Wow! Ternyata Banyak Talenta China di Tim AI Andalan Zuckerberg
Wow! Ternyata Banyak Talenta China di Tim AI Andalan Zuckerberg

Wow! Ternyata Banyak Talenta China di Tim AI Andalan Zuckerberg

Sajikabar – Raksasa teknologi Meta, yang menaungi Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kembali jadi buah bibir. Tapi kali ini bukan soal inovasi metaverse, melainkan tentang siapa saja yang meracik kecerdasan buatan (AI) andalan mereka di Meta Superintelligence Labs (MSL). Kabarnya, tim inti MSL yang dipimpin oleh mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang, ternyata didominasi oleh talenta-talenta asal Tiongkok.

Tim AI Andalan Meta: Banyak Muka dari Tiongkok?

Terungkapnya nama-nama di balik MSL langsung memicu perdebatan seru di kalangan pengamat teknologi. Dari sebelas orang di tim inti, tujuh di antaranya ternyata berdarah Tiongkok! Nama-nama seperti Bi Shuchao, Chang Huiwen, Lin Ji, Ren Hongyu, Sun Pei, Yu Jiahui, dan Zhao Shengjia jadi sorotan. Bukan hanya karena kepiawaian mereka di bidang AI, tapi juga karena rekam jejak pendidikan mereka yang mentereng.

Muncul pertanyaan, kenapa Meta begitu mengandalkan talenta dari Tiongkok untuk tim AI sepenting ini? Apakah ini pertanda sistem pendidikan tinggi di Tiongkok memang jagoan dalam menghasilkan ahli AI? Atau jangan-jangan ini strategi Meta untuk lebih mendekati pasar Tiongkok yang potensinya luar biasa besar?

Intip Latar Belakang Si Jenius-Jenius AI Ini

Usut punya usut, sebagian besar anggota tim MSL asal Tiongkok adalah alumni dari universitas top di sana. Sebut saja Tsinghua University, Peking University, Zhejiang University, dan University of Science and Technology of China. Kampus-kampus ini jadi “pemasok” utama talenta AI untuk Meta. Setelah lulus, mereka melanjutkan studi dan karier di Amerika Serikat, mengasah kemampuan di berbagai perusahaan teknologi ternama.

Ambil contoh Chang Huiwen. Ia lulusan program Yao Class di Institute for Interdisciplinary Information Sciences, Tsinghua University. Program ini dikenal sebagai program ilmu komputer super elit yang didirikan oleh Andrew Yao Qizhi, seorang pemenang Turing Award, penghargaan tertinggi di dunia ilmu komputer. Setelah dari Tsinghua, Chang lanjut kuliah ke Princeton University, meraih gelar PhD dengan spesialisasi pemrosesan gambar. Pengalamannya sebelum gabung Meta juga keren: magang di Adobe dan Facebook, lalu kerja di Google dan OpenAI.

“Pengalaman dan keahlian mereka ini sangat berharga untuk pengembangan AI di Meta. Mereka punya kombinasi unik antara teori yang kuat dan pengalaman praktis yang relevan,” ungkap seorang sumber anonim yang dekat dengan Meta. Ia menambahkan, “Meta selalu berkomitmen merekrut talenta terbaik dari seluruh dunia, tanpa melihat kebangsaan atau latar belakang.”

Ramai Dibicarakan di Kalangan Industri Teknologi Tiongkok

Banyaknya talenta AI asal Tiongkok yang bekerja di perusahaan teknologi di luar negeri, termasuk Meta, jadi topik hangat di industri teknologi Tiongkok. Ada yang khawatir soal brain drain, hilangnya sumber daya manusia berkualitas dari Tiongkok. Tapi ada juga yang melihat ini sebagai kesempatan bagi talenta Tiongkok untuk berkembang dan berkontribusi di kancah global.

CEO Nvidia, Jensen Huang, bahkan sempat menyinggung soal ini dalam sebuah forum di Washington, Amerika Serikat. “50% peneliti AI dunia berasal dari Tiongkok,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan betapa pentingnya peran talenta Tiongkok dalam perkembangan industri AI global.

Tapi, kehadiran talenta Tiongkok di tim AI Meta juga menimbulkan pertanyaan soal implikasi geopolitik. Di tengah persaingan teknologi yang makin sengit antara Amerika Serikat dan Tiongkok, bagaimana Meta memastikan teknologi AI yang dikembangkan oleh tim yang didominasi talenta Tiongkok tidak disalahgunakan dan bertentangan dengan kepentingan nasional Amerika Serikat?

Meta sendiri belum berkomentar resmi soal isu ini. Tapi, kita bisa berasumsi bahwa mereka punya mekanisme internal untuk memastikan semua riset dan pengembangan AI mereka sesuai dengan hukum dan regulasi yang berlaku.

Ke depan, menarik untuk melihat bagaimana komposisi tim AI Meta akan berubah. Apakah mereka akan terus merekrut talenta dari Tiongkok, atau mencoba menyeimbangkan tim dengan merekrut talenta dari negara lain? Jawabannya akan sangat mempengaruhi arah perkembangan AI di Meta dan posisi mereka di industri teknologi global. ***

Tentang Dini Novitasari

Hi tech lovers! Saya seorang tech enthusiast yang passionate banget sama perkembangan teknologi. Dari gadget terbaru sampai tips digital, saya akan share semuanya dengan kalian!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Berita Terbaru