Sajikabar – Ups, Ada Negara yang “Nggak Jadi” Tanda Tangan Perjanjian Dagang dengan Kita?
Menteri Perdagangan, Budi Santoso, baru-baru ini mengungkap cerita menarik nih. Rupanya, ada satu negara yang mendadak “rem mendadak” soal pengesahan perjanjian dagang dengan Indonesia, padahal sebelumnya sudah sepakat. Kira-kira kenapa ya?
Kenapa Perjanjian Dagang Jadi Tertunda?
Defisit Neraca Perdagangan Bikin Was-Was
Jadi, ceritanya begini. Kedua negara ini tadinya sudah “deal”, sudah siap teken kontrak. Eh, tapi menjelang – terakhir, negara mitra dagang kita ini malah minta tunda dulu. Alasannya cukup bikin kaget: mereka khawatir defisit neraca perdagangan mereka dengan Indonesia bakal makin parah. Mudahnya, mereka lebih banyak impor barang dari kita daripada ekspor ke kita. Kalau terus begitu, mereka takut ekonominya jadi kurang sehat.
Kata Mendag Budi Santoso…
Mendag Budi Santoso cerita sedikit kronologinya nih. “Kami punya pengalaman unik. Sudah sepakat, sudah ada komitmen bersama untuk menyelesaikan perjanjian, eh malah diundur-undur,” ujarnya di Jakarta, Kamis (3/7/2025). Mendag menambahkan, permintaan penundaan itu disampaikan hampir bersamaan dengan waktu pengesahan perjanjian. Negara itu beralasan kalau perjanjian dagang malah bikin defisit mereka dengan Indonesia makin jebol. “Kemudian dia bilang, ‘Pak jangan diteruskan dulu. Kalau nanti kita teruskan perjanjian, kami semakin defisit dengan Indonesia’,” imbuhnya. Wah, tampaknya isu ekonomi memang jadi pertimbangan utama mereka ya.
Indonesia Bilang…
Perjanjian Dagang Itu Biar Sama-Sama Untung!
Menanggapi kekhawatiran itu, pemerintah Indonesia langsung pasang badan. Mendag Budi Santoso dengan tegas bilang tujuan perjanjian dagang itu bukan buat bikin negara lain tekor. “Saya sampaikan, kita itu bikin perjanjian dagang tidak untuk membuat Anda defisit. Kalau tujuannya untuk membuat Anda defisit itu namanya perang dagang,” tegasnya. Intinya, Indonesia pengen hubungan dagang yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Manfaatnya Banyak Kok!
Mendag Budi Santoso juga menjelaskan kalau perjanjian dagang itu justru bisa buka pintu pasar yang lebih lebar buat kedua negara. Negara mitra bisa dongkrak ekspor ke Indonesia, sementara kita bisa impor barang-barang penting dari mereka, misalnya mesin-mesin atau barang yang belum bisa kita bikin sendiri. “Tapi kita perjanjian dagang, sehingga bagaimana justru dengan begitu Anda mempunyai akses pasar di Indonesia, demikian juga sebaliknya. Kalau kita memang butuh barang dari negara lain, kita butuhkan barang modal ataupun yang tidak kita produksi, apa salahnya? Demikian juga sebaliknya,” jelas Mendag. Penting banget nih buat memahami semua manfaatnya secara utuh.
Siapa Negaranya? Masih Rahasia!
Indonesia Coba Tenangkan Situasi
Meski sudah cerita soal penundaan, Mendag Budi Santoso masih enggan sebut nama negaranya. Mungkin biar nggak memperkeruh suasana dan hubungan dagang. Seorang sumber anonim dari Kementerian Perdagangan juga bilang, setelah dikasih penjelasan, perundingan perjanjian dagang dengan negara itu sudah dimulai lagi. Pemerintah memang hati-hati banget nih nangani isu sensitif kayak gini.
Perundingan Dimulai Lagi!
Untungnya, setelah diskusi panjang lebar, perundingan perjanjian dagang sudah mulai jalan lagi. “Tapi setelah kita kasih pengertian bahwa tujuan kita itu bagus, sekarang sudah dimulai perundingan. Sudah mulai duduk bersama, karena mungkin berpikirnya mereka tidak seperti itu,” kata Mendag Budi Santoso. Semoga saja kesepakatan dagang ini bisa segera terwujud ya! Pemerintah Indonesia akan terus berusaha meyakinkan negara mitra kalau perjanjian dagang itu saling menguntungkan dan bisa bikin ekonomi kedua negara makin maju. Salah satu caranya adalah dengan kasih data dan analisis lengkap soal potensi manfaatnya. Selain itu, dialog dan komunikasi yang baik juga terus diupayakan untuk mencari solusi terbaik buat semua pihak. ***