat dari proses beraninya Ashanty yang mengklaim itu tanah orangtuanya adalah itu kan menunjukkan bahwasannya adalah dia sebagai pembeli pertama di atas tanah tersebut gitu,” ucapnya. Bukti dasar hak, kayak girik dan kwitansi, perlu diteliti lagi buat mastiin semuanya sah.
3. Lapor Polisi: Jeratin Pelakunya!
Pemilik tanah yang jadi korban mafia tanah bisa laporin tindakan mereka ke polisi. Pelakunya bisa dijerat Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan Surat. Soalnya, mafia tanah biasanya ngakalin kepemilikan dengan bikin surat-surat palsu. Ancaman hukumannya lumayan, bisa lebih dari 5 tahun penjara! “Dia (pemilik tanah) harus melakukan upaya hukum dengan melakukan tindakan laporan pidana terhadap laporan pidana kepada kepolisian terkait mengenai pemalsuan surat,” imbuhnya.
4. Minta Ganti Rugi: Biar Gak Boncos!
Selain lapor polisi, pemilik tanah juga berhak minta ganti rugi kalau tanahnya udah dikuasai orang lain, misalnya dibangun sesuatu di atasnya. Secara perdata, kasus kayak gini termasuk perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Besaran ganti ruginya dihitung berdasarkan kerugian yang diderita, yang bisa dikonversi dengan harga NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) tanah itu.
Mencegah Lebih Baik: Amankan Tanahmu dari Awal!
Daripada repot ngurusin sengketa, mendingan dicegah dari awal. Ini beberapa langkah yang bisa kamu lakuin buat ngelindungin tanah dari incaran mafia tanah:
1. Kuasai Fisik Tanah: Tunjukin Kalau Itu Punya Kamu!
Cara paling ampuh buat ngehindarin gangguan mafia tanah adalah dengan nguasain fisik lahan. Soalnya, mereka biasanya ngincer tanah terlantar yang gak dibangun atau digarap. Makanya, penting buat nunjukkin keberadaan kamu di tanah itu. “Jadi fisik harus dikuasai dengan apa? Dengan melakukan pemagaran dengan melakukan tembok di areal tanah tersebut. Yang kedua, dilakukan aktivitas bercocok tanam di atas tanah tersebut agar tanah itu menjadi bagian yang produktif dan berguna bagi masyarakat,” kata Rizal.
2. Daftarin Tanah ke BPN: Biar Legal!
Langkah penting lainnya adalah daftarin tanah ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) buat dapetin sertifikat. Sertifikat tanah, baik berupa Sertifikat Hak Milik (SHM) buat perorangan atau Hak Guna Bangunan (HGB) buat perusahaan, itu bukti kuat kepemilikan tanah. “Setelah diberikan sertifikat, maka kalau pun tanah tersebut belum dipergunakan, maka unsur bukti surat dan bukti fisiknya itu memenuhi syarat. Sehingga pemilik tanah itu menjadi pasti atas tanah yang dipergunakan,” ucapnya.
Intinya…
Kasus Ashanty ini jadi pelajaran berharga buat kita semua. Penting banget buat waspada sama gerak-gerik mafia tanah. Dengan ngerti modus operandi mereka dan ngambil langkah pencegahan yang tepat, kita bisa ngelindungin aset berharga kita dari praktik kotor mereka. Jangan takut buat ngambil tindakan hukum kalau kamu jadi korban mafia tanah. Pastiin kamu punya bukti kepemilikan yang sah dan laporin tindakan mereka ke pihak berwajib. Ngelawan mafia tanah emang butuh keberanian dan ketegasan, tapi dengan usaha bareng, kita bisa berantas praktik ilegal ini dan nyiptain kepastian hukum pertanahan di Indonesia. ***