Varian COVID Baru Muncul di Asia, Gejala Suara Serak Jadi Perhatian?
Varian COVID Baru Muncul di Asia, Gejala Suara Serak Jadi Perhatian?

Varian COVID Baru Muncul di Asia, Gejala Suara Serak Jadi Perhatian?

Sajikabar – Kabar kurang sedap datang lagi dari dunia kesehatan. Varian baru COVID-19 kembali mencuri perhatian, terutama di Asia. Varian rekombinan turunan Omicron yang diberi nama ‘Stratus’ ini menimbulkan kekhawatiran, apalagi ada laporan soal gejala suara serak yang dialami sejumlah pasien.

Varian COVID ‘Stratus’ Muncul di Asia

Munculnya varian ‘Stratus’, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai XFG, membuat para ahli kesehatan kembali siaga. Varian ini tergolong strain rekombinan karena proses infeksinya melibatkan dua strain COVID-19 sekaligus, menghasilkan varian “kawin silang” yang baru.

Apa Sih Istimewanya Varian Stratus (XFG)?

XFG punya beberapa karakteristik yang membuatnya jadi perhatian khusus. Kabarnya, varian ini lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya. Dugaan sementara, ini karena mutasi yang memungkinkannya lebih jago menghindari sistem kekebalan tubuh kita. Data dari Inggris menunjukkan peningkatan kasus yang lumayan signifikan, dari awalnya cuma 10 persen jadi hampir 40 persen dari total kasus COVID-19 yang tercatat. Hal serupa juga dilaporkan terjadi di India.

Penyebaran yang Bikin Khawatir

“Penyebaran strain COVID-19 Stratus ini cukup mengkhawatirkan,” kata Dr. Anindita Kusuma, seorang ahli virologi dari Universitas Gadjah Mada. “Mengingat kekebalan masyarakat terhadap COVID-19 mulai menurun karena makin sedikit yang mau vaksin booster dan infeksi COVID-19 juga sudah jarang dalam beberapa bulan terakhir, makin banyak orang jadi rentan terhadap infeksi varian XFG dan turunannya.”

“Kondisi ini berpotensi memicu gelombang infeksi baru. Tapi, seberapa besar gelombangnya, masih sulit diprediksi dan butuh pemantauan lebih lanjut,” imbuh Dr. Anindita.

Gejala Varian Stratus dan Kenapa Suara Bisa Serak?

Secara umum, gejala varian Stratus mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya. Tapi, ada satu perbedaan yang cukup mencolok, yaitu gejala suara serak.

Gejala Umum Varian Stratus, Apa Saja?

Dari data yang dikumpulkan, gejala umum varian Stratus meliputi sesak napas, kehilangan atau perubahan indra penciuman atau perasa, kelelahan, demam atau menggigil, hidung tersumbat atau berair, nyeri otot, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, sakit kepala, diare, penurunan nafsu makan, dan mual. Gejala-gejala ini mirip dengan gejala yang sering menyertai infeksi varian Omicron dan turunannya.

Suara Serak, Gejala yang Bikin Penasaran

Salah satu gejala yang menonjol dan membedakan varian Stratus dari varian lain adalah suara serak atau perubahan kualitas suara. “Banyak pasien yang terinfeksi varian Stratus melaporkan mengalami suara serak yang signifikan,” kata Dr. Budi Santoso, seorang dokter umum di Jakarta. “Gejala ini seringkali disertai dengan rasa tidak nyaman di tenggorokan dan kesulitan berbicara.”

Para ahli epidemiologi juga menyoroti gejala suara serak ini. Meski begitu, mereka menekankan bahwa kemunculan subvarian baru, termasuk varian rekombinan seperti Stratus, adalah hal yang wajar dan masyarakat tidak perlu panik berlebihan.

Apa Kata Ahli? Tanggapan dan Imbauan

Menanggapi kemunculan varian Stratus, para ahli kesehatan di berbagai negara sudah ambil langkah antisipasi dan memberikan imbauan kepada masyarakat.

Status Varian XFG dan Kenapa Perlu Dipantau?

“Varian XFG sudah masuk kategori variant under monitoring (VuM) sejak akhir Mei 2025,” jelas Dr. Ratna Dewi, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga. “Status ini diberikan karena penyebarannya relatif cepat, terutama di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.”

Dr. Ratna melanjutkan, XFG adalah varian rekombinan yang berasal dari subvarian JN.1. Walaupun kasusnya meningkat, sampai sekarang belum ada indikasi yang menunjukkan bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah atau angka kematian yang signifikan.

Pesan untuk Masyarakat: Tetap Waspada!

Meskipun tidak perlu panik, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjalankan protokol kesehatan dasar untuk mencegah penyebaran varian Stratus. “Masyarakat tidak perlu panik, tapi tetap harus waspada. Protokol kesehatan dasar seperti pola hidup bersih dan sehat, cuci tangan secara teratur, serta memakai masker masih efektif untuk mencegah penularan,” tegas Dr. Ratna.

Selain itu, vaksinasi COVID-19 tetap jadi salah satu langkah penting untuk melindungi diri dari infeksi dan mengurangi risiko gejala yang parah. Pemerintah dan lembaga kesehatan terus mendorong masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi, termasuk booster, sesuai dengan rekomendasi yang berlaku.

Sebagai tambahan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau perkembangan varian Stratus secara global. Data dan informasi terbaru tentang varian ini terus diperbarui dan disebarluaskan kepada masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia. Masyarakat diharapkan selalu memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya dari sumber-sumber yang kredibel. Dengan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat, diharapkan penyebaran varian Stratus bisa dikendalikan dan dampaknya bisa diminimalkan. ***

Tentang Ayesha Pramesti

Halo semuanya! Saya seorang health practitioner yang passionate untuk berbagi informasi kesehatan. Mari kita jalani hidup sehat bersama-sama dengan tips dan insight yang saya bagikan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru