Wah, Ternyata China Sekarang Lebih Pilih Alat Kesehatan Lokal?
Wah, Ternyata China Sekarang Lebih Pilih Alat Kesehatan Lokal?

Wah, Ternyata China Sekarang Lebih Pilih Alat Kesehatan Lokal?

Sajikabar – Wah, ada kabar terbaru nih dari Tiongkok! Sepertinya pemerintah di sana mulai lebih memilih alat kesehatan buatan dalam negeri. Kabarnya, langkah ini diambil sebagai respons atas kebijakan pembatasan yang diterapkan oleh Uni Eropa (UE). Hmm, jadi apa ya yang sebenarnya terjadi?

Kenapa Tiba-tiba Ada Pembatasan Alat Kesehatan?

Sepertinya hubungan antara Tiongkok dan Uni Eropa lagi kurang harmonis nih. Kebijakan saling balas proteksi jadi latar belakang utama keputusan Tiongkok untuk lebih memilih produk lokal.

Tensi Tinggi Antara China dan Uni Eropa

Dalam beberapa bulan terakhir, tensi antara Beijing dan Brussels emang lagi panas. Banyak isu yang jadi pemicu, mulai dari urusan dagang sampai teknologi. Uni Eropa mengenakan tarif tambahan buat mobil listrik buatan Tiongkok. Eh, Tiongkok nggak mau kalah, mereka balas dengan mengenakan bea masuk buat brandy impor dari negara-negara anggota UE. Saling balas kayak gini bikin hubungan dagang jadi nggak pasti. Imbasnya? Sektor lain juga kena, termasuk industri alat kesehatan.

Pembatasan dari Uni Eropa, Bikin Gerah

Pemicu utamanya adalah keputusan Uni Eropa yang melarang perusahaan Tiongkok ikut tender publik pengadaan alat kesehatan. Nilai tendernya lumayan gede, sekitar 60 miliar euro per tahun! Brussels beralasan perusahaan-perusahaan Eropa nggak dapet akses yang adil di pasar Tiongkok. Intinya, Uni Eropa nuduh Tiongkok diskriminatif dan merugikan perusahaan Eropa. Kebijakan ini jelas bikin pusing perusahaan alat kesehatan Tiongkok yang selama ini ngincer pasar Eropa.

Respons China: Lokal Lebih Baik?

Merasa ditekan sama Uni Eropa, Tiongkok nggak tinggal diam. Mereka ambil langkah tegas dengan memprioritaskan alat kesehatan buatan sendiri. Ini sekaligus jadi sinyal kuat bahwa Tiongkok nggak akan diem aja kalau diperlakukan nggak adil.

Balasan: Pembatasan Impor Alat Kesehatan dari UE

Sebagai balasan, pemerintah Tiongkok mengumumkan pembatasan pembelian alat kesehatan dari Uni Eropa senilai sekitar 45 juta yuan atau setara dengan Rp 101,87 miliar. Ini bentuk protes atas pembatasan yang dilakukan Brussels. “Terlepas dari niat baik dan ketulusan Tiongkok, UE bersikeras untuk menempuh jalannya sendiri, mengambil langkah-langkah pembatasan dan membangun penghalang proteksionis baru. Oleh karena itu, Tiongkok tidak punya pilihan selain mengadopsi langkah-langkah pembatasan timbal balik,” ujar perwakilan Kementerian Perdagangan Tiongkok, seperti dikutip dari kantor berita Reuters. Keliatan banget kan, Tiongkok merasa terpaksa balas demi melindungi kepentingannya.

Nggak cuma itu, Tiongkok juga memperketat aturan impor alat kesehatan dari negara lain yang pakai komponen dari Uni Eropa. Impor alat kesehatan yang komponen dari UE-nya lebih dari 50% dari nilai kontrak juga bakal dibatasi. Tujuannya jelas, buat menekan Uni Eropa lebih luas dan mendorong perusahaan alat kesehatan di negara lain cari alternatif selain komponen dari Eropa.

Gimana Nasib Perusahaan Eropa di China?

Kebijakan ini pasti berdampak signifikan buat perusahaan Eropa yang beroperasi di Tiongkok. Pembatasan impor alat kesehatan bakal mengurangi pangsa pasar mereka dan memaksa mereka bersaing lebih ketat dengan produsen lokal. Tapi, Kementerian Perdagangan Tiongkok kasih jaminan kok, produk-produk dari perusahaan Eropa yang beroperasi di Tiongkok nggak akan terdampak. “Kami ingin memastikan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa yang berinvestasi dan berproduksi di Tiongkok akan tetap diperlakukan secara adil,” kata perwakilan Kementerian Perdagangan. Pernyataan ini buat meredam kekhawatiran dan menjaga iklim investasi di Tiongkok tetap oke.

Langkah Selanjutnya: Cari Jalan Tengah di Pertemuan Tingkat Tinggi

Buat nyari solusi, kedua belah pihak rencananya mau ngobrol bareng.

Kedua negara dijadwalkan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Tiongkok pada akhir Juli 2025. Pertemuan ini diharapkan jadi ajang buat mencari titik temu dan meredakan ketegangan. “Kami berharap melalui dialog, kita dapat menemukan solusi yang saling menguntungkan dan menghindari eskalasi lebih lanjut,” ujar seorang diplomat Uni Eropa yang nggak mau disebut namanya.

Tapi, prospek kesepakatan damai masih belum pasti nih. Kedua belah pihak punya kepentingan yang beda dan pandangan yang bertentangan soal isu-isu utama. Tapi, setidaknya pertemuan ini kasih harapan bahwa mereka masih mau ngobrol dan nyari solusi diplomatik.

Ke depannya, perkembangan hubungan Tiongkok dan Uni Eropa, terutama di sektor perdagangan alat kesehatan, bakal terus dipantau. Dampak kebijakan ini buat perusahaan-perusahaan Eropa di Tiongkok dan industri alat kesehatan global juga jadi perhatian utama. Langkah Tiongkok yang lebih memilih produk lokal ini jadi sinyal perubahan lanskap perdagangan global yang perlu kita perhatikan. Kita tunggu aja deh, gimana hasil pertemuan tingkat tinggi di akhir Juli 2025 nanti. Apakah dialog bakal bawa solusi, atau malah bikin tegang lagi? Waktu yang akan menjawab! ***

Tentang Vania Nuraini

Hi readers! Nama saya Vania dan saya berdedikasi untuk menyebarkan informasi kesehatan yang akurat. Kesehatan adalah investasi terbaik, yuk kita jaga bersama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru